Menerima Kecaman
Amsal 9:8 (TB) Janganlah mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan dikasihinya,
Shalom, Saudaraku... Sebuah lirik berkata, "Saudaraku dan Saudariku Tuhan cinta dan mengasihi-Mu."
Saudaraku, ada sesuatu yg menarik, yaitu seorang pencemooh ga mau dicemooh. Dia pengennya ngejek tapi giliran dia diejek, dia akan marah dan kesel. Tapi kalau dia ngejek yg lain, dia bakalan seneng dan puas dengan itu semua. Pengamsal memberi kita nasihat untuk tidak mengecam pencemooh sebab mereka akan membenci kita. Inilah sebabnya ada beberapa orang yg berkata, "Ga usah nasihatin dia karena dia pasti bakal meremehkan nasihatmu." Meski kita sayang sama mereka dengan memberi perhatian dan nasihat tapi mereka malah balas kita dengan kebencian. Telinga mereka panas, hati mereka juga berontak ketika perbuatannya dikecam. Pencemooh emang ga suka asupan bergizi dan sehat. Dia pengennya kebodohan demi kebodohan. Dia sukanya ketawa-ketawa doang, ngejek orang jadi hiburan bagi dirinya. Sungguh malang sekali orang ini.
Saudaraku, berbeda dengan pencemooh, kalau orang bijak, dia suka sama kecaman. Bagi dia, kecaman adalah alarm untuk memperbaiki diri jadi lebih baik lagi. Kecaman akan menjadi titik di mana ia berbenah dan mengevaluasi diri. Jadi ketika dikecam, dia justru mengasihi orang yang mengecamnya bukan malah membenci orang itu. Bahkan banyak orang bijak lebih suka dikecam daripada dipuji. Kita harus punya kerendahan hati untuk menerima kecaman. Kalau kita udah bangun tembok ego dan tinggi hati, maka kita akan jadi pribadi yg membalas kecaman dengan kebencian. Sebaliknya kalau kita bangun kerendahan hati dan keterbukaan, maka peluang bagi kita untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri akan semakin besar. Kita justru akan mengasihi orang yg pernah mengecam kita. Kita akan bertumbuh jadi orang yg suka dikritik supaya perbaikan diri semakin nampak dan terus berlangsung.
Saudaraku, kecaman itu jauh lebih nempel di pikiran dari pada pujian. Satu waktu saya pernah dibilang stupid alias bodoh oleh orang Singapura yang sedang bekerja di PT. GMF tempat saya bekerja. Saya dibilang stupid karena saya tidak mengerti apa yg sedang dibicarakan oleh orang Singapura itu. Beliau bicara bahasa Inggris dengan pengucapan yg begitu cepat dan akses yang begitu khas. Saya tidak sanggup untuk menangkap maksud dan pesannya. Akhirnya saya dibilang stupid dan dia begitu kesal dengan saya. Setelah kejadian itu, saya anggap pernyataan itu sebagai kecaman. Saya pun mengevaluasi diri dan memperbaiki kemampuan saya dalam mendengar maupun bicara bahasa Inggris. Saya hubungi beberapa teman yg jago bahasa Inggris agar saya punya kesempatan ngobrol dengan mereka dalam bahasa Inggris. Saya pun meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dengan membaca buku dan nonton Youtube. Puji Tuhan, setelah momen itu saya merasakan bahwa kemampuan saya dalam bahasa Inggris terus meningkat dan semakin baik. Saya bersyukur kepada orang Singapura itu karena telah mengecam saya. Meskipun ucapan itu awalnya menyakitkan tapi ujungnya menyembuhkan. Yes, menyembuhkan kemampuan saya yang kurang dalam bahasa Inggris menjadi semakin baik hari ini. Dalam berbagai hal, kita perlu terus belajar dan memperbaiki diri sehingga kita harus terus rendah hati, membuka diri dan siap menerima kecaman.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Pencemooh sukanya ngejek dan dia benci sama kecaman
☆ Kecaman baik sekali untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri
☆ Bersikaplah rendah hati dan terbuka terhadap kecaman yang dinyatakan oleh orang lain
Tuhan Yesus menguatkan kita. Amin 😊✨😇
Kutipan
Kecaman akan membuatmu semakin baik, semakin kuat dan semakin pintar jika kau terima dengan kerendahan hati
25-01-2023
RP
Komentar
Posting Komentar