Ujian Terberat

 Kejadian 22:2 (TB)  Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

Shalom, Saudaraku... Sebuah lirik berkata, "Karya terbesar dalam hidupku, pengorbanan-Mu yang selamatkanku."

Saudaraku, beberapa hari lalu saya menonton film di bioskop berjudul "His Only Son" yang berarti Anak Tunggalnya. Film ini tentang Abraham dan Ishak, yakni anak tunggalnya, anak perjanjian, anak kesayangannya. Film ini diambil dari kisah ini, yakni di Kejadian 22. Ini adalah ujian yang sangat besar bagi Abraham. Ini adalah tes paling sulit melebihi ujian nasional, olimpiade matematika ataupun sidang skripsi, tesis dan disertasi. Ini ujian iman paling sulit yang pernah ada di muka bumi ini. Kalau kita amati pasal-pasal sebelumnya, kita akan mengetahui bahwa Abraham sudah banyak menghadapi ujian hidup. Dia lalui satu per satu. Kadang gagal tapi dia bangkit lagi. Itulah siklus kehidupan kita. Ga selalu jalan hidup kita mulus. Tak jarang kita juga alami kegagalan dan kejatuhan. Kita dapat nilai jelek dalam ujian hidup. Namun yang Tuhan mau ialah kita terus maju dan bergantung pada kasih karunia Allah. Kegagalan adalah kesempatan bagi kita untuk makin bergantung kepada Tuhan. Itu yg dialami Abraham. Dia terus naik kelas hingga sampai pada titik yg sangat tinggi. Dia diberi ujian yang sangat sulit, yaitu mengorbankan anaknya yang tunggal kepada Allah. Kenapa sulit? Karena saat itu tidak ada sejarahnya seorang ayah disuruh memyembelih anaknya. Kalau mau dipikir secara logis, itu kejam dan keji sekali. Itu berbahaya dan tidak manusiawi. Itu konyol dan mengada-ada. Tapi Abraham mendengar dengan jelas bahwa itulah kehendak Tuhan. Coba renungkan, itu ujian yg mudah atau sulit? Sulit banget....!! Semakin seseorang dekat dengan Tuhan, justru semakin sulit ujian hidup yg ia alami.

Saudaraku, kalau saya punya anak tunggal dan saya terima pesan itu dari Tuhan, mungkin saya akan berpikir begitu panjang, pikir berhari-hari atau beberapa bulan atau bahkan menolak perintah Tuhan yg aneh itu tapi Abraham langsung bertindak loh. Keesokan harinya dia langsung jalankan apa yg Tuhan mau. Dia persiapkan segala sesuatu untuk berangkat ke bukit Moria. Jangan anggap Abraham itu kejam dan jahat sehingga ia tidak butuh waktu lama untuk memikirkan perintah Tuhan itu. Abraham itu sangat sayang sama anaknya tapi kasih sayang Abraham jauh lebih besar bagi Pribadi yg memberikannya seorang anak. Coba kita renungkan, kita lebih sayang sama anak atau sama yang memberi anak? Kita lebih sayang buah hati atau Tuhan..? Alkitab mengatakan kalau kita tidak mengasihi Tuhan sebagai yg terutama maka kita tidak layak bagi Dia. Kalau kita lebih sayang isteri dan anak ketimbang Tuhan, maka kita tidak pantas menjadi murid Tuhan. Inilah yg perlu kita renungkan dan terapkan. Kita diminta untuk lebih mengasihi yg tidak kelihatan dari pada yg kelihatan. Ingat, hukum kasih berkata bahwa yang pertama dan utama ialah mengasihi Tuhan Allah kemudian yg kedua barulah mengasihi isteri, anak, keluarga, teman, saudara dan sesama kita.

Saudaraku, ujian ini tidak sederhana. Ujian ini menuntut beberapa hal. Abraham harus mempersembahkan anaknya di tanah Moria, di salah satu gunung. Dari film yg ku tonton kemarin, perjalanan ke situ sangat jauh, sekitar 3 hari perjalanan kaki jauhnya. Lalu ada musuh yg mau menghadang dan mengancam. Untuk sampai ke tanah Moria, mereka harus hadapi rintangan berbahaya. Kalau pemalas dikasih perintah ini, dia pasti ogah, dia pasti ngeluh atau dia mencela perintah itu. Tapi lihatlah Abraham, dia tidak mengeluh, tidak marah, tidak menawar apa yg Tuhan perintahkan. Dia jalankan semuanya. Dia mengorbankan tenaganya, waktunya, perbekalan, mental dan segalanya. Bahkan ia harus tinggalkan isterinya. Isterinya ga diajak bahkan ga diberitahu. Bayangin kalau isterinya diberitahu bahwa Ishak akan disembelih sebagai korban bakaran untuk Tuhan, kemungkinan Sara akan menolak dan marah. Dari hal ini kita bisa belajar bahwa tidak semua visi yg kita terima dari Allah harus kita beritahukan kepada pasangan atau keluarga kita sebab ketika mereka tahu visi itu dan mereka tidak mengerti kehendak Allah, maka mereka akan jadi pengacau. Perhatikan, betapa sukarnya ujian yg harus dihadapi oleh Abraham. Namun di tengah kesukaran ini, Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan. Anugerah-Nya besar dan kasih karunia-Nya cukup bagi Abraham. Di tengah kesulitan terberat, Allah tidak pernah sedetikpun meninggalkan kita. Dia menolong, menguatkan dan mendorong kita supaya kita lulus di dalam ujian yg Tuhan berikan.

Puji Tuhan, banyak hal yg kita pelajari dari renungan hari ini. Hal apa saja yg mau kita lakukan?
1. Saya mau menyadari bahwa semakin dekat saya dengan Tuhan, maka semakin sulit ujian hidup yg akan saya alami.
2. Saya mau mengasihi Tuhan lebih dari mama, bapa, adik, kaka dan teman saya sendiri.
3. Saya percaya bahwa anugerah Tuhan akan selalu menopang saya dalam ujian hidup yg saya hadapi.
Tuhan Yesus menguatkan kita. Amin 🙌✨🫶

Kutipan
Ujian terberat dari Tuhan akan mengasah iman kita supaya makin hari makin murni dan teguh

04-09-2023
RP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN