Kembali Lagi Tentang Mempersembahkan Hidup
Roma 6:22 (TB) Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal.
Shalom, Saudaraku... Yesusku terimalah korban syukurku ini yang mengalir di hati-Mu sebagai persembahanku...
Saudaraku, kehidupan yang menang ialah kehidupan yang merdeka dari dosa karena bersandar penuh kepada Allah. Kita ga boleh merdeka terhadap Allah. Kita musti bergantung penuh kepada-Nya. Merdekalah atas dosa bukan terhadap Allah. Kita menjadi hamba Allah ketika kita merdeka atas dosa. Seorang hamba ialah pribadi yang mempersembahkan hidupnya bagi tuannya. Ia mendedikasikan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi bagi Tuhan. Apa yang kita persembahkan? Ada beberapa hal. Pertama ialah orang-orang di sekeliling kita. Kita perlu rela mempersembahkan setiap orang di sekeliling kita. Maksudnya piye? Gimana? Alkitab mengatakan barangsiapa mengasihi pasangan, ayah, ibu, anak, teman atau saudaranya lebih daripada mengasihi Tuhan Yesus, maka ia tidak layak bagi-Nya. Ini pernyataan yg tegas dan jelas. Artinya kita perlu mengasihi Tuhan lebih dari segalanya. Kita harus persembahan orang-orang itu kepada Allah. Contohnya bisa kita liat dalam diri Abraham. Ishak adalah anak yang sangat ia kasihi, sangat ia sayangi. Ia lahir di masa tuanya. Inilah harta paling berharga dalam hidup Abraham. Tapi satu waktu, Abraham diuji. Ini merupakan ujian kasih, apakah Abraham lebih mengasihi anaknya atau mengasihi Allah lebih dari apapun. Ternyata ketika Abraham disuruh persembahkan anaknya, dia taat, dia mau mempersembahkan yg terbaik bagi Allah. Oh haleluya, oh puji Tuhan. Inilah yg dimaksud dengan mempersembahkan setiap orang di sekeliling kita dan Inilah kemenangan.
Saudaraku, hal kedua yang perlu kita persembahkan ialah kepentingan pribadi. Suatu waktu ada seseorang, sebut saja ia bernama Udin. Udin. Udin ini seorang anak yatim dan keluarganya dalam kondisi ekonomi yg sangat miskin. Meski begitu, Udin anak yang pintar. Di bangku SMA dia mendapat beasiswa dan ia pun melanjutkan ke bangku kuliah juga dengan beasiswa. Kemudian dia ingin dikirim ke bangku kuliah di Shanghai sebelum melanjutkan pendidikan lebih lanjut di Amerika Serikat dengan catatan ia harus bekerja bagi almamaternya selama ia hidup. Mamah dan pamannya banggs ssma Udin. Mereka kasih ucapsn selamat kepadanya dan merasa sangat bahagia. Mereka punya harapan, dengan keadaan ini, Udin kelak bisa membiayai kebutuhan hidup keluarga. Beberapa waktu yg lalu, Udin telah menjadi Kristen sejati. Ia memutuskan untuk mempersembahkan hidupnya bagi Allah. Dalam doanya, ia berkata, "Tuhan, Kau tahu cita-citaku, namun Engkau memanggilku. Aku nda bisa memperjuangkan cita-citaku di luar Engkau ya, Tuhan. Karena itu, aku mau untuk pergi ke tempat yg terpencil dan memberitakan Injil di sana." Ini doa yang sangat dalem. Dari situ, Udin nda jadi menandatangani surat perjanjian untuk beasiswa. Pejabat di kampus berpikir bahwa dia lagi marah tapi nyatanya dia telah mempersembahkan hidupnya bagi Tuhan.
Saudaraku, lalu apa yg terjadi? Kemudian mamahnya menemui Udin sambil menangis dan berkata, "Sejak ayahmu meninggal, aku telah bekerja keras, membentukmu untuk berhasil di masa yang akan datang. Kini kau dapat beasiswa tapi kau menolaknya." Mamahnya terus menangis tersedu-sedu. Pamannya juga datang, bilang gini ke Udin, "Din, selama ini Paman rawat mamahmu dan berharap kau kelak bisa membiayai hidup keluarga. Sodaramu ga punya duit untuk lanjutkan sekolah tapi kau dapat kesempatan emas yang justru kau buang begitu saja." Pamannya kecewa sama Udin. Kondisi ini membuatnya ada dalam situasi kritis. Udin pun berdoa kepada Tuhan untuk minta petunjuk apa yg harus ia lakukan. Ia menyadari bahwa hidupnya adalah milik Tuhan dan bukan manusia. Dan sebagai keputusannya, ia taat kepada Allah yg telah memanggilnya. Di kemudian hari, ia memenuhi keperluan hidup keluarganya tapi nda bisa memenuhi keinginan keluarga untuk mengenyam pendidikan beasiswa itu. Udin pun memenuhi panggilan Tuhan untuk menjadi penginjil. Inilah artinya mempersembahkan urusan kita kepada Tuhan, mempersembahkan kepentingan pribadi demi panggilan Tuhan. Ini tidak berarti mempersembahkan hidup itu menjadi penginjil sepenuh waktu. Ada yang panggilannya berbisnis untuk menyokong pekerjaan Tuhan lewat penghasilan yg diperoleh dari bisnis. Mempersembahkan hidup itu artinya mau memenuhi panggilan Tuhan atas hidup kita, entah kita jadi penginjil, karyawan, pengusaha dan lain sebagainya. Kita harus utamakan kepentingan Tuhan dan rela meninggalkan kepentingan pribadi. Inilah kemenangan.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Persembahkanlah orang-orang di sekeliling kita kepada Allah
☆ Persembahkanlah segala urusan dan kepentingan pribadi kepada Tuhan
☆ Persembahkan hidup kita demi panggilan Tuhan
Tuhan Yesus mengasihi kita semua. Amin 😇🌟🤍
Kutipan
Mempersembahkan hidup bagi Tuhan ialah bukti nyata dari kemenangan hidup ini
22-07-2022
RP
Komentar
Posting Komentar