AJI MUMPUNG

(Kej 46:6) Mereka membawa juga ternaknya dan harta bendanya, yang telah diperoleh mereka di tanah Kanaan, lalu tibalah mereka di Mesir, yakni Yakub dan seluruh keturunannya bersama-sama dengan dia.


Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita selalu limpah dengan syukur dan kebaikan dari TUHAN..


Saudaraku, saat itu Yakub pindah dari Kanaan ke Mesir. Waw waw waw… Yakub pindah beserta dengan anak-anak dan cucu-cucunya, seluruhnya berjumlah 70 orang. Kadang kita merasa yang paling istimewa dan ingin enak sendirian tanpa ngajakin orang lain atau melibatkan yang lain. Tapi Yakub ga mau gitu. Dia ga mau enak sendirian di masa tuanya. Dia ga mau yang lain kelaparan di tanah Kanaan sedangkan dia berkelimpahan di tanah Mesir. Dia melibatkan juga seisi rumahnya, anak cucunya diperhatikan olehnya. Inilah jiwa yang matang, jiwa yang mengasihi seisi rumah dan keluarga. Kita ga pernah boleh ingin enak sendiri, ingin menikmati seorang diri. Jangan pernah ingin jadi orang yang ada di atas lalu dengan sengaja membiarkan orang ada di bawah. Kalau kita punya kuasa untuk angkat mereka ke atas, baiklah kita ada di atas bersama-sama.


Saudaraku, Yakub juga membawa ternak dan harta bendanya. Loh, kenapa dibawa? Bukankah mereka akan terima bagian yang paling baik di Mesir? Inilah mental yang bagus dari Yakub. Dia tidak mau punya mental pengemis, mental minta-minta. Dia tidak mau jadi beban atau mengambil kesempatan untuk memanfaatkan Firaun. Dia bukan tipe orang yang aji mumpung. Dia mau mandiri, dia bawa ternak dan harta bendanya, dia mau kelola apa yang dia miliki dan tidak meminta-minta. Ini karakter yang harus kita miliki. Kalau kita punya, ya manfaatkan yang kita punya. Jangan punya mental pengemis, mental yang aji mumpung. “Mumpung disediakan, saya ga usah berusaha ah, saya minta ajah,” sungguh itu tidak patut. Jangan juga mentang-mentang ditraktir makan, kita pesen seenak perut kita, makan sebanyak-banyaknya dan memilih menu yang paling mahal. Kita harus belajar tahu diri dan sadar diri. Jangan aji mumpung..!


Saudaraku, kita harus bijaksana dalam mengelola hati kita. Jadilah orang yang bisa mandiri kalau kita punya sesuatu. Kita harus bijaksana. Saya salut dengan anak yang tidak suka minta-minta ke orang tuanya dengan berlebihan meskipun orang tuanya punya uang dan harta berlebih. Anak ini lebih ingin berusaha sendiri dengan cara bekerja dan berusaha cari uang dengan usaha. Wah keren banget… Dia punya orang tua yang kaya raya tapi dia tidak mau memanfaatkan kekayaan orang tua untuk memenuhi keinginannya membeli ini dan itu. Dia tidak aji mumpung. Dia justru gunakan kemampuan yang dia miliki untuk menjual suatu barang dan ia pun memperoleh untung. Kita juga tahu bahwa Paulus adalah pekerja di ladang misi. Dia layak menerima upah tapi dia tidak aji mumpung, dia tidak ambil haknya sebagai pemberita Injil. Dia tidak mau jadi batu sandungan, tidak mau membebani jemaat. Dia punya penghasilan melalui pekerjaannya sebagai tukang tenda. Ini luar biasa banget. Mari kita juga miliki mental yang tangguh seperti contoh di atas.


Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu

1. Saya mau mengajak orang lain untuk alami sesuatu yang nikmat, enak dan baik. 

2. Saya tidak mau jadi orang yang punya mental pengemis, mental minta-minta dan mental memanfaatkan kebaikan orang lain. 

3. Saya mau berusaha dan menggunakan apa yang saya miliki untuk beroleh penghidupan. 

Tuhan Yesus menjamah kita. Amin..


Kutipan

Jangan pernah miliki mental pengemis sebab engkau ini anak Raja


18-01-2024

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN