Menabur dengan Berlinang Air Mata

Mazmur 126:5 (TB)  Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.

Shalom, Saudaraku... Sebuah lirik berkata, "Ku nyanyi Haleluya, sungguh Kau hebat, ajaib perkasa, perbuatan-Mu di hidupku."

Saudaraku, menabur itu bicara soal proses. Menabur itu usaha kita untuk kelak memperoleh hasil. Saat kita jalani proses, belajarlah untuk tidak protes. Karakter kita akan ditentukan oleh waktu dan jalan yang berbatu. Tak apa jika banyak air mata bercucuran saat menabur sebab memang perlu kerja keras untuk menjalaninya. Proses yang dijalani dengan benar pasti akan menemui jalan yang sulit dan terjal. Proses yang benar akan mengasah mental dan keteguhan hati kita, apakah kita lemah dan mudah menyerah atau kita penuh semangat dan pantang menyerah. Proses yang benar akan mendewasakan kita, akan membuat diri kita makin matang dan akan mencetak hasil yang brilian suatu saat nanti.

Saudaraku, siapa tokoh yang menabur dengan mencucurkan air mata? Saya tertarik bahas Yusuf. Saya yakin bahwa Yusuf ini tokoh yg banyak berlinang air mata. Dia tokoh yg emosional. Perasaannya begitu mudah tersentuh sehingga air mata menetes deras di pipinya. Buktinya apa? Waktu dia menemui saudara-saudaranya, dia menangis dengan pedih, banyak air mata bercucuran karena momen tersebut. Nah, tapi kita ga dapat keterangan bahwa Yusuf suka meneteskan air matanya di awal kisahnya sebagai anak yg dibenci oleh saudara-saudaranya, sebagai hamba Potifar juga sebagai narapidana di penjara. 3 fase yg baru saya sebut begitu mengharukan. Proses ini berat, sulit dan rumit. Sebagai orang benar yg harusnya layak diberi tempat yg enak dan nyaman, Yusuf malah menderita dari satu fase ke fase lainnya. Hal ini memicu air mata. Dalam jalani proses ini, Yusuf bagaikan seorang petani yang sedang menabur sambil mencucurkan air mata. Petani yang menabur pasti suatu saat akan menuai. Namun ia harus menunggu waktunya. Dia harus sabar untuk merawat padinya, menyirami dan menjaganya. Demikian juga dengan Yusuf. Dia sudah diberi visi oleh Allah bahwa kelak bulir gandumnya akan berdiri tegak dan 11 bintang akan sujud kepada bintangnya. Namun sebelum alami itu semua, Yusuf harus jalani proses yg banyak menguras air mata.

Saudaraku, meski banyak mencucurkan air mata, Yusuf tidak menyerah. Dengan tekun, selama bertahun-tahun alami hidup yang dibenci, difitnah dan dibuang, pada waktunya Tuhan, dia diangkat jadi penguasa di Mesir dan dipercaya untuk mengurus semua kebijakan di negeri adidaya tersebut. Di umur 30 tahun, tepatnya setelah Yusuf menafsirkan mimpi Firaun, di situlah Yusuf alami sorak-sorai. Kini tuaian yang besar telah didapat oleh Yusuf. Ia kini ada di puncak kejayaan dan posisi. Ia begitu penting bagi Mesir dan masyarakat. Ia begitu berhikmat dan bijaksana. Sungguh Yusuf menjadi teladan bagi kita semua. Kita harus setia seperti Yusuf yg tidak marah, tidak menyalahkan Tuhan dan tidak menyerah. Jangan berhenti di tengah jalan atau menyerah setelah mencapai 95%. Aduh, sayang banget dah. Kita harus setia jalani proses yg mencucurkan banyak air mata. Ingat saatnya kan tiba nanti, kita akan melihat pelangi kasih-Nya.

Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Bangunlah proses yang benar sejak semula, yakni ketika kita dalam tahap menabur
☆ Proses hidup yang berat dan sulit seringkali mengundang derai air mata tapi sadarlah bahwa itu mendewasakan
☆ Saatnya pasti kan tiba kita melihat pelangi kasih-Nya, kita akan rasakan menuai dengan sorak-sorai.
Tuhan Yesus menopang kita. Amin 🤍😊✨

Kutipan
Menaburlah meski harus menangis, kelak kau akan bersukacita karena tuianmu begitu berkualitas

19-01-2023
RP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN