DITEGUR DAN MENEGUR
(Amz 15:31) Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak.
Shalom, Saudaraku… Berbahagia orang-orang yang memperoleh hikmat-Nya, lebih berharga dari emas perak dan permata..
Saudaraku, saya telah mengenal banyak orang bijak, sukses dan maju. Setelah saya mengenal kisah hidup mereka lebih dalam, ternyata mereka banyak yang diproses dari benturan, benturan dan benturan. Ya, banyak teguran, didikan dan hajaran yang mereka alami. Sakit memang, sakit sekali. Namun proses itu harus mereka alami dan hadapi. Dari situlah mereka terbentuk menjadi pribadi yang kuat, tahan banting dan tangguh. Mereka tidak lagi manja, cengeng dan lemah tetapi mereka mandiri, kuat dan tangguh. Banyak orang mau kuat, mau hebat dan mau sukses namun ketika TUHAN berikan latihan berupa ujian, kesusahan, kesulitan, penolakan dan kegagalan, mereka berhenti dan berputus asa. Kita harus mengerti bahwa jalan menuju keberhasilan tidak ada yang mulus seperti pantat bayi tetapi jalannya terjal, curam dan berbatu. Ketika TUHAN izinkan kita ada dalam lembah kesusahan, kita harus sadar bahwa itu adalah latihan yang TUHAN izinkan agar kita maju, kuat dan tangguh.
Saudaraku, orang yang alergi dengan teguran akan sulit mengalami kemajuan. Mereka akan menjadi orang yang lemah. Orang yang anti teguran pun akan menjadi orang yang suka salah langkah karena dia berjalan menurut pandangannya sendiri tanpa mau dengar usulan atau masukan dari orang lain. Orang yang menolak teguran akan sangat rugi karena dia akan salah, salah dan salah. Tapi bersyukurlah mereka yang terbuka dengan teguran dan masukan sebab dengan demikian dia akan jauh lebih mudah dan cepat untuk memperbaiki diri. Memang ditegur itu bisa bikin sedih dan murung tetapi kalau kita tahu motivasi dan pelajaran di balik teguran, maka kita akan sangat bersyukur dan senang sekali ketika ditegur. Saya punya manajer di kantor dan beliau suka menanyakan, “apakah ada saran dan masukan supaya saya bisa bekerja lebih baik?” Waw, itu adalah pertanyaan yang sangat bagus dan rendah hati. Artinya manajer saya punya kerelaan hati untuk ditegur, dikoreksi dan dikritik. Beliau menyadari bahwa setiap masukan yang ditujukan akan membuatnya semakin baik.
Saudaraku, kita juga harus mau menegur orang lain. Hal itu bukan mau menyatakan bahwa kita lebih hebat atau lebih bagus dari orang lain melainkan hal itu menyatakan bahwa kita mengasihi orang yang kita tegur. Ya, teguran adalah wujud dari kepedulian kita kepada orang lain. Kalau orang ga ditegur, maka dia ga akan tahu salahnya di mana dan ga akan sadar kalau ada yang perlu diperbaiki dari dirinya. Contoh sederhana ya.. Ketika kita melihat orang pakai celana dengan re-sleting yang terbuka, apakah kita mau diam saja atau menegur orang itu agar ia menutup re-sletingnya? Orang yang apatis akan diam saja dan cukup tahu sedangkan orang yang peduli dan mengasihi akan menegur dia supaya dia tidak malu dan segera menutup re-sletingnya. Ya, dalam hal lain pun sama, kita harus tegur ketika orang lain salah, keliru atau ada yang perlu diperbaiki. Jangan diem saja sebab dengan diem saja maka kita tidak akan menolong orang lain. Menegur adalah wujud kasih nyata dan wujud kepedulian kepada sesama._
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya mau jadi pribadi yang kuat, hebat dan tangguh.
2. Saya mau jadi orang yang menerima teguran dan masukan sehingga saya menjadi pribadi yang lebih baik.
3. Saya mau menegur orang lain sebagai bentuk kasih dan kepedulian saya kepada orang lain.
Tuhan Yesus menolong kita. Amin.. 😊😇😃
Kutipan
Orang bijak mau ditegur supaya bisa memperbaiki diri dan mau menegur sebagai wujud kepeduliannya kepada orang lain
21-05-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar