Totalitas Pertobatan
Yunus 3:5 (BIMK) Penduduk Niniwe percaya kepada pesan Allah itu. Seluruh rakyat memutuskan untuk berpuasa, dan semua orang, baik besar maupun kecil, memakai kain karung untuk menunjukkan bahwa mereka menyesali dosa-dosa mereka.
Shalom, Saudaraku... Tuhan Yesus begitu baik, mulia dan tulus.
Saudaraku, saat Yunus ada di perut ikan, ini menyatakan mukjizat Allah yg besar. Yunus dilempar ke lautan ketika badai bergelora, mestinya dia mati tenggelam tapi Allah izinkan dia hidup. Ikan besar Tuhan pakai untuk selamatkan Yunus dan ikan nurut sama Allah. Ini luar biasa sekali. Di perut ikan, Yunus bersyukur atas kebaikan Tuhan dan itu memicu dirinya untuk pergi ke Niniwe, memenuhi panggilan Tuhan dan memberitakan firman ke sana. Seringkali kita baru nurut dan taat kalau udah ditimpa kesusahan dan bencana. Banyak orang baru bergerak ketika hukuman sudah dijatuhkan. Ibarat anak sekolah atau mahasiswa, mereka baru kerjakan tugas kalau besok dikumpulin. Kenapa? Karena hukuman akan segera tiba kalau mereka ga juga mengerjakan tugas di hari terakhir. Kita mestinya bergerak lebih dini. Ketika Tuhan perintahkan, kita langsung bergerak. Jangan nunggu Tuhan marah, murka atau geram dulu sama kita. Jangan memancing amarah Tuhan dong. Harusnya kita ngerti dan langsung bergerak.
Saudaraku, Yunus pun pergi ke Niniwe untuk memberitakan firman Tuhan. Khotbah Yunus membuat penduduk Niniwe percaya kepada Allah. Luar biasa sekali. Dari mulut orang yg dulunya pergi dari hadapan Tuhan, dari mulut orang yg punya hati membenci dan mendendam ternyata Allah bisa sentuh hati orang Niniwe yg penuh dengan kebusukan. Allah itu bisa bekerja dengan cara yg luar biasa. Seringkali kita berpikir, karena dulunya orang itu jahat, hina dan hancur, ga mungkin dia bisa menangkan jiwa bagi Yesus, ga mungkin dia tuntun orang pada pertobatan. Ga gitu ya konsepnya. Saat kita berkhotbah, yang sesungguhnya berfirman adalah Allah. Kita hanyalah alat. Kita harus bersedia dipakai oleh-Nya. Kemudian di sisi lain, seringkali kita berpikir, karena orang ini jahatnya bukan main, karena dia begitu bengis, mana mungkin dia bertobat dan mengaku dosa. Ga mungkinlah. Mustahil itu mah..! Inilah pikiran kita. Tapi nyatanya orang Niniwe yg jahat ini ternyata mau bertobat, mau meninggalkan dosa kekejiannya. Inilah pekerjaan Roh Kudus. Hati sekeras apapun dapat Tuhan lembutkan. Sehina apapun masa lalu kita, Tuhan sanggup pulihkan.
Saudaraku, tak diduga dan tak disangka, ternyata pertobatan orang Niniwe begitu total. Mereka bertobat dan memutuskan untuk berpuasa. Kenapa puasa? Karena mereka begitu menyesali dosa-dosanya. Ini adalah pengakuan dosa dan pertobatan yg begitu serius. Jarang orang bertobat lalu berpuasa. Tobat ya tobat aja, ngaku dosa ya ngaku dosa aja. Itu yg dilakukan sebagian besar dari kita. Tapi orang Niniwe berbeda. Mereka mau totalitas, menyerahkan hidup kepada Allah. Mereka tidak lagi mau hidup dalam kebengisan dan kekejaman. Hati yg keras telah menjadi hati yg baru, yakni hati yg taat dan lemah lembut. Ketika kita bertobat, kita harus rela meninggalkan apa yg salah dan buruk demi Kristus. Entah senikmat apapun dosa itu, entah sesulit apapun meninggalkan dosa itu, kita rela melakukannya karena kita mau melekat kepada Allah. Belajar untuk meninggalkan dosa ialah bentuk kasih kita kepada Allah. Orang yg bertobat perlu membenci dosa. Kebencian membuat kita jauh dari seseorang kan? Nah, dari pada benci seseorang lebih baik benci sama dosa. Kita jauh dari dosa. Kita hindari dosa. Kita matikan perbuatan dosa. Kita mau bertobat, mau menyesali setiap kesalahan kita dan memberi diri kepada Allah.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
☆ Jangan nunggu dihajar atau dihukum dulu lalu taat dan nurut
☆ Tuhan sanggup pakai orang hina untuk menyampaikan firman dan menyentuh orang keji untuk bertobat
☆ Bertobatlah dengan totalitas, yakni dengan membenci dosa, menyesali perbuatan jahat dan memberi diri kepada Allah
Tuhan Yesus mengasihi kita. Amin 😇😃🙏🏿
Kutipan
Bertobatlah dengan totalitas, bencilah dosa
19-04-2023
RP
Komentar
Posting Komentar