LUPAKAN KESUKARANMU
(Kej 41:51) Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: "Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku."
Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Kiranya sukacita melimpah selalu dalam kehidupan kita yaa..
Saudaraku, sebelum tahun kelaparan itu datang, Yusuf memperoleh 2 anak dari hubungan bersama isterinya. Puji TUHAN, anak adalah anugerah yang besar bagi suatu keluarga. Semua pasangan yang sudah berumah tangga sangat menginginkan anak. Mereka ingin memiliki pengalaman membesarkan sang buah hati, mengurus dan merawatnya. Membesarkan anak bukanlah perkara mudah dan sederhana. Banyak pengorbanan yang harus rela dikerjakan oleh orang tua. Ganti popoknya, ngurusin anak kalau dia nangis tengah malem, bersihin pupnya, atasi rewelnya dan lain sebagainya. Semua orang tua pasti setuju bahwa merawat anak itu sulit tapi semua orang tua ingin memiliki anak. Menarik ya.. Umumnya kita itu menghindari yang sulit dan mencari yang mudah tapi kalau soal anak, orang tua rela alami kesulitan, rela berkorban dan rela berjuang. Lakukan hal sulit itu harus dibalut dengan kasih. Yes, merawat anak memang sulit tapi ketika dibalut dengan kasih, semuanya jadi terasa sangat indah. Jadi kunci membesarkan anak ialah kasih. Pandang kasih sebagai yang utama bukan kesulitan merawat anak yang terus dipersoalkan.
Saudaraku, nama anak Yusuf yang pertama adalah Manasye. Semua orang yang kasih nama pada anaknya akan memikirkan makna dan arti di balik nama itu. Arti di balik nama selalu berkaitan dengan pengalaman hidup yang sedang dirasakan oleh orang tersebut. Manasye artinya orang yang melupakan. Yusuf punya segudang kesukaran, kepahitan dan kesulitan di masa lalunya. Wah, begitu menyakitkan… Namun setelah dia menerima kuasa atas tanah Mesir lalu memperoleh anak, dia melupakan masa lalunya, melupakan segala kesukaran yang membebani hidupnya. Kita harus belajar melupakan segala hal yang sudah berlalu, segala hal yang membebani hidup kita. Jangan diingat-ingat, jangan diungkit-ungkit. Seringkali hidup yang berat di masa kini disebabkan oleh beban masa lalu yang terus terekam di memori. Kita ga boleh terikat dengan masa lalu. Entah itu ada pengalaman selingkuh, bercerai, kekerasan, mencuri, mabuk, merokok, bertengkar, mendendam, itu semua harus dilupakan, dibuang jauh-jauh. Minta kepada TUHAN kedamaian hati agar kita dapat melupakan apa yang sudah menjadi masa lalu sekaligus yang terus membebani hidup kita.
Saudaraku, masa lalu ga bisa dirubah, masa lalu ga bisa dimodifikasi lagi. Tanggung jawab kita adalah menjalani hari ini dan mempersiapkan hari depan. Jangan sampai kita lengah dan jatuh lagi di lobang yang sama. Lupakan segala kesukaran yang merusak pandangan kita dalam menyongsong masa depan. Seringkali kita sulit alami masa depan karena punya trauma masa lalu. Kengerian dan kepedihan itu masih kita ingat-ingat, masih membekas kuat dalam benak dan pikiran kita. Kita harus belajar melupakan. Gimana caranya? Fokus sama hari depan yang penuh harapan, hari depan yang penuh rancangan indah di dalam TUHAN. Ya, kita ga boleh gagal fokus, kita ga boleh salah fokus. Kita harus belajar selaras dengan apa yang TUHAN kehendaki. Saya pun punya masa lalu tapi tidak lagi dibebani oleh masa lalu. Saya sudah lupakan segala hal yang membebani. Kini saya hidupi hari ini dengan sukacita dan songsong hari depan dengan harapan. Saya jauh lebih bergairah dan bersemangat. Mari kita lupakan yang lalu dan maju ke arah depan.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya mau merawat anak meskipun sulit sebab saya mau membesarkannya dengan kasih.
2. Saya tidak mau terikat dengan masa lalu yang membebani masa kini.
3. Saya mau menyongsong masa depan yang penuh harapan di dalam rancangan TUHAN yang indah.
Tuhan Yesus menjamah kita. Amin..
Kutipan
Lupakan segala hal yang membebani dan songsong hari depan dengan penuh harapan
12-12-2023
RP
Komentar
Posting Komentar