PESAN TERAKHIRKU

(Kej 49:33) Setelah Yakub selesai berpesan kepada anak-anaknya, ditariknyalah kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.


Shalom, Saudaraku…. Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita limpah dengan syukur dan sukacita ya… 


Saudaraku, Yakub memberi pesan-pesan terakhir kepada 12 anaknya. Sungguh ini adalah kematian yang matang dan luar biasa. Banyak orang meninggal di rumah sakit, di ruang ICU sehingga tidak sempat lagi berbicara dan berpesan kepada anak-anaknya maupun isterinya. Mereka sudah terlalu sakit dan sudah tidak bisa berkata-kata. Namun Yakub bisa menyampaikan berkat ilahi bagi anak-anaknya. Ia dapat menyampaikannya dengan lancar dan penuh pimpinan Roh. Ini luar biasa banget.. Kita harus memohon kepada Allah agar kelak saat kita ada di penghujung waktu, kita masih diberi kesempatan oleh TUHAN untuk memberi pesan terakhir kepada anak-anak kita. Kita harus mendambakan momen ini dari TUHAN. Saya meyakini bahwa pesan-pesan terakhir dari orang tua akan sangat mengena dan membekas di hati anak=anak bahkan seringkali pesan terakhir dijadikan acuan dan patokan untuk menjalani kehidupan. Maka penting sekali untuk bisa memberikan pesan-pesan terakhir kepada anak-anak.


Saudaraku, Yakub sudah mencapai usia lanjut dan matang sekali. Ia sudah menjalani berbagai pengalaman hidup, baik pahit maupun manis, baik di atas maupun di bawah. Luar biasa banget.. Yakub meninggal dengan damai. Dia menarik kakinya ke tempat berbaring lalu menghembuskan nafasnya yang terakhir. Inilah kematian yang begitu damai dan indah. Banyak cara orang meninggal, ada yang karena sakit kritis, karena kecelakaan, karena diracuni, karena kebakaran dan ada juga yang meninggal dengan damai. Saya yakin, semua orang ingin meninggal dengan damai setelah siap menghadap Sang Pencipta. Kita harus mempersiapkan diri untuk menghadap Sang Khalik sebab itu adalah suatu kepastian. Kita ga tahu akan meninggal dengan cara apa tapi mari kita pastikan untuk menjadikan Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat kita yang hidup dan berdaulat di dalam diri kita. Ketika Yesus menjadi TUHAN sampai detik kita menghembuskan nafas yang terakhir, maka itulah meninggal dalam damai yang sejati.


Saudaraku, berharaplah untuk memiliki umur yang panjang sekaligus hidup yang matang di dalam TUHAN. Hidup ini bukan urusan panjang umur melainkan urusan berbuah dan menjadi berkat. Kita harus senantiasa mengingat bahwa TUHAN ingin agar hidup kita berbuah. Semua orang yang memohon umur panjang punya tanggung jawab untuk terus menghasilkan buah di setiap musim hidupnya. Kita harus membawa kemuliaan bagi nama TUHAN selagi kita hidup. Kita perlu terus mengingat kasih TUHAN, mengingat kemurahan TUHAN dan terus berjalan bersama dengan TUHAN. Kita perlu memenuhi hati dan pikiran kita dengan firman TUHAN sehingga kita dapat menyampaikan kata-kata penghiburan, penguatan dan peneguhan yang didasari oleh kebenaran firman TUHAN. Jangan sia-siakan hidup ini hanya untuk memenuhi keinginan duniawi tetapi penuhi hasrat kita untuk senantiasa menyenangkan hati TUHAN.


Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu 

1. Saya mau memiliki kesempatan di penghujung waktu untuk dapat menyampaikan pesan-pesan terakhir kepada anak-anak. 

2. Saya mau meninggal dalam damai, yaitu menjadikan Kristus sebagai TUHAN dan Juruselamat dalam hidup sampai saya menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya.

3. Saya mau memiliki umur panjang sekaligus hidup yang berbuah sehingga saya dapat senantiasa menyenangkan hati TUHAN.

Tuhan Yesus menopang kita. Amin…


Kutipan

Kiranya sebelum kita menghela nafas yang terakhir, kita masih sempat menyampaikan pesan-pesan terakhir


18-02-2024

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN