HIKMAT DAN KASIH
(Kej 47:23) Berkatalah Yusuf kepada rakyat itu: "Pada hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu untuk Firaun; inilah benih bagimu, supaya kamu dapat menabur di tanah itu. (Kej 47:25) Lalu berkatalah mereka: "Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun."
Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita penuh sukacita dan menaruh harapan hanya kepada TUHAN senantiasa…
Saudaraku, Yusuf itu begitu berhikmat, bijaksananya sangatlah tinggi. Mengapa Yusuf begitu berhikmat? Alkitab memberikan kita rahasia bahwa Allah adalah hikmat itu sendiri, Yesus Kristus adalah hikmat bagi kita. Haleluya… Barangsiapa mau memperoleh hikmat hendaklah datang kepada TUHAN. Saya seringkali mendapatkan hikmat dan pengetahuan dari TUHAN. Sesederhana ketika saya sedang menulis renungan ini. Saya sebenernya nda tau apa yang mau saya tuliskan tapi ketika saya mulai mengetik, maka hikmat ALLAH menuntun saya, membimbing dan mengalir dalam hati dan pikiran saya. Ketika saya harus memberi nasihat, solusi dan penghiburan buat orang yang sedang dalam pergumulan, saya pun mendapatkan hikmat TUHAN sehingga saya bisa berikan langkah-langkah praktis sesuai firman TUHAN. Sungguh, hikmat itu akan dinyatakan kepada kita ketika kita terus melekat dengan Tuhan Yesus setiap hari, ketika kita terus menyimak kebenaran firman TUHAN setiap hari.
Saudaraku, hikmat yang dilakukan Yusuf saat itu ialah dia membeli segala ternak, tanah bahkan diri orang Mesir itu sebab mereka butuh makan dan mereka menyerahkan diri mereka sendiri untuk tunduk dan takluk di bawah Firaun. Namun meskipun mereka sudah menjual badan mereka sendiri, sudah menjual diri mereka, Yusuf tidak berlaku semena-mena, tidak berlaku otoriter dan kejam terhadap mereka. Perhatikan, hikmat Allah menuntun Yusuf sehingga ia memberikan benih untuk mereka tanam dan kembangkan. Dahsyat sekali, bukan? Beberapa orang lakukan aksi amal tapi hanya memberi uang, makanan dan pakaian. Mereka lupa untuk memberi ilmu agar mereka bisa mengembangkan keterampilan dan kemampuan mereka untuk bekerja sehingga mereka bisa beroleh penghasilan. Uang dengan ilmu, mana lebih berharga? Makanan dengan kisah inspiratif, mana lebih bermakna? Kalau seseorang hanya kasih uang tanpa ilmu, kita berpotensi bikin orang lain punya mental pengemis, mental minta-minta dan terus bergantung kepada kita. Kita harus seperti Yusuf yang kasih benih untuk ditabur. Kita mesti kasih mereka modal untuk bisa produktif bukan cuma untuk konsumsi.
Saudaraku, meski orang Mesir sudah jual diri mereka tapi mereka tidak diperlakukan seperti budak yang tidak bernilai. Mereka justru dikasihi, diberi benih untuk berusaha dan beroleh makan. Orang Mesir sendiri yang berkata bahwa Yusuf telah memelihara hidup mereka dan mereka memberi diri untuk menjadi hamba bagi Firaun. Bukankah itu hal yang luar biasa? Mereka memberi diri sebagai hamba. Indah sekali. Ketika tuannya kejam dan bengis, siapa yang mau memberi diri sebagai hamba? Pasti semua ga mau, pasti semua menghindar. Tapi berhubung Yusuf itu orang berhikmat dan baik hati dan Firaun telah mempercayakan segalanya di bawah kuasa Yusuf, maka orang Mesir memberi diri mereka menjadi hamba. Perhatikan, kalau kita berhikmat dan punya kasih yang besar maka orang akan datang kepada kita untuk melayani, untuk mengabdi dan menjadi hamba. Kita bisa memberi pengaruh yang besar dan positif buat mereka. Kita dilatih menjadi pemimpin berhati hamba yang peduli terhadap kesulitan mereka. Tidak mencetak mereka punya mental pengemis tapi membentuk mereka jadi pekerja keras yang produktif dan kreatif.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya mau jadi orang yang berhikmat karena saya melekat dengan TUHAN dan suka merenungkan firman TUHAN
2. Saya tidak mau hanya sekadar memberi uang kepada orang susah tetapi saya mau kasih ilmu dan modal agar mereka bisa produktif dan beroleh penghasilan secara mandiri.
3. Saya mau menjadi pemimpin yang berhati hamba dan berhikmat sehingga orang lain dengan senang hati mau melayani, mengabdi dan menjadi hamba di bawah kepemimpinan saya.
Tuhan Yesus menjamah kita. Amin..
Kutipan
Paduan antara hikmat dan kasih menimbulkan rasa suka orang lain terhadap kita
29-01-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar