NGERINYA KEMARAHAN
(Kej 49:5) Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan. (Kej 49:7) Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.
Shalom, Saudaraku.. Apa kabarnya hari ini..? Kiranya kita senantiasa dipenuhi sukacita dari sorga ya…
Saudaraku, Simeon dan Lewi punya senjata dan senjatanya adalah alat kekerasan. Sungguh alat kekerasan itu menghancurkan bukan mendamaikan, merusak bukan menyembuhkan. Kita pernah melihat tayangan di mana seseorang yang disenggol mobilnya langsung marah. Ia turun dari mobilnya dan menghajar orang yang menyenggol mobilnya itu dengan pukulan. Yang dipukul balik memukul. Keributan terjadi, kemacetan pun tak terhindarkan. Tontonan itu menjadi contoh buruk di hadapan masyarakat. Hal itu buruk sekali dan sungguh memalukan. Seringkali kekerasan menjadi pilihan utama untuk menyelesaikan masalah padahal itu bukan solusi melainkan pemicu bertambahnya masalah. Kita harus sadar bahwa kekerasan bukanlah solusi dan bukan pilihan untuk selesaikan masalah. Kita harus sabar, sabar dan sabar. Kekerasan tidak boleh jadi pilihan bahkan pikiran kita pun tidak boleh memunculkan pilihan itu. Pikiran kita pun harus tenang dan tidak boleh panas.
Saudaraku, waktu itu Simeon dan Lewi menyelesaikan masalah dengan kekerasan. Saat adiknya Dina diperkosa dengan tidak bertanggung jawab oleh Sikhem, marahlah abang-abangnya ini dengan cara mengelabui orang Hewi untuk disunat kalau Sikhem mau kawin dengan Dina. Setelah mereka semua disunat dan masih alami sakit, di situlah Simeon dan Lewi membantai mereka semua, membunuh mereka semua sebagai tanda balas dendam. Ini ngeri sekali. Mereka memegang prinsip, “kalau lu jahat sama gua, gua bisa lebih jahat sama lu.” Kejahatan dibalas dengan yang lebih jahat, hasilnya apa? Memalukan, menyedihkan dan memedihkan. Yakub pun sebagai orang tua tidak bisa melupakan tragedi itu. Yakub sedih sekali dengan tindakan dan emosi mereka yang begitu kacau. Kemarahan yang kacau akan meninggalkan kenangan buruk terhadap banyak orang karena itu jangap pernah biarkan diri dibakar oleh kemarahan.
Saudaraku, Yakub mengutuk kemarahan mereka. Bayangin, Yakub sudah tua, sudah di ujung waktu, tapi yang dia tahu tenang Simeon dan Lewi ialah tentang kemarahannya. Jangan sampai kita meninggalkan kenangan buruk terhadap orang tua kita. Jangan pernah marah apalagi melukai orang lain sebab memori itu bisa membekas kuat di pikiran seseorang. Kemarahan adalah tindakan terkutuk yang harus dibuang dan dienyahkan. Kita harus miliki kesabaran, kelemahlembutan dan kebijaksanaan sehingga bisa menyelesaikan masalah dengan damai dan tenteram. Seharusnya Tuhan Yesus jebloskan kita semua ke neraka sebab kita sudah berbuat jahat dan penuh dengan dosa namun bukannya menghukum melainkan Dia mengasihi kita, menebus kita dari jerat dosa dan menyelamatkan kita oleh karena kasih_Nya yang besar. Inilah cara yang harus kita lakukan, yaitu mengutamakan kasih bukan marah. Orang Kristen harus terbiasa dengan kasih, kasih dan kasih.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau lakukan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
2. Saya tidak mau membalas kejahatan dengan tindakan yang lebih jahat.
3. Saya mau memilih kasih dan membawa damai sama seperti Kristus.
Tuhan Yesus menolong kita. Amin..
Kutipan
Kemarahan tidak akan pernah menyelesaikan masalah malah justru akan semakin merunyamkan keadaan.
05-02-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar