INISIATIFNYA MANA?
(Kej 42:1) Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia kepada anak-anaknya: "Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?" (Kej 42:2) Lagi katanya: "Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati."
Shalom Saudaraku, apa kabarnya hari ini? Kiranya kita selalu limpah dengan syukur dan sukacita..
Saudaraku, waktu itu dunia dilanda kelaparan, termasuk di tanah tempat Yakub tinggal pun alami kekeringan. Dengan kondisi sulit seperti itu, tentu perlu ada yang mengusahakan penghidupan, perlu ada yang beli makan, perlu ada yang kerja. Namun yang terjadi saat itu, mereka berpandang-pandangan saja. Apa artinya? Mereka saling mengharapkan agar bukan mereka yang kerja tapi orang lain yang kerja. Mereka ga mau inisiatif. Mereka sukanya nunjuk yang lain untuk kerja, nunjuk yang lain supaya mereka yang cape, saya yang santai. Berapa banyak dari kita kalau ditanya siapa yang mau jadi ketua kelas, kita berpandang-pandangan, berharap ga dipilih tapi ingin memilih yang lain? Ketika orang minta bantuan dan pertolongan, siapa yang berharap ga ditunjuk lalu berharap supaya orang lain yang dipilih? Banyak dari kita cuma berpandang-pandangan dan ga ada yang mau menyerahkan diri dan memberikan diri untuk melayani. Kita seringkali begitu, ga ada inisiatifnya, yang ada nunjuk-nunjuk doang.
Saudaraku, kita ga boleh hidup di zona instruksi. Ya, itu adalah bagian dari zona nyaman. Maksudnya zona instruksi tuh gimana? Dia cuma mau kerja dan bergerak kalau disuruh doang. Kalau ga disuruh, dia ga bakalan mau kerja, ga bakalau mau bergerak. Dia pasif dan ga ada inisiatifnya. Padahal di usia kita yang hari ini, sudah seharusnya kita inisiatif, bekerja dan berkarya tanpa harus disuruh oleh orang lain. Kita harus banyak membangun kesadaran diri. Jangan jadi orang yang manja, yang harus diinstruksikan dulu baru mau, baru bergerak. Jangan, jangan begitu..! Kita harus belajar memberi diri duluan sebelum disuruh. Bukankah lebih indah kalau melayani karena kesadaran pribadi dari pada harus disuruh apalagi dipaksa? Kita harus keluar dari zona instruksi. Kita harus bisa inisiatif, kerja berdasarkan kesadaran bukan karena disuruh-suruh lagi.
Saudaraku, kalau ga ada pergerekan, keluarga Yakub bisa mati. Kalau ga makan, maka pasti mati. Kalau ga mau mati, harus ada yang bekerja, ada yang beli makan, ada yang berangkat ke Mesir. Bersyukur karena Yakub adalah ayah yang bijaksana, yang masih memberi perintah kepada anak-anaknya yang masih kurang kesadarannya. Yakub memberi nasihat penting demi kesejahteraan bersama. Anak-anak Yakub yang sudah dewasa ternyata masih harus bergerak karena disuruh bapaknya yang sudah tua dan lanjut usia. Ini sungguh memalukan. Sebagai orang dewasa apalagi sudah berkeluarga, harusnya anak-anak Yakub bisa mandiri, bisa berpikir demi kesejahteraan bersama dan ga usah nunggu instruksi dulu. Sadar duluan lebih penting ketimbang disuruh duluan. Kalau disuruh kita mungkin kerjakan itu dengan terpaksa tapi kalau kita sadar, maka hati senang dan rela melakukannya. Mari lakukan segala sesuatu dengan kesadaran tinggi dan inisiatif yang cerdas.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau berpandang-pandangan saja tapi saya mau ambil tindakan yang baik.
2. Saya mau inisiatif dalam bekerja, tidak mau hidup di zona instruksi.
3. Saya mau punya kesadaran tinggi sehingga saya bisa bergerak tanpa disuruh-suruh.
Tuhan Yesus menopang kita. Amin..
Kutipan
Dalam melakukan sesuatu, lebih baik punya kesadaran daripada disuruh-suruh
18-12-2023
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar