Mengutuki Hari Lahir
Yeremia 20:14 (TB) Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan! Biarlah jangan diberkati hari ketika ibuku melahirkan aku!
Shalom, Saudaraku... Sebuah lirik lagu berkata, "Betapa ajaib dan dahsyatnya Tuhan kejadianku, Kau menenun diriku serupa gambaran-Mu."
Saudaraku, saya hampir tidak pernah mendengar mengutuki hari lahirnya. Ga ada orang yg benci sama hari kelahirannya. Yang ada dan yang banyak dan yang terpampang nyata ialah mereka justru merayakan hari ulang tahunnya. Bahkan ya, orang fasik pun bersukacita ketika hari lahirnya diperingati. Dia rayakan party yang mengundang gelak tawa, pesta pora dan kemeriahan. Lantas ada apa dengan Yeremia? Dia kan nabi, kok ngomongnya gitu? Uhhh, ini pertanyaan yg menohok. Alkitab itu jujur. Inilah buku paling jujur di dunia ini. Ga ada pencitraan dalam Alkitab. Semua ditulis melalui ilham Roh Kudus dengan kemurnian dan kejujuran. Yeremia alami banyak tekanan, musuh menyerang di mana-mana. Logikanya, dia udah beritakan kebenaran maka dia harusnya dihargai, didukung dan dikasihi. Yang terjadi malah sebaliknya. Dia dibenci, dicaci dan disingkirkan. Hal itu sangat menusuk hati Yeremia. Dia sangat tertekan. Orang yg alami sengsara oleh karena hidup dalam Allah akan alami pergumulan yg berat semacam ini sehingga timbul ucapan yg bahkan mengutuk hari lahir. Ucapan ini keluar dari seorang nabi yg taat. Di balik ketaatannya, ada momen di mana ia sangat sedih, perasaannya diliputi rasa takut dan kecewa karena begitu beratnya kondisi yg ia alami.
Saudaraku, ketika kita belum mengalami pergumulan yang berat sebagai orang Kristen, itu artinya kita masih ada di zona nyaman, di zona hijau. Pergumulan berat hanya akan dialami oleh orang yg berani menyatakan kebenaran, menegakkan keadilan dan memberitakan Injil. Di luar itu, kita akan ada di zona yg aman, ga ada hambatan dan ga ada masalah yg berat sehingga ga ada ungkapan sedih atau ratapan seperti yg Yeremia ungkapkan. Jangan menyangka karena kita ga pernah mengutuki hari lahir kita maka kita lebih rohani dari Yeremia. Ga, ga begitu ya. Ini justru menyatakan bahwa hidup kita belum sepenuhnya didedikasikan buat Tuhan. Rumah kita bukan di sini, bukan di dunia, makanya orang yang hidup benar akan terus alami penderitaan dan kesengsaraan. Sadarlah bahwa benar ini bukan rumah kita. Kalau kita sudah selesai "traveling" di dunia ini, kita sudah beritakan kebenaran selama kita hidup, nanti Tuhan panggil kita kembali, pulang ke rumah Bapa dan alami sukacita kekal di sana.
Saudaraku, benar bahwa hidup itu ga selalu mulus. Yeremia begitu sakit, sakit banget. Hancur banget hatinya. Bayangin, dia udah khotbah, dia udah layani firman, tapi ga ada yg mau taat, ga ada yang mau peduli, semua pengennya semau gue. Sakit ga? Sungguh ini menyakitkan. Bahkan Allah pun murka kepada bangsa Israel. Bayangin, kalau Musa, orang yg akrab sama Tuhan itu berdoa bagi umat Israel, Tuhan ga mau denger. Kalau Samuel juga berdoa bagi umat Israel, Tuhan juga ga mau hiraukan meskipun Samuel ini pendoa syafaat buat bangsanya. Bayangin betapa mengerikannya kondisi moral bangsa Israel kala itu. Yeremia sampai nyesel, kok saya lahir ya, kok saya ada di dunia ini ya. Dalem banget. Ini ungkapan hati yg jujur, yg mengumbar sisi lemah manusia. Itu sebabnya kita butuh kasih karunia Allah setiap hari untuk menghibur kita yg berduka dalam kebobrokan dunia ini. Sekalipun kita udah kayak nabi, udah jadi pembicara sana sini, udah dianggap hamba Tuhan yg berkuasa, kita ga pernah bisa lepas dari karunia Allah. Anugerah Tuhan saja yg bisa memberi kita semangat di tengah keterpurukan. Anugerah Allah saja yg sanggup menyadarkan kita kembali bahwa kita lahir itu punya tujuan ilahi dan Tuhan tetapkan kita untuk jadi berkat bagi banyak orang. Coba kalau kita lepas dari anugerah Allah, maka kita akan berakhir dengan kekecewaan dan kebinasaan. Syukurlah Allah masih beri anugerah sehingga kita yg alami kelemahan, letih lesu dan beban berat diberi kelegaan, penghiburan, kekuatan dan keselamatan.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Alkitab jujur dalam menyatakan kelemahan seorang nabi, seorang yg taat.
☆ Jika kita belum pernah alami pergumulan berat sebagai orang Kristen, maka kita belum mendedikasikan hidup kita bagi Allah
☆ Kasih karunia Allah membuat kita yg lemah, letih lesu dan berbeban berat menjadi kuat, semangat dan bangkit lagi bagi Tuhan
Tuhan Yesus menopang kita. Amin ππΏπ€π«Ά
Kutipan
Tanpa kasih karunia Allah, aku akan terus kecewa dan mengutuki hari lahirku tapi dengan anugerah Allah, aku tidak akan menetap dalam ratapan; aku akan bangkit demi kemuliaan-Nya
17-03-2023
RP
Komentar
Posting Komentar