MENGHAJAR ANAK PADA WAKTUNYA

(Amz 13:24) Siapa tidak menggunakan tongkat, benci kepada anaknya; tetapi siapa mengasihi anaknya, menghajar dia pada waktunya.


Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini..? Kiranya kita dipenuhi sukacita dan damai sejahtera ya…


Saudaraku, tentu kita sayang sama anak kita. Kita ingin terus mengasihi mereka dengan didikan yang lemah lembut, baik dan mendatangkan sukacita. Ya, anak yang baik dan taat memang harus diperlakukan dengan kasih, lemah lembut dan ramah. Namun kita menyadari bahwa sebagai manusia kita telah jatuh ke dalam dosa. Kita akan berbuat salah dan anak akan mendukakan orang tuanya. Saat anak berbuat salah, apa yang mau kita lakukan? Apakah kita biarkan? Apakah kita tegur? Apakah kita hajar? Kita perlu menyadari bahwa ada 3 level pendidikan terhadap anak. Pertama, kita bisa mengingatkan. Saat anak salah, kita harus mengingatkannya dengan lemah lembut. Beritahu supaya ia mengerti, supaya ia tahu mana yang harus ia lakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Kita perlu ajarkan yang benar dengan berulang-ulang. Inilah namanya mengingatkan. Kalau dia sudah tahu, tetap saja kita harus beritahu. Ingatkan itu bukan satu kali tapi berkali-kali. Kita harus setia untuk mengingatkan apa yang benar kepada anak kita. 


Saudaraku, setelah mengingatkan dan masih melanggar, kita perlu menegur anak dengan lebih serius. Seringkali kita ga enakan, bukan cuma sama orang yang sepantaran melainkan sama anak-anak juga apalagi anak orang lain. Menegur dengan niat yang benar itu sangat amat penting. Itu adalah wujud kasih yang berharga untuk mendidik anak. Kita harus bersedia menegor anak ketika ia terus berada dalam jalur yang salah. Jangan pernah biarkan keburukan mandarah daging dalam dirinya. Kita harus mau tegur dengan lebih serius bahkan lebih keras. Kita harus sampaikan dengan tegas dan berwibawa. Kita ga bisa becanda-becanda lagi. Nda bisa lagi ngingetin sambil cengar-cengir. Kita harus berani memberi efek kejut buat anak supaya dia menghargai teguran kita dan supaya ia bisa melakukan yang benar. Seringkali anak makin ngelunjak karena kita terlalu lembek kepada mereka. Kita perlu mengasihi anak tetapi bukan berarti kita lembek, lemah gemulai dan selalu tersenyum melainkan kita harus tegas, serius dan bicara terus terang supaya anak berubah jadi lebih baik.


Saudaraku, kalau diingatkan udah ga bisa, ditegur udah ga mempan, maka gunakan tongkat untuk menghajar. Menghajar adalah bentuk kasih bagi anak yang nakal, yang tidak taat dan berprilaku buruk. Justru kalau kita nda menghajar anak yang nakal maka kita benci kepadanya. Ya, tidak menghajar anak yang nakal itu artinya benci kepada anak. Kalau kita sungguh-sungguh mengasihinya dan peduli kepadanya, maka hajarlah anak itu. Menghajar pun niatnya mulia, yaitu supaya ia bertobat, supaya ia sadar. Jangan pernah menghajar karena marah, emosional meledak atau menginginkan kematiannya. Jangan, jangan pernah disulut oleh api emosi negatif. Ingat, TUHAN pun beberapa kali menghajar bangsa Israel. TUHAN biarkan mereka mengembara di padang gurun karena mereka bangsa yang suka mengeluh dan tegar tengkuk. Mereka bangsa yang menyembah allah lain. Mereka bangsa yang berzinah dan kawin dengan bangsa lain yang menyembah berhala. Oleh karena kedegilan hati mereka, TUHAN hajar bangsa Israel. TUHAN hajar karena TUHAN ingin mereka bertobat, ingin mereka berbalik dan hidup dalam kebenaran. Kita pun perlu berlaku demikian kepada anak-anak kita.


Puji TUHAN, hari ini kita telah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu 

1. Saya mau mengingatkan anak ketika ia berbuat salah.

2. Saya mau menegur anak dengan lebih serius, berwibawa dan sungguh-sungguh.

3. Saya mau menghajar anak yang nakal supaya ia bertobat, sadar, akui kesalahan dan hidup dalam kebenaran.

Tuhan Yesus menjamah kita. Amin.. 


Kutipan

Hajarlah anak yang nakal sebab itu adalah wujud kasih dan kepedulianmu baginya


30-04-2024

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN