MATA IMAN VS MATA JASMANI

(Kej 48:10) Adapun mata Israel telah kabur karena tuanya, jadi ia tidak dapat lagi melihat. Kemudian Yusuf mendekatkan mereka kepada ayahnya: dan mereka dicium serta didekap oleh ayahnya.


Shalom, Saudaraku… Tuhan Yesus begitu indah dan termulia dalam kehidupan kita..


Saudaraku, mata Israel telah kabur karena tuanya. Kita harus menyadari bahwa kelemahan tubuh akan dialami oleh orang-orang tua. Semakin lanjut usianya maka semakin besar potensinya untuk alami sakit dan kelemahan tubuh. Kita harus bersyukur untuk apa yang terjadi dalam kehidupan kita. Barangsiapa ingin umur panjang harus siap juga dengan konsekuensi bahwa tubuhnya akan alami kemerosotan. Saat muda ia begitu kuat dan tangguh tetapi ketia tua mulai banyak keriput, lemah dan sakit di bagian ini dan itu. Kelemahan tubuh akan menyadarkan kita untuk sadar bahwa kekuatan saya sendiri akan sirna, akan turun dan berakhir. Saya tidak boleh mengandalkan kekuatan sendiri tetapi harus bersandar penuh kepada TUHAN yang hebat, yang penuh kuasa dan penuh kekuatan. Semakin tua, kita tidak punya lagi banyak waktu untuk bekerja tetapi kita punya banyak waktu untuk merenung, untuk mengingat kebaikan TUHAN dan mengalami kasih Allah.


Saudaraku, meskipun mata Israel telah kabur tapi itu hanyalah sebatas mata jasmani. Yang paling TUHAN utamakan ialah mata rohani, mata yang dapat memandang ke depan, mata yang menangkap visi TUHAN, mata yang tertuju pada rancangan Allah. Manusia alami keterbatasan secara jasmani tetapi manusia batiniahnya harus terus dibaharui. Jangan pernah manja, jangan sampai karena alami kelemahan tubuh kita jadi tidak mau memperbarui batiniah kita. Betapa ruginya mereka yang alami kelemahan dan kemerosotan jasmani namun alami penurunan rohani. Sedih sekali. Justru kelemahan tubuh harus menjadi kesempatan besar bagi seseorang untuk alami loncatan rohani, untuk alami pembaharuan batin. Mata imannya harus makin peka, harus makin melihat masa depannya yang sebentar lagi tinggal bersama dengan Bapa di sorga. Hari ini kita masih di dunia tapi mata iman kita harus terus dilatih untuk memandang “kota yang permai”, yakni Yerusalem Baru di mana engkau dan orang-orang percaya lainnya akan hidup kekal dengan Allah.


Saudaraku, ayat di atas juga menyingkapkan suatu pemandangan yang indah dan harmonis antara kakek dan cucu. Israel memeluk, mendekap dan mencium cucu-cucunya. Begitu luar biasa. Meskipun sudah masuk usia lansia, sudah tua renta, kakek dan nenek harus punya kehangatan dengan cucu-cucunya. Dekaplah dan cium cucu-cucu kita. Tidak hanya saat mereka masih bayi tetapi saat mereka usia sekolah dasar, SMP bahkan SMA, kita harus tetap sayangi mereka. Jangan jadi lansia yang kaku, yang dingin dan malu dalam menyatakan kasih kepada cucu. Sekalipun mata Israel sudah kabur tapi kehangatan kasihnya tidak pernah dingin. Matanya boleh kabur, tapi kasihnya selalu hadir. Ini luar biasa. Artinya kondisi rohani jauh lebih penting daripada kondisi fisik. Banyak lansia yang matanya masih bagus, fisiknya masih sehat tapi ga punya kehangatan kasih kepada cucu-cucunya. Sebaliknya Yakub memberi teladan yang berharga, yaitu ketika fisiknya lemah tapi kasihnya tetap kuat dan memberi kehangatan bagi cucu-cucunya.


Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu 

1. Saya mau menyadari bahwa semakin tua usia maka potensi kelemahan tubuh makin besar sehingga saya sadar bahwa kekuatan saya harus bersumber dari TUHAN saja.

2. Saya mau memiliki mata iman yang terus memandang “kota permai” di mana semua orang percaya akan hidup kekal bersama Allah.

3. Saya mau miliki kasih yang kuat meskipun fisik saya sudah lemah.

Tuhan Yesus menjamah kita. Amin..


Kutipan

Mata jasmanimu boleh kabur tetapi mata rohani harus tetap jeli dan makin jeli


01-02-2024

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN