Mukjizat Bukan Jaminan
Mazmur 78:32 (BIMK) Meskipun begitu umat-Nya tetap berdosa, keajaiban-keajaiban-Nya tidak membuat mereka percaya.
Shalom, Saudaraku... Tiada yang mustahil bagi orang percaya karena Roh Allah turut bekerja di antara kita.
Saudaraku, apakah ketika seseorang mengalami mukjizat yg besar dan ajaib maka ia dijamin percaya kepada Allah? Misalnya, si Udin tidak bisa melihat. Dia buta. Lalu ia didoakan oleh seseorang dalam nama Yesus sehingga ia dapat melihat. Apakah ada jaminan bagi Udin untuk percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya? Enggak loh, mukjizat itu ga menjamin seseorang percaya kepada Allah. Perbuatan Tuhan yg besar dan ajaib bukan merupakan jaminan bagi seseorang untuk hidup seturut kehendak Allah. Yang bikin iman bertumbuh itu bukan mukjizat melainkan firman Kristus. Kita harus lebih merindukan firman Allah daripada mukjizat Allah. Kitab perlu lebih menginginkan hadirat Allah daripada kesembuhan ilahi. Kita perlu pilih yg prioritas. Kalau kita lebih mengutamakan kesembuhan ilahi daripada firman Allah, maka pasti ada yg salah, ada yg keliru, ada yg meleset. Cara pandang seperti itu harus diubah dan dibaharui.
Saudaraku, kita semua tahu perbuatan Tuhan yg besar dan ajaib bagi bangsa Israel ketika hendak mengeluarkan mereka dari tempat perbudakan, dari tanah Mesir. Apa yg Allah lakukan? Allah menjatuhkan 10 tulah yg luar biasa dan tidak ada tandingannya. Hal semacam itu tidak akan terjadi lagi. Hanya orang Israel di zaman itulah yg mengalami dan menyaksikannya. Kemudian orang Israel pun berjalan di tengah Laut Teberau ketika mereka menemui jalan buntu saat kabur dari kereta Firaun. Tuhan buka jalan. Tuhan turunkan manna sorgawi, Tuhan kasih air yg deras dari gunung batu, Tuhan tuntun mereka dengan tiang awan dan tiang api. Semuanya spektakuler dan menakjubkan. Tapi, apakah bangsa ini percaya kepada Allah? Kaga!!! Mereka malah bikin patung anak lembu emas dan menyembahnya. Mereka masih terikat dengan berhala. Hidup rohani mereka hanyalah formalitas dan pura-pura. Di hati mereka sendiri, Allah bukanlah pribadi yg mereka sembah. Sungguh ironis. Ini membuktikan bahwa mukjizat yg besar dan ajaib bukanlah jaminan seseorang percaya kepada Allah.
Saudaraku, ada contoh lain yg bisa kita lihat, yaitu Hizkia. Waktu itu dia menerima pesan dari Yesaya bahwa dia akan mati dan tidak akan sembuh lagi. Mendengar itu, Hizkia menangis dan berdoa kepada Allah untuk meminta belas kasihan. Allah melihat kesungguhannya dan memperpanjang umurnya selama 15 tahun. Hizkia alami mukjizat yg besar. Dia sembuh dan dapat kesempatan untuk hidup lebih lama. Tapi apa yg terjadi? Bukannya membesarkan dan memuliakan perbuatan Allah yg besar dan ajaib, dia malah menunjukkan kemewahan dan kemegahan istana raja kepada para utusan dari negeri Babel. Hizkia lupa akan anugerah Tuhan dan fokus pada milik kepunyaannya sendiri. Dia tidak menggunakan sisa hidupnya untuk mewartakan kasih Allah. Dia malah menggunakan waktunya untuk satu hal yg memicu pembuangan orang Israel negeri Babel. Jadi, sudah jelas bahwa mukjizat bukanlah jaminan seseorang bisa percaya dan hidup bagi Allah. Hanya firman Kristus yg kita baca, renungkan, lakukan dan bagikan yg akan membuat kita bertumbuh makin serupa Kristus. Jadi harapkanlah hadirat Allah lebih dari mukjizat apapun. Sekalipun kita belum pernah mengalami mukjizat yg besar, jangan berkecil hati sebab yg terpenting ialah kita mengalami hadirat Allah di dalam firman-Nya setiap hari.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Mukjizat tidak menjamin seseorang untuk percaya kepada Allah
☆ Meski sudah alami banyak mukjizat, seseorang bisa saja tetap tidak percaya kepada Allah
☆ Kesembuhan ilahi tidak memastikan seseorang untuk memakai sisa hidupnya bagi kemuliaan Allah
Tuhan Yesus menopang kita. Amin! 😊😃💕
Kutipan
Mengalami mukjizat bukanlah jaminan bagi seseorang untuk percaya dan hidup bagi Allah
16-11-2021
RP
Komentar
Posting Komentar