Sukacita Pertobatan
Lukas 15:24 (VMD) Anakku yang kusangka sudah mati sudah hidup kembali. Ia telah hilang, tetapi sekarang ia ditemukan kembali.’ Maka mereka mulai berpesta.”
Shalom, Saudaraku... Ku bersyukur Bapa buat kasih setia-Mu di dalam hidupku. Hari ini kita akan belajar sukacita pertobatan.
Saudaraku, Allah kita adalah Bapa yang paling baik. Dia menantikan yang hilang dan bersukacita atas kembalinya anak yang hilang. Kita tahu perumpamaan tentang anak yang hilang. Dia pergi ke negeri yg jauh setelah menerima jatah warisan dari ayahnya. Harusnya ia tidak meminta warisan saat ayah masih hidup. Ini pertanda bahwa dulunya anak ini kurang ajar dan penuh dengan nafsu muda. Ia berfoya-foya di negeri itu dan duitnya pun menipis bahkan habis. Dia pun bekerja sebagai pemberi makan babi 🐷. Kasihan sekali. Kita perlu menyadari bahwa hidup foya-foya akan menuntun pada kemiskinan dan kemelaratan. Jangan suka foya-foya dan hamburkan duit. Jangan hedon. Kalau udah abis duitnya, baru tau rasa, baru nyesel deh. Anak bungsu ini pun ingin makan ampas-ampas yg dimakan babi itu tapi ga ada yg memberikannya. Sungguh melarat sekali. Bayangin, ampas itu cuma sisa. Ampas itu sampahnya dah. Saking melaratnya, anak bungsu ini cuma ingin makan ampas, itu pun ampas makanan babi. Untuk makanan seperti itu saja ga bisa dia nikmati. Sungguh kasihan. Maka, jangan pernah mau jadi anak yg kurang ajar, yg suka foya-foya dan menghamburkan uang.
Saudaraku, di satu titik anak bungsu ini mengakui kesalahannya, ingin bertobat dan kembali ke rumah bapanya. Sukur sukur diterima di situ lagi. Jadi hamba suruhan aja dia udah seneng banget dah. Yes, kita perlu alami titik balik. Lebih baik bertobat dengan rasa malu daripada malu dengan keadaan sehingga ga mau bertobat. Meski kita sudah terseret begitu jauh, masih ada kesempatan buat kita untuk bertobat. Jangan biarkan diri makin jatuh dan terseok-seok. Segera sadari kebodohan diri, kesombongan dan kecemaran diri, minta ampun dan mohon anugerah Tuhan memenuhi kita. Saat anak ini masih jauh dari rumah bapanya, bapaknya ini udah ngeliat ni anak. Ia berlari, memeluk dan menciumnya. Kasih ini begitu indah, manis dan mempesona. Di bayangan saya, ini anak pasti bau, kotor dan dekil. Di sisi lain, bapaknya ini harum, bersih dan rapi. Kelihatan kontras banget. Tapi sang bapa datang dengan mesra, dengan kasih dan rasa rindu yg pecah. Sebelum anak ini bicara, sebelum ia mengaku dosa dan minta ampun, sang bapa sudah memeluk dia. Ini menandakan bahwa Tuhan sebenarnya sudah mengampuni kita sebelum kita mengakuinya dan meminta ampun dosa. Kasih Bapa selalu maju lebih dulu. Kita yg dekil, bau dan kotor ini dikasihi begitu limpahnya oleh Bapa. Oh, sungguh baiknya Engkau Tuhan. Mari kagumi kasih Tuhan dan hidupi kuasa kasih-Nya.
Saudaraku, sorga sungguh bersorak-sorai ketika satu orang yg hilang ditemukan, ketika satu orang yg tersesat beroleh keselamatan. Tuhan paling senang dengan kembalinya anak hilang. Tak peduli seberapa kurang ajar dia dulu sama Tuhan, Ia akan mengampuni mereka yg kembali kepada-Nya. Meski dosanya udah menumpuk seperti gunung anak Krakatau, tapi kasih dan pengampunan Tuhan itu seperti gunung Himalaya yg mengatasi gunung-gunung lainnya. Kita pun perlu bersukacita ketika orang lain menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya. Jangan iri, jangan marah dan jangan cemburu. Anak sulung ini kesal dengan adiknya yg baru saja kembali. Dia merasa kok bapa ga adil sih. Dia masih jengkel sama adiknya. Nah, kita ga boleh punya hati yg seperti itu ya. Harusnya dia turut dalam kebahagiaan bapanya dan menyambut kembalinya adik bungsu. Inilah roh iri hati yg tidak boleh kita pelihara. Ketika orang lain bersukacita, kita harus turut dalam sukacita itu. Kita perlu bergembira ketika yg sesat ditemukan kembali.
Puji Tuhan hari ini kita sudah belajar
✓ Jangan jadi anak yg kurang ajar, suka berfoya-foya dan menghamburkan uang
✓ Bapa mencintaiku kita walau kita dekil, bau dan kotor
✓ Bersukacitalah atas kembalinya yang terhilang, atas diselamatkannya yang tersesat.
Tuhan Yesus menjamah kita. Amin! 😇❤☀️
Kutipan
Bersukacitalah ketika pertobatan terjadi, ketika yang hilang ditemukan kembali.
16-06-2021
RP
Komentar
Posting Komentar