PENIPU VS ORANG JUJUR

(Amz 21:8) Berliku-liku jalan si penipu, tetapi orang yang jujur lurus perbuatannya.


Shalom, Saudaraku.. Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita dipenuhi oleh kasih dan sukacita di dalam TUHAN.. 


Saudaraku, di kantor Garuda Maintenance Facility, saya bertugas di unit Learning Center Unit. Saya sering berhubungan dan berinteraksi dengan siswa-siswi SMK yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di sini. Ketika mengadakan evaluasi terhadap karakter, kemampuan dan pengetahuan mereka, saya ngobrol dan menemukan bahwa ada siswa yang kurang memahami materi. Kemudian saya memberi tugas kepadanya. Lalu beberapa hari kemudian tugas itu tidak dikerjakan. Saya pun bertanya apa alasannya. Dari situlah ia berbohong. Bicaranya berbelit-belit, muter-muter, banyak o a e o, bicara ga lancar. Namun ia tetap mengatakan bahwa dirinya jujur dan tidak berbohong. Setelah beberapa hari kemudian, ia kembali menampilkan tindakan yang mencurigakan. Saya tanya lagi alasannya kenapa, ia tampak membuat cerita baru lagi. Setelah itu saya laporkan ke pihak sekolahnya karena anak tersebut kurang disiplin, tidak menulis catatan harian dan tidak lulus presentasi. Pihak sekolah pun panggil orang tuanya ke sekolah untuk mendapatkan pembinaan.


Saudaraku, setelah orang tuanya dipanggil, ia menyepakati dan menandatangani pernyataan akan mendidik anaknya lebih baik dan lebih sungguh lagi. Saya pun bertemu dengan anak ini setelah beberapa hari kemudian dan saya menanyakan kembali, apakah beberapa waktu ia membohongi saya atau tidak. Ia pun mengungkapkan bahwa selama ini ia menipu saya, berbohong dan mengelabui saya dengan berbagai alasan yang ia ungkapkan. Saya pun menerima pengakuan dan permohonan maafnya sambil membina siswa ini agar ia bertobat, bersikap jujur dan sungguh-sungguh dalam belajar serta melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Demi menutupi kekurangannya, ia berbohong dan nekat menipu pembimbingnya di industri. Kita tidak boleh menipu demi menutup kelemahan dan kekurangan. Sebaliknya kita harus dengan rendah hati mengakui ketika ada kesalahan dan kekurangan yang kita lakukan dan miliki. Jangan memakai topeng yang justru menuntun kita pada kejahatan.


Saudaraku, orang jujur akan berbicara terus terang dan apa adanya. Kalau pun ia salah, maka ia akan mengakuinya dengan rendah hati tanpa menutupi sedikit pun informasi. Dengan rendah hati, maka ia membuka dirinya untuk dibina dan dididik lebih lagi. Hati orang yang jujur akan alami ketenangan dan kedamaian. Ia tidak terbata-bata ketika bicara, tidak perlu memutar otak untuk bersandiwara. Ia pribadi yang baik yang mengutamakan perkenanan Allah. Ia sadar bahwa Allah Mahatahu sehingga kalau pun ia berhasil membohongi manusia, ia tidak akan mampu menipu Allah. Maka orang jujur tidak pernah mau bermuka dua. Ia akan jujur kepada Allah dan kepada manusia. Tak masalah dapatkan teguran karena punya kekurangan atau kelemahan asal jangan punya karakter yang buruk karena menipu. Kita juga harus belajar untuk jujur terhadap segala hal. TUHAN akan meluruskan jalan kita ketika kita mau komitmen untuk bersikap jujur, apapun keadaannya.


Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu 

1. Saya tidak mau menipu, berbohong dan membuat alasan yang berbelit-belit. 

2. Saya tidak mau menutupi kesalahan dan kekurangan saya dengan cara berbohong. 

3. Saya mau bersikap jujur dan apa adanya di setiap kondisi yang ada sebab TUHAN akan meluruskan jalanku. 

Tuhan Yesus menjamah kita. Amin.. 😇😊😃


Kutipan

Penipu akan diikat oleh alasannya yang berbelit-belit tetapi orang jujur akan berjalan dengan damai dan tenang.


10-09-2024

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN