Kalimat Perintah yang Harus Dikerjakan
2 Timotius 4:2 (TB) Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
Shalom, Saudaraku... Bagi-Mu Tuhan seluruh hidupku, pakailah Tuhan bagi kemuliaan-Mu.
Saudaraku, dalam ayat ini kita mendapati kalimat perintah yg ditandai dengan kata "beritakanlah." Kalau kita mau memberitakan sesuatu, maka kita harus tahu materinya, mengerti kemudian menyampaikannya. Coba deh liat reporter di acara berita. Mereka kan memberitakan sesuatu, apakah mereka celingak-celinguk, cengengesan dan ga ngomongin apa-apa? Tentu engga dong. Mereka bekerja dengan memberitakan kabar atau kondisi terkini. Mereka melihat situasi, mendapatkan data dan informasi lalu punya bahan untuk kasih berita. Okehhh, gimana kaitannya dengan ayat ini? Kita disuruh "beritakanlah". Beritakan apa? Firman! Itu artinya kita harus setia baca, renungkan dan belajar firman. Kenapa? Karena entah itu waktu yg baik atau buruk, kita harus siap sedia. Memberitakan firman harus kita lakukan kapanpun waktunya. Harus siap, makanya belajar firman, jangan pernah berhenti belajar.
Saudaraku, firman Tuhan juga beri perintah agar kita menyatakan apa yg salah. Ini seringkali jadi masalah banyak orang. Kenapa? Karena kita sungkan, segan, merasa ga enak, takut nyakitin hati orang lain dan sebagainya. Haduh, bener-bener hati nurani kita diuji. Saya juga masih sungkan dan takut. Contoh ya.. Di ruang kantor itu, karyawan ga boleh merokok. Tapi ada beberapa senior saya yg merokok di situ. Saya tahu itu salah tapi saya sungkan, saya takut, jadi saya ga nyatakan kesalahan mereka. Di sini lain, kalau ada orang yg lebih muda dari saya melakukan kesalahan, saya berani menyatakan kesalahan sambil mengajari mereka. Namun firman Tuhan memerintahkan agar kita menyatakan kesalahan orang lain berapapun usianya, entah lebih muda atau lebih tua, entah lebih tinggi atau lebih rendah jabatannya. Kita harus seperti Tuhan Yssus yg berani nyatakan kesalahan para ahli Taurat dan orang Farisi. Memang resikonya ada, yaitu dibenci atau diancam, tapi itulah justru yg jadi kesempatan bagi kita untuk menderita oleh sebab kebenaran. Ada janji Tuhan menanti, yaitu merekalah yg empunya Kerajaan Allah.
Saudaraku, setelah menyatakan kesalahan, kita ga berhenti dan cukup di situ doang. Kita ga cuma menghakimi. Ada tahapan berikutnya, yaitu menegur dan menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran. Ini dia... Kadang ketika kita menyatakan kesalahan orang lain dan menegurnya, orang itu ngelunjak, marah dan ga terima. Wah, ini memang di luar ekspektasi. Kita seringkali jadi ciut juga karena hal tersebut. Namun Alkitab beri penekanan bahwa kita harus sabar. Sabar itu teruji lewat ujian dan penderitaan. Masa-masa ga enak itu memoles dan mengasah kesabaran. Bertahanlah dalam arena ujian itu. Saat diperlakukan ga enak sama orang lain, kita harus tetap lakukan bagian kita, yaitu menegur dan menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran. Udah, sabar aja. Kasih nasihat yg sesuai pengajaran firman. Kalau ga didengerin gimana? Yang penting kita udah lakukan bagian kita; biarlah yg urus sikap hati jadi urusan Roh Kudus. Jadilah orang Kristen yg menguasai diri dan ga mudah kepancing emosi. Kalau lawan bicara pakai nada tinggi, kita harus merendah, gunakan intonasi yg rendah dan lembut. Jangan terprovokasi. Mari terus lakukan kebenaran, kebaikan dan tetap sabar.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Untuk bisa beritakan firman, maka belajarlah firman supaya kita tahu apa yg perlu kita beritakan
☆ Kita harus berani menyatakan kesalahan dan menanggung resikonya
☆ Tegor dan nasihati yg salah dengan segala kesabaran dan pengajaran
Tuhan Yesus menopang kita. Amin 😇🤍🙂
Kutipan
Jangan cuma menyatakan kesalahan, lanjutkanlah dengan tegoran dan nasihat yg disampaikan dengan sabar
12-03-2022
RP
Komentar
Posting Komentar