Transformasi Emosi
Mazmur 30:11 (TB) (30-12) Aku yang meratap telah Kauubah menjadi orang yang menari-nari, kain kabungku telah Kaubuka, pinggangku Kauikat dengan sukacita,
Shalom, Saudaraku... Aku kan bersukacita karena Allahku hebat dan luar biasa.
Saudaraku, di dalam Tuhan, kita dapat mengalami transformasi emosi. Transformasi itu perubahan rupa. Emosi itu perasaan. Perubahannya indah loh. Dari ratapan jadi tarian. Terjadi perubahan emosi, yg asalnya duka jadi suka, yang asalnya sedih jadi senang. Itu cuma Tuhan yg sanggup lakukan. Dahsyat sekali! Hal duka jadi suka bisa dialami ketika ada orang yg meninggal. Awalnya kita berduka karena kehilangan orang yg kita kasihi untuk selama-lamanya di dunia ini. Tapi duka itu dapat segera berubah jadi suka. Kenapa? Karena kita menyadari bahwa Allah telah membawa orang meninggal itu ke sorga, mengalami anugerah hidup kekal dan sukacita abadi. Kita tidak lagi larut dalam kesedihan. Kita justru melimpah dengan ucapan syukur dan sukacita. Kalau ga ada jaminan keselamatan dari Tuhan, tentu tranformasi emosi ini ga bakalan terjadi.
Saudaraku, ketika kita tinggal di dalam Tuhan, maka akan ada konsekuensi yg positif, yaitu tranformasi emosi. Jadi, ketika roh kita bersatu dengan Tuhan, maka Ia akan menguasai jiwa kita. Jiwa itu ada 3 unsur, yaitu pikiran, kehendak dan perasaan. Yes, perasaan itu emosi. Nah, unsur inilah yg diubah oleh Tuhan. Perasaan kita ga lagi dibawa oleh suasana dan kondisi. Kadang saat kondisinya lagi susah, kita jadi meratap dan menangis melulu. Dalam Tuhan, Dia sanggup bawa sukacita di tengah kesusahan. Kesusahan menjadi kesempatan bagi kita untuk memacu iman kita kepada Yesus. Kesusahan membuat kita berharap dalam kesesakan. Kesusahan membuat kita akan melihat bahwa Tuhan bekerja dalam segala perkara yg sedang kita hadapi. Itulah yg membuat kita bersukacita meski dalam kesusahan. Tuhan baharui perasaan kita sehingga emosi kita terkendali di dalam Roh Allah yg membimbing kita.
Saudaraku, biarlah sukacita jadi salah satu identitas kuat yg melekat dalam diri kita. Bagaikan mesin dengan oli yg berkualitas baik maka performanya akan semakin oke. Orang yg berpengharapan pun demikian. Ketika ia berpengharapan dalam Tuhan, maka sukacitanya terus mengalir dan memancar di dalam hidupnya. Performanya oke dan mantap selalu. Kita bersyukur atas pemeliharaan Tuhan, kita tidak larut dalam dukacita. Dukacita mungkin ada tapi akan segera digantikan dengan sukacita. Kenapa kita ga boleh larut dalam dukacita? Karena dukacita itu mengekspresikan ratap dan tangis. Tahukah di mana rata dan tangis akan dialami selama-lamanya? Bukan di sorga melainkan di neraka. Itulah emosi yg dimunculkan oleh penghuni neraka, yaitu ratap dan tangis. Oleh sebab itu, orang Kristen yg namanya terdaftar dalam kitab kehidupan tidak boleh larut dalam dukacita dan ratapan. Apapun kondisinya, kita perlu berlimpah dengan sukacita. Dukacita itu manusiawi tapi ingat, kita telah ditebus oleh darah Yesus yg mahal sehingga kita mewarisi suasana sorgawi yg penuh dengan sukacita di dalam Kristus.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
✓ Tuhan sanggup ubah ratapan jadi tarian, dari dukacita menjadi sukacita
✓ Tuhan sanggup bawa sukacita di tengah kesusahan hidup
✓ Ratap dan tangis akan kekal di neraka. Identitas orang Kristen ialah sukacita. Tuhan Yesus mengasihi kita. Amin! 😇🙂🥳
Kutipan
Transformasi emosi yg indah dan menakjubkan akan dialami oleh orang yang berharap pada Yesus
06-11-2021
RP
Komentar
Posting Komentar