Belajar Taat Melalui Penderitaan
Ibrani 5:8 (VMD) Yesus adalah Anak Allah, tetapi Ia menderita dan belajar untuk taat melalui penderitaan-Nya.
Shalom, Saudaraku.. Saya mau ikut Yesus, saya mau ikut Yesus sampai selama-lamanya...
Saudaraku, di zaman sekarang, apalagi di kalangan anak muda atau orang tua muda 😁, kita sering mendengar istilah "privilege." Apa makna dari privilege? Ini punya makna hak istimewa yang didapatkan oleh anak yg orang tuanya kaya raya atau punya jabatan. Dengan begitu, si anak lebih mudah untuk berkembang, maju dan sukses. Gara-gara privilege, beberapa orang yg lahir dari keluarga sederhana jadi minder dan ga mau berusaha karena orang tuanya biasa aja sehingga ia merasa ga punya kesempatan besar untuk sukses. Padahal seseorang dengan ayah yg kaya raya dan punya jabatan pun punya kesusahannya sendiri yang mengharuskan dia untuk berjuang. Baik yg kaya, sederhana atau miskin punya masalahnya, kesulitan dan perjuangannya masing-masing. Hal yang harus kita lalui untuk meraih keberhasilan ialah belajar, belajar dan terus belajar. Nah, kali ini kita mau belajar dari Tuhan Yesus. Dia adalah Anak Allah. Apakah Dia punya privilege alias hak istimewa? Oiya jelas dong. Tapi seperti yg kita renungkan kemarin, Dia mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa sebagai hamba. Wouww... Dia punya segalanya tapi Dia ga ambil privilege itu. Keren banget. Dahsyat sekali. Kita perlu belajar dari Tuhan Yesus.
Saudaraku, sebagai Anak Allah yg ilahi, Ia sebenernya melampaui waktu dan tempat. Ia sebenernya bisa berada di mana saja. Tapi Ia mau lepaskan dulu privilege itu ketika menjadi manusia. Ia menjadi terbatas, yes sama seperti saudara dan saya. Allah dalam kodrat ilahi itu sebenernya ga bakalan haus atau lapar, tapi Dia lepas juga privilege itu dan Ia merasakan apa yg kita rasakan. Bahkan ini yg penting, Dia itu belajar taat loh. Ini luar biasa banget. Ada kata belajar di sini, itu artinya proses. Anak Allah mau berproses, mau belajar. Ini sungguh teladan yg menakjubkan. Wawwwww.... Saya sungguh kagum dan terpesona dengan Tuhan Yesus. Oh haleluya, saya punya Allah yg rendah hati, saya punya Allah yg mau belajar, saya punya Allah yg taat pada otoritas, Dialah Tuhan Yesus. Saya sangat bangga dengan Tuhan Yesus. Demikian juga kita, harusnya kita belajar untuk taat. Ini yg menyukakan hati Bapa. Bapa ingin agar kita berjalan dalam ketaatan dari hari ke hari. Prinsip ketaatan akan membawa kita menuju Kerajaan Allah. Dalam Kerajaan Allah nda ada pemberontakan. Itu sebabnya kita perlu hidup taat, belajar taat.
Saudaraku, mari kita menggali lebih dalam ya. Kekaguman saya meningkat kembali karena Kristus belajar taat melalui penderitaan. Oh haleluya... Banyak manusia semakin menderita semakin mengeluh, semakin marah, semakin berontak, semakin ga menerima. Bener nda? Kadang kita sakit hati kalau alami penderitaan. Tapi lihat Tuhan Yesus, dalam penderitaan Dia justru belajar taat. Dia terima segala tuduhan, cercaan, siksaan dan paku salib yg menancap di tangan serta kaki-Nya. Dia tidak mengeluh, Dia tidak mendendam, Dia tidak membalas. Apa yg Dia lakukan? Dia taat bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah ketaatan sejati. Itulah wujud tunduk kepada otoritas. Inilah jalan menuju Kerajaan Allah. Kita perlu terus belajar untuk hidup dalam prinsip ketaatan dan area belajarnya ialah di dalam penderitaan. Mari jangan jadikan penderitaan sebagai ajang mengasihani diri sendiri atau minta belas kasih orang lain melainkan jadi momen belajar taat. Semakin kita memancarkan ketaatan, semakin kita makin serupa dengan Tuhan Yesus. Sungguh, Tuhan Yesus sangat indah.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Tuhan Yesus punya privilege tapi Ia tinggalkan itu semua
☆ Selama hidup di dunia sebagai manusia, Tuhan Yesus belajar taat
☆ Tuhan Yesus belajar taat melalui setiap penderitaan yg dialami-Nya
Tuhan Yesus menyayangi kita. Amin 😇😊🙏
Kutipan
Penderitaan ialah kesempatan emas untuk belajar taat
28-07-2022
RP
Komentar
Posting Komentar