Mengosongkan Diri
Filipi 2:6 (BIMK) Pada dasarnya Ia sama dengan Allah, tetapi Ia tidak merasa bahwa keadaan-Nya yang ilahi itu harus dipertahankan-Nya.
Shalom, Saudaraku... Inilah yang ku punya hati sebagai hamba, yang mau taat dan setia pada-Mu Bapa...
Saudaraku, dalam iman Kristen, kita percaya Allah Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Tiga pribadi Allah memiliki kesetaraan yg sama. Allah Bapa dan Allah Anak memiliki kuasa yang sama, kemuliaan yg sama dan keagungan yg sama. Namun, dalam diri Allah, kita dapat melihat adanya otoritas dan ketaatan. Ini luar biasa. Otoritas ada di dalam diri Bapa dan ketaatan ada dalam diri Anak. Sekali lagi kita diingatkan bahwa Allah Bapa dan Allah Anak itu sama dan setara dalam kemuliaan dan kuasa, namun di sisi lain kita bisa melihat adanya otoritas dan ketaatan. Kita tahu bahwa malaikat memberontak kepada Allah dengan hasrat ingin menyamai Yang Mahatinggi lalu ia dilemparkan ke bumi. Kita pun tahu bahwa manusia juga memberontak kepada Allah dengan memakan buah pengetahuan yg baik dan yg jahat. Malaikat dan manusia gagal dalam hal taat kepada otoritas. Oleh sebab itu, Allah Anak mengosongkan diri-Nya dan melepas unsur keilahian-Nya itu untuk menjadi manusia yang taat terhadap otoritas. Allah Anak ingin menebus manusia yg gagal dalam menundukkan dirinya kepada Allah.
Saudaraku, selain mengosongkan diri-Nya dan mengambil rupa sebagai hamba, Tuhan Yesus pun telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di kayu salib. Ini merupakan bentuk dari ketaatan yg sempurna. Di dalam diri Allah Anak tidak ada pemberontakan sedikit pun terhadap otoritas Allah. Inilah hal yang menjadi teladan bagi kita semua. Allah Anak yang empunya segalanya, yg mencipta langit dan bumi dengan firman pun bersedia untuk mengosongkan diri dan merendahkan diri. Ingat, Dia yang empunya segalanya loh tapi Dia juga yg rela tinggalkan segala kemuliaan besar demi menundukkan diri pada kehendak Bapa, yaitu agar Ia menebus manusia dari maut. Kristus selesaikan semuanya dengan sempurna. Bagaimana dengan kita? Kita ini sudah jelas-jelas hina, penuh cela dan noda, sudah selayaknya kita tunduk kepada Allah, sadar diri dan rela menjadi hamba. Tidak patut kita memberontak kepada Allah. Kita hanya perlu taat, patuh dan tunduk. Tak ada tindakan lain yg bisa kita tunjukkan. Kita harus meneladani karakter Kristus yang tunduk kepada Bapa.
Saudaraku, Allah Bapa pun mengaruniakan nama di atas segala nama bagi Tuhan Yesus Kristus supaya setiap lutut bertelut dan semua lidah mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Oh indah sekali. Ini pun adalah suatu karunia bagi orang-orang yg merendahkan dirinya di hadapan Allah. Prinsip Allah yaitu meninggikan yang merendahkan diri dan merendahkan yang meninggikan diri. Orang yg merendahkan diri ialah mereka yg tunduk pada otoritas. Banyak sekali perintah yg tercantum dalam Alkitab. Ketika kita mengabaikan salah satunya, maka kita sedang memberontak kepada Allah. Ketika Alkitab perintahkan mengucap syukurlah dalam segala hal, tapi kita malah milih untuk ngeluh melulu, maka kita sedang memberontak. Sebaliknya kalau kita undang Kristus masuk dalam hati kita, maka kita akan mencerminkan ucapan syukur. Ini adalah wujud penundukan diri. Mari kita lakukan...
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Malaikat dan manusia gagal menundukkan diri kepada otoritas Allah
☆ Kita harus meniru teladan Tuhan Yesus yg tunduk kepada kehendak Bapa
☆ Allah meninggikan yang merendahkan diri di hadapan-Nya
Tuhan Yesus mengasihi kita. Amin 😇😊🤍
Kutipan
Tunduklah kepada Allah maka engkau akan ditinggikan
27-07-2022
RP
Komentar
Posting Komentar