SENANG SEKARANG, MENDERITA KEMUDIAN
(Kej 47:18) Setelah lewat tahun itu, datanglah mereka kepadanya, pada tahun yang kedua, serta berkata kepadanya: "Tidak usah kami sembunyikan kepada tuanku, bahwa setelah uang kami habis dan setelah kumpulan ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami.
Shalom, Saudaraku… Kiranya kita senantiasa hidup dalam sukacita, ucapan syukur dan jadi saluran berkat bagi banyak orang.
Saudaraku, tahun pertama orang Mesir dan tanah Kanaan udah ga punya uang sehingga mereka jual ternak mereka untuk dapatkan gandum supaya mereka bisa makan. Kini di tahun kedua mereka tinggal punya badan dan tanah. Itu adalah modal bagi mereka untuk bisa makan. Badan untuk bekerja bagi Firaun dan tanah untuk dipersembahkan kepada negara. Mereka udah ga punya apa-apa lagi. Mereka cuma pengen makan dan bertahan hidup. Bayangkan, ini adalah bayaran untuk bertahan hidup, yaitu memberikan uang, ternak, tanah dan badan mereka. Betapa mahalnya nilai suatu makanan, betapa mahalnya biaya untuk memenuhi rasa lapar. Kita harus belajar empati, belajar menempatkan diri ada di posisi mereka. Begitu susah dan menderitanya hidup tanpa makanan.
Saudaraku, kejadian ini tidak lepas dari kebodohan mereka sendiri sebab mereka tidak berjaga-jaga dan tidak melakukan persiapan saat masa kelimpahan itu mereka nikmati. Yusuf menyisihkan 20% dari apa yang dituai di masa kelimpahan. Yusuf berpikir jangka panjang. Yusuf berpikir untuk keselamatan bersama di masa mendatang. Yusuf sudah memberi teladan yang baik kepada rakyat. Tapi apa yang terjadi pada orang Mesir dan Kanaan? Mereka ga lakukan apa yang benar. Mereka ga teladani apa yang Yusuf lakukan. Inilah kebodohan manusia, sudah ada contoh yang benar tapi masih lakukan semaunya. Kita sering melakukan “suka-suka gue” sehingga saat kesulitan menimpa barulah kita sadar dan menyesal. Penyesalan itu tidak bisa membalikkan keadaan. Penyesalan adalah bayaran dari sikap kita yang mengabaikan teladan baik dan pengajaran benar dari orang lain. Kalau kita abai kita sendiri yang akan terima bayarannya, yaitu kesengsaraan.
Saudaraku, banyak anak muda saat ini suka hiburan, suka senang-senang, makan mahal dan nongkrong di tempat mewah. Mereka lagi nikmati masa kelimpahan. Beberapa juga bahkan nekat punya pengeluaran bulanan yang lebih dari penghasilan bulanan. Semua terjadi karena sudah terikat dengan gaya hidup mewah, hedonis dan nikmat. Kekuatan mereka masih prima tapi mereka gunakan untuk senang-senang bukannya bekerja lebih giat lagi, bukannya bersemangat untuk lebih produktif. Akhirnya apa yang terjadi? 5 atau 7 tahun kemudian atau saat sudah menikah mereka baru alami susahnya hidup, baru alami sengsara, baru alami kesulitan yang berat. Masa muda mereka sudah disia-siakan oleh “haha-hihi”, nongkrong ga jelas dan ga bermanfaat. Mereka larut dalam kebodohan dunia ini. Masa depan menanti mereka dan mereka belum siap. Mereka ditimpa penderitaan karena kurang bijak dan nda punya hikmat yang memadai untuk hadapi hari esok. Sungguh menyedihkan..
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya mau menyadari betapa mahalnya nilai dan harga suatu makanan dan memenuhi rasa lapar di masa-masa sulit.
2. Saya tidak mau abaikan teladan dan pengajaran baik yang orang berikan terhadap saya.
3. Saya tidak mau isi masa muda dengan “haha-hihi” dan larut dalam kesenangan.
Tuhan Yesus menjamah hidup kita. Amin..
Kutipan
Larut dalam kesenangan di masa kini akan berakibat kesengsaraan dan penderitaan berat di masa mendatang
27-01-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar