HIDUP: SEDERHANA VS MEWAH
(Amz 12:9) Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.
Shalom, Saudaraku.,.. Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita selalu sehat dan bahagia di dalam TUHAN…
Saudaraku, di zaman sekarang gengsi itu nampak lebih penting dari kenyataan hidup. Beberapa orang memaksakan lakukan ini itu padahal itu semua di luar kemampuan finansialnya. Ada yang makan di restoran mahal, lalu foto makanannya dan tuliskan lokasinya supaya orang mengetahui bahwa dia punya banyak uang dan sudah hidup dalam level kemewahan, padahal nyatanya penghasilan dia tidak lebih besar dari pada pengeluarannya. Dia banyak berhutang demi gaya hidupnya, demi gengsi dan pengakuan dari banyak orang di sekitarnya. Saya pun pernah alami kaget sebab ada seseorang yang saya lihat gaya hidupnya begitu mahal di media sosial, suka makan enak, ke restoran yang bagus. Saya pikir dia banyak duit tetapi nyatanya dia mau pinjem duit. Saya bingung banget, kaget dan ga nyangka. Haduh, kenapa dia nda hidup sederhana aja ya? Kenapa begitu banyak uang dia keluarkan untuk beli ini dan itu. Kenapa harus beli minum di mall yang harganya 40 ribu padahal air putih botol yang 3 ribu jauh lebih sehat? Sayang sekali kalau kita terlalu memanjakan gaya hidup yang mahal dan mewah padahal uang pas-pasan.
Saudaraku, lebih baik kita jadi orang kecil tetapi hidup sederhana, apa adanya dan menggunakan penghasilan dengan bijaksana. Saya lebih baik makan di warteg tapi tidak berhutang dari pada makan di restoran mewah tetapi hutang sana-sini. Penting sekali untuk menjadi orang yang sederhana dan hidup benar. Kita harus belajar mencukupkan diri dengan apa yang ada. Saya bahkan salut dengan pengajaran Tuhan Yesus yang memerintahkan para murid untuk memberitakan Injil tanpa membuat uang sepeserpun, tanpa membawa banyak pakaian atau bekal. Mereka harus belajar berjalan dengan penyertaan TUHAN, bergantung penuh kepada persediaan yang TUHAN berikan. Murid Yesus hidup dalam kesederhanaan. Meskipun mereka itu murid-murid Tuhan Yesus, di mana Tuhan Yesus itu Mahakuasa bahkan Mahakaya, tetapi mereka semua diajar untuk hidup sederhana, hidup apa adanya, bahkan hidup seperti hamba yang sama sekali tidak punya kemewahan ataupun kelimpahan materi.
Saudaraku, saya juga belajar untuk punya gaya hidup yang sederhana sebab saya sendiri pun bukan orang kaya, bukan orang yang punya banyak uang. Saya belajar untuk bersyukur dan mencukupkan diri dengan apa yang ada. Saya juga melatih diri untuk tidak membeli sesuatu yang melebihi kemampuan saya. Saya membeli sepatu yang nyaman bagi saya dengan harga di bawah 100 ribu. Yang terpenting bagi saya ialah sederhana dan nyaman. Saya tidak terpikir dengan style, dengan gaya masa kini. Saya membeli jam tangan seharga 50 ribu dan masih berfungsi lebih dari 1 tahun juga nyaman. Saya membeli baju juga yang sederhana, yang terjangkau dan nyaman. Makan pun yang terjangkau dan sederhana, saya tidak makan di restoran atau beli makanan mahal. Yang terpenting ialah bisa mengisi perut dan bergizi. Ketika saya berkunjung ke suatu kota yang jauh, misalnya Manado dan Jayapura, saya pun memilih tempat penginapan yang sederhana, bukan hotel. Bagi saya kesederhanaan ini indah dan baik adanya. Lebih baik saya memberi pada orang yang kekurangan dari pada memuaskan gengsi saya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau punya gaya hidup yang mahal dan mewah apalagi saat penghasilan pas-pasan.
2. Saya mau hidup sederhana, apa adanya, dan sepenuhnya bergantung pada penyediaan TUHAN.
3. Saya mau menikmati hidup dalam kesederhanaan dan rasa syukur.
Tuhan Yesus menopang kita. Amin..
Kutipan
Lebih baik orang kecil yang sederhana dari pada orang yang berlagak kaya padahal banyak hutang
16-04-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar