Ndak Hidup Oleh "Apa Kata Orang"
1 Korintus 4:3 (BIMK) Bagi saya, tidak menjadi soal apa yang kalian -- atau siapa pun -- juga pikirkan tentang diri saya. Malah apa yang saya sendiri pikirkan mengenai diri saya sendiri pun tidak menjadi soal.
Shalom, Saudaraku... Sebuah lagu berkata, "Ajarku mengenal-Mu, ajarku lebih mengenal-Mu, pribadi-Mu yg ku rindu, ajarku mengenal-Mu."
Saudaraku, orang yg dewasa rohani memiliki karakter yg matang. Dalam bergaul dan berelasi dengan orang lain, seringkali kita menerima penilaian atau omongan orang lain, entah itu yang baik atau yang buruk. Nah, kalau seseorang belum dewasa rohani, setiap pujian malah membuat dirinya sombong dan merendahkan yang lain lalu setiap ejekan bisa membuatnya marah, kesal dan kecewa. Beda dengan orang yg dewasa dan matang, dia nda hidup berdasarkan apa kata orang atau opini sekitar. Bahkan ia tidak hidup apa kata dirinya sendiri. Orang yg dewasa rohani hidup sesuai apa kata Tuhan, sesuai penilaian Tuhan. Dia tidak membiarkan hidupnya ditentukan oleh orang lain. Inilah orang yg dewasa, orang yg matang. Apakah kita panas hati ketika diejek? Apakah kita sombong ketika dipuji? Coba cek deh...
Saudaraku, penting untuk mematikan segala perasaan yang salah dan menyimpang dalam diri kita. Layaknya orang yg mati beneran, dia ga marah ketika diejek dan dihina, dia juga ga sombong ketika dipuji dan diagungkan. Yaudah, biasa aja. Nah, tapi kita ga bener-bener kayak orang mati ya tapi kita bisa belajar dari orang mati. Yg perlu lakukan sebagai orang yg dewasa rohani ialah bersukacita ketika dihina dan sabar dalam kesesakan. Seringkali orang ngomong yg buruk tentang diri kita meski kita sudah lakukan yg baik, benar dan mulia. Yo wes gapapa, hidup kita kan buat Tuhan bukan buat orang lain. Kita harus menaruh yang pertama sebagai yg pertama. Allah itu yg pertama, maka jadikan Dia yang pertama. Jangan sampai, Allah itu yg pertama lalu ku tempatkan apa kata orang yg pertama. Banyak di antara kita saat ini mulai kompromi dengan hidup. Kita hidup untuk nyenengin orang lain sampe kita harus dukakan Roh Kudus. Nah, inilah yg disebut salah penempatan. Mestinya Tuhan jadi yg pertama dan kita kesampingkan hal lainnya. Jangan berusaha untuk menyenangkan semua orang sebab bisa dipastikan orang macam begitu adalah orang yg munafik. Satu-satunya yg harus kita lakukan menyenangkan Tuhan saja.
Saudaraku, mari kita belajar untuk mengenal apa kehendak-Nya. Banyak kehendak manusia, banyak keinginan manusia, tapi yg bener cuma apa kata Tuhan. Biarkan penilaian, opini dan penghakiman orang lain tidak menghentikan kita untuk melakukan apa kata Tuhan. Jangan goyah, jangan goyang, jangan kendor. Pasanglah ikat pinggang kebenaran. Cuma ikat pinggang ini saja yg harus kita kenakan. Jangan kenakan ikat pinggang kepalsuan juga kemunafikan. Pandanglah Yesus yg hidup benar dan kudus. Ada yg suka sama Dia tapi banyak juga yg ga suka sama Dia. Dengan kondisi seperti itu, apakah Yesus jadi berubah supaya yg ga suka jadi suka? Engga kan? Yang Yesus lakukan ialah terus lakukan kebenaran, menyenangkan hati Bapa dan taat sampai mati. Banyak orang menghakimi Dia, mengejek, mengolok-olok dan merendahkan Dia. Tapi Dia tetap fokus hidupi kebenaran dan hidup berkenan di hadapan Bapa. Demikian juga kita seharusnya hidup. Mari hidup berkenan di hadapan Bapa.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Jangan hidup oleh apa kata orang tapi hiduplah sesuai dengan apa kata Tuhan
☆ Jangan menyenangkan semua orang. Senangkanlah Tuhan.
☆ Hiduplah berkenan di hadapan Bapa sekalipun banyak orang ga seneng dan menghakimi kita.
Tuhan Yesus menghibur kita. Amin ☀️💫🫶
Kutipan
Aku ndak mau hidup oleh apa kata orang tapi aku ingin hidup benar untuk menyenangkan hati Bapa saja.
08-10-2022
RP
Komentar
Posting Komentar