PERCAYA DIA BUKAN PERCAYA DIRI
(Kej 40:8) Jawab mereka kepadanya: "Kami bermimpi, tetapi tidak ada orang yang dapat mengartikannya." Lalu kata Yusuf kepada mereka: "Bukankah Allah yang menerangkan arti mimpi? Ceritakanlah kiranya mimpimu itu kepadaku."
Shalom, Saudaraku… Sebuah lirik lagu berkata, “Hosana bagi Sang Raja, Hosana di tempat Yang Mahatinggi.. Hosana, Hosana, Hosana bagi Dia..!”
Saudaraku, juru minuman dan juru roti bermimpi tapi ga ada yang bisa mengartikan mimpi itu. Kemudian Yusuf bilang bahwa Allah yang sanggup menerangkan mimpi tetapi ia meminta keduanya menceritakan mimpi itu kepada Yusuf. Ini artinya Yusuf memberi pesan bahwa dirinya ga bisa tafsirkan mimpi tapi Allah yang ada di dalamnya sanggup memberikan arti dari mimpi itu. Indah, sungguh indah banget. Kita harus punya sikap hati sepert ini. Kita ga bisa tapi TUHAN yang di dalam diri kita bisa. Jadi ga masalah kalau kita ga bisa karena TUHAN itu bisa, TUHAN itu sanggup, TUHAN itu mampu. Banyak orang setelah menyadari dirinya ga bisa malah diem dan ga berbuat apa-apa. Akhirnya dia ga berkembang dan terhenti di situ-situ aja. Orang-orang pengangguran yang malas adalah orang yang banyak kali pesimis, mengatakan diri ga bisa. Tapi apa? Bukannya meminta kepada TUHAN, bukannya mengandalkan TUHAN, mereka malah diem dan ga buat apapun. Itu yang bikin orang gagal. Mereka sadar diri ga bisa tapi mereka ga mengandalkan ALLAH yang bisa, mampu dan sanggup..!
Saudaraku, saat kita lemah sadarlah TUHAN kita kuat. Kelemahan adalah kesempatan bagi TUHAN untuk menyatakan kekuatan-Nya yang besar. Ingat, Yusuf tidak punya pengalaman menafsirkan mimpi orang lain. Dia tidak bisa, dia tidak mampu. Tapi dia berani ngomong, “Ayo ceritakan mimpimu kepadaku.” Perkataan ini punya dasar kuat. Apa dasarnya? TUHAN sanggup menafsirkan mimpi, TUHAN mampu memberi arti mimpi. Jadi kita harus PD. PD itu bukan percaya diri melainkan percaya Dia. Yes, keyakinan ini harus selalu kita munculkan, kembangkan dan lestarikan. Jangan percaya diri sebab kita ini payah dan lemah. Kita harus percaya TUHAN sebab Dia itu hebat, dahsyat dan perkasa. Percaya Dia supaya kita yang ga bisa menjadi bisa, kita yang ga mampu menjadi mampu. TUHAN mau nyatakan perkara besar dan ajaib lewat hidup kita asal kita percaya Dia bukan percaya diri.
Saudaraku, saya pernah mengajar anak kelas 2 SMA. Saya adalah lulusan SMK. Ada perbedaan materi antara SMK dan SMA. Pengalaman saya beda dengan murid saya. Sebagai guru lesnya, saya harus mampu mengajar dan menjelaskan soal yang sedang dibahas. Jujur, saat itu kemampuan saya sangat kurang dalam menjelaskan soal tersebut. Saya ga bisa mengandalkan diri sendiri. Seketika itu saya meminta kepada TUHAN, memohon hikmat, kepintaran dan kecerdasan dikaruniakan bagi saya sehingga saya bisa mengajar Sherica (nama murid saya) dengan baik. Apa yang terjadi? Saya diberi kepintaran, hikmat dan kemampuan untuk mengajar Sherica setelah saya berdoa. Ketika saya menjelaskan materi Transformasi Matriks, saya merasakan bukan lagi saya yang mengajar melainkan TUHAN di dalam diri saya yang sedang mengajar Sherica. Luar biasa..! Ini pengalaman yang sangat menakjubkan bagi saya. Seringkali dalam keadaan susah, terjepit dan ga bisa apa-apa, kita minta TUHAN menolong dan menopang kita. Kemudian di balik kelemahan kita, kuasa TUHAN bekerja, kekuatan TUHAN dinyatakan. Dari momen itu, saya belajar untuk mengandalkan TUHAN dalam segala hal. Meski mengajar SD dan SMP, saya harus mengakui bahwa saya lemah, bahwa saya tidak bisa. Tapi saya mau yakin bahwa TUHAN sanggup dan TUHAN bisa sehingga saya akan terus mengandalkan TUHAN, terus percaya Dia dan tidak percaya diri.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak bisa tetapi TUHAN yang tinggal di dalam saya bisa lakukan segala hal.
2. Saya mau percaya Dia bukan percaya diri.
3. Saya mau berdoa dan mengandalkan TUHAN karena saya sadar bahwa saya lemah.
Tuhan Yesus menolong kita. Amin..
Kutipan
Saat saya tidak sanggup, ku yakin TUHANku sanggup. Aku mau percaya Dia bukan percaya diri.
16-11-2023
RP
Komentar
Posting Komentar