MENINGGALKAN WARISAN

(Amz 13:22) Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya, tetapi kekayaan orang berdosa disimpan bagi orang benar.


Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya hari ini? Kiranya kita limpah dengan syukur dan kebahagiaan di dalam TUHAN ya… 


Saudaraku, siapa yang mau menjadi orang baik? Semua tentu pengen jadi orang baik. Namun menarik sekali ketika kita melihat ayat ini, yaitu orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya. Ya, kita tidak boleh hidup bagi diri kita sendiri. Kita harus peduli kepada anak dan cucu kita. Kita tidak boleh egois, cuma berpikir tentang aku aku dan aku. Nda boleh begitu. Hati dan pikiran kita juga harus ada buat anak dan cucu kita. Ya, kita harus siapkan warisan bagi anak cucu kita sehingga hal itu bisa berguna dan bermanfaat buat mereka. Namanya hidup, nda ada yang tau berakhirnya kapan. Ada yang 1 bulan lagi, 1 tahun lagi atau 10 tahun lagi. Semua misteri, tidak ada yang menyangka. Ada seorang usia 40an yang kelihatan sehat-sehat saja, 2 bulan kemudian ternyata meninggal dunia tapi ada yang usia sudah 85 tahun, sudah renta dan minum banyak obat tetapi masih tetap hidup sampai 7 tahun ke depan. Hidup dan mati ada di tangan TUHAN. Kita harus mengakui bahwa kita tidak tahu menahu sehingga kita harus berjaga-jaga, harus siaga, harus mempersiapkan sesuatu untuk anak cucu kita. Apa tega ketika kita meninggal dunia, kita tidak meninggalkan warisan berharga buat isteri, anak dan cucu?


Saudaraku, kita harus jadi berkat buat anak cucu kita. Kita harus menyadari bahwa kita punya tanggung jawab dalam membiayai hidup isteri dan anak kita. Jangan sampai lalai. Ada seorang ayah yang meninggal dunia karena serangan jantung dan meninggalkan isterinya serta 3 anaknya yang masih kecil. Bagaimana keberlangsungan hidup keluarganya ke depan? Berapa biaya hidup yang dibutuhkan untuk pendidikan anak-anaknya sampai lulus dan mandiri nanti? Semua akan dibebankan pada isterinya yang kemampuan mencari nafkahnya berbeda dengan sang suami. Sayangnya sang suami tidak menyiapkan warisan buat isteri dan anak-anaknya. Ada pelajaran yang begitu berharga dan begitu penting, yaitu kita harus berjaga-jaga dengan memiliki instrumen keuangan berupa asuransi jiwa sebab manfaatnya adalah untuk meninggalkan warisan berupa uang tunai untuk keluarga yang ditinggalkan dan masih perlu melanjutkan kehidupan yang layak dan sejahtera. Para pencari nafkah perlu memikirkan hal ini. 


 Saudaraku, ketika Daud sudah tua, ia menyiapkan warisan yang begitu berharga buat anaknya Salomo. Dia menyiapkan segala kebutuhan untuk membangun Bait Allah. Dia siapkan tukang kayu, perak, emas dan banyak hal. Daud tidak lepas tangan. Dia menyadari bahwa warisan yang berharga harus diberikan kepada anak dan cucunya. Salomo, sebagai penulis Amsal ini menyadari bahwa ayahnya adalah orang baik karena ia telah menyiapkan warisan berharga bagi anak-anaknya. Kita juga tahu bahwa Yusuf menyisihkan 20% dari tuaian yang diperoleh pada masa kelimpahan. Dia tidak habiskan seluruhnya tetapi dia berjaga-jaga untuk masa depan, yakni di masa kelaparan. Kita juga sadar bahwa hidup tidak selalu mulus, ada lika-liku. Kita tidak selamanya sehat, tetapi kelak akan sakit. Kita tidak selamanya hidup, kelak ada masanya kita meninggal dunia. Setelah meninggal dunia, kita tidak bisa siapkan warisan apapun, kita tidak bisa lagi berjaga-jaga. Waktu untuk mempersiapkan adalah hari ini ketika kita sehat. Waktu untuk berjaga-jaga adalah saat ini ketika kita masih hidup. Mari kita tiru teladan dari Daud dan Yusuf yang mempersiapkan warisan dan berjaga-jaga.


Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu 

1. Saya mau menyadari bahwa saya tidak tahu kapan meninggal dunia sehingga saya perlu mempersiapkan warisan. 

2. Saya mau menyadari bahwa asuransi jiwa dapat menjadi salah satu cara untuk meninggalkan warisan bagi isteri dan anak-anak

3. Saya mau berjaga-jaga secara finansial selagi masih sehat dan hidup.

Tuhan Yesus menopang kita. Amin.. 


Kutipan

Orang baik tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tetapi memikirkan hidup keluarganya ketika ia sudah tiada


29-04-2024

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN