SAKITNYA DILUPAKAN
(Kej 40:23) Tetapi Yusuf tidaklah diingat oleh kepala juru minuman itu, melainkan dilupakannya.
Shalom saudaraku, hidup seringkali tidak sesuai pesanan. Berjaga-jagalah..!
Saudaraku, Yusuf itu orang baik, orang benar dan orang tulus, namun kehidupannya tidak selalu mulus dan mujur. Hidupnya naik turun dan berkelok-kelok. Dia udah tunjukkan kebaikan dan perhatiannya kepada juru minuman. Juru minuman udah dapat pesan dari Yusuf agar ia dapat mengingat Yusuf, tidak melupakannya. Tapi apa yang terjadi setelah juru minuman kembali ke istana Firaun? Juru minuman udah nda ingat lagi bahkan lupa. Itu yang sering juga terjadi dalam hidup kita. Kita udah berbuat baik, kita udah nyatakan kasih sayang, eh tapi dia lupa, dia ga ingat kebaikan kita, dia udah ga peduli lagi sama kita. Begitu sakit, sakit sekali. Udin begitu baik. Dia mengajarkan Asep caranya berbisnis martabak. Asep dapat pelajaran, resep andalan, cara promosi dan bangun relasi. Asep terus berkembang berkat bimbingan dari Udin. Seiring dengan perkembangan bisnisnya, Asep memperoleh banyak keuntungan. Semakin hari, bisnisnya semakin naik dan makin berkembang dan semakin maju. Uang yang begitu banyak mengalir ke rekening Asep. Asep jadi kaya raya, punya rumah dan mobil hanya dengan bisnis martabak sebab cabangnya sudah ada 20, ada di mana-mana dan besar banget. Namun apa yang terjadi? Saat Udin minta tolong, Asep udah sulit dihubungi dan ga mau luangkan waktu untuk Udin. Dia merasa lebih perlu refreshing, liburan, cari hiburan daripada harus meresponi orang lain yang mungkin datang bawa masalah. Dia lupa sama kebaikan Udin. Dia ga ingat lagi bahwa Udin yang bikin suksesnya besar.
Saudaraku, pepatah bilang jangan jadi kacang yang lupa akan kulitnya. Itu yang sering juga terjadi ketika kita melihat anak terhadap orang tuanya. Kita menyadari bahwa selama masa bayi dan kecil, anak ini dirawat dan dibesarkan oleh orang tua dengan penuh kasih, ketulusan dan pengorbanan. Anak ini kemudian tumbuh besar, menjadi remaja, pemuda dan sudah dewasa. Setiap kenangan indah dan manis yang sudah dinyatakan oleh orang tuanya mulai hilang dari memori anaknya. Kini anaknya sudah sibuk dengan urusannya sendiri hingga lupa dengan kabar dan aktivitas orang tuanya. Chat hamper ga pernah, telepon males, video call juga ga kepikira, yang diurus hanyalah kerjaan dan urusannya sendiri. Padahal masa dewasa adalah kesempatan untuk membalas budi orang tua. Tapi itulah yang banyak terjadi di kalangan orang dewasa berkualitas buruk. Mereka tidak lagi mementingkan kondisi orang tuanya, tidak lagi berdoa bagi orang tua dan hanya sibuk dengan ego sendiri.
Saudaraku, memang juru minuman ini tidak melukai fisik Yusuf, tidak menghina dan mengejek Yusuf, tapi dengan melupakan Yusuf, ia pun sebenarnya sedang menyakiti Yusuf. Hati kita tertusuk ketika orang yang dulunya kita rawat, kita perhatikan, kita didik dan kita sayangi malah melupakan kita dan mengabaikan seluruh kebaikan kita yang dulu sudah kita nyatakan. Sungguh sedih.. Kita harus siap sedia dengan kondisi seperti ini. Hidup itu tidak sesuai pesanan. Kita boleh berharap agar semua ingat dengan kebaikan kita tapi kita harus sadar juga bahwa ada kemungkinan orang lain menyakiti kita, melupakan bahkan merendahkan kita. Jangan jadi orang yang cuma mau baik-baiknya aja, tapi kita harus siap hadapi kenyataan hidup yang tidak sesuai harapan. Bersiaplah untuk itu sebab hanya kesakitan dan kepahitan yang bisa membentuk mental kita jadi makin kuat. Bersyukurlah untuk momen-momen menyakitkan dalam hidup kita sebab selalu ada hikmah di balik setiap pengalaman tersebut.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau jadi orang yang melupakan jasa orang lain
2. Saya tidak mau menjadi anak yang lupa terhadap kebaikan dan pengorbanan orang tua.
3. Saya bersedia untuk menerima semua kenyataan hidup termasuk pengalaman yang pahit dan menyakitkan.
Tuhan Yesus menopang kita. Amin..
Kutipan
Melupakan kebaikan dan jasa orang lain akan menyakiti hatinya
21-11-2023
RP
Komentar
Posting Komentar