KHASIAT DI BALIK TEGURAN
(Amz 15:10) Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.
Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita selalu diliputi sukacita di dalam TUHAN..
Saudaraku, bagaimana perlakuan Tuhan Yesus terhadap orang Farisi dan ahli Taurat? Yesus seringkali menegur mereka dengan keras dan terus terang. Mengapa? Karena mereka telah meninggalkan jalan yang benar, mereka hidup dengan kemunafikan dan penuh dengan iri hati. Orang yang punya hati busuk haruslah ditegur dengan keras. Didikan yang lemah lembut tidak lagi berlaku terhadap mereka. Kerasnya didikan Yesus menyatakan bahwa sebenarnya Dia peduli, Dia ingin agar mereka semua sadar dan bertobat dari kemunafikan dan iri hatinya. Yesus sangat bijaksana. Dia tahu kepada siapa Dia harus keras dan kepada siapa Dia harus lemah lembut. Kita juga harus bijaksana dalam bertindak. Kepada orang yang telah meninggalkan jalan benar, kita harus didik mereka dengan keras. Jangan manjakan orang yang keras sebab mereka akan jadi pribadi yang semaunya, susah diatur dan suka melawan. Sebaliknya kita harus ajarkan yang benar, tegas bahkan keras. Kita lakukan itu atas dasar kasih bukan kesal, atas dasar sayang bukan benci.
Saudaraku, Alkitab juga mengingatkan bahwa orang yang membenci teguran akan mati. Kita harus waspada sekali dengan peringatan ini. Teguran itu memang ga enak bahkan kadang nyakitin tapi kalau kita ga suka teguran, kita terancam akan mati. Kita harus bersikap positif terhadap teguran. Kita harus punya pandangan dan keyakinan bahwa teguran itu bersifat mendidik, memperbaiki dan mengoreksi diri kita jadi versi yang lebih baik. Banyak orang ingin menjadi orang yang lebih baik dari hari ke hari tapi kok malah ga suka sama teguran? Bukankah teguran itu yang akan menolong kita jadi versi yang lebih baik? Barangsiapa merasa diri sudah sempurna, dia tidak perlu lagi teguran tetapi kalau kita belum sempurna, kita sangat butuh teguran. Kita perlu masukan, kita perlu pandangan yang membangun, kita perlu mendengar pendapat orang lain. Kita harus membuka diri untuk diberi saran dan masukan. Meskipun keras, percayalah bahwa banyak pelajaran berharga di dalamnya.
Saudaraku, ketika kita menyadari bahwa teguran itu baik dan positif, maka kita juga harus bersedia ditegur dan menegur. Ya, kita harus menyatakan kepedulian kita kepada orang lain dengan cara menegur. Dengan meyakini bahwa kita bukan manusia sempurna, maka selalu ada ruang bagi kita untuk menegur, mengoreksi dan memberi masukan buat orang lain. Kita harus tergerak untuk memberi teguran dengan cara yang penuh kasih dan sopan santun. Kita melakukannya karena kita sayang. Kalau pun harus memberikan teguran yang keras, belajarlah untuk mempunyai hati yang murni atas dasar kasih. Saya juga masih banyak belajar untuk berani menegur orang lain. Mengapa keengganan ini sering muncul? Karena kita merasa diri juga orang yang punya kekurangan sehingga merasa tidak pantas menegur orang lain. Nah, ini pandangan yang keliru. Seharusnya kita menyadari bahwa saya tidak sempurna dan dia pun tidak sempurna sehingga kita harus sama-sama saling menegur demi kebaikan bersama. Ketika kita menegur orang lain, itu tandanya kita juga membuka ruang untuk ditegur oleh orang lain. Maka, jangan takut menegur dan jangan alergi ditegur sebab keduanya akan memicu kita untuk jadi lebih baik lagi.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya mau mendidik dengan keras orang yang meninggalkan jalan benar.
2. Saya mau membuka diri untuk menerima teguran sebab dengan demikian saya bisa belajar untuk jadi versi yang lebih baik.
3. Saya mau menegur dan ditegur karena ini adalah wujud kasih kepada orang lain.
Tuhan Yesus memberkati. Amin
Kutipan
Menegur adalah wujud kasih kepada orang lain dan ditegur adalah kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri jadi versi yang lebih baik
12-05-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar