SUKA BERTENGKAR, SOMBONG PULAK
(Amz 17:19) Siapa suka bertengkar, suka juga kepada pelanggaran, siapa memewahkan pintunya mencari kehancuran.
Shalom Saudaraku, apa kabarnya hari ini? Kiranya kita semua limpah dengan ucapan syukur dan terus bertumbuh di dalam TUHAN ya…
Saudaraku, apakah Saudara pernah melihat orang bersenggolan di jalan kemudian bertengkar? Saya pernah melihat itu dan saya merasa Prihatin. Gesekan di jalan bisa diresponi dengan 2 pilihan. Pertama, keduanya saling memaafkan dan berdamai. Kedua, yang satu marah lalu memukul, kemudian yang dipukul tersulut emosinya dan berkelahi. Saudara suka yang mana? Saya memilih yang pertama. Kita harus saling memaafkan dan berdamai. Urusan beres. Kalau sudah bersenggolan dan bergesekan, lalu ditambah lagi dengan emosi, kata-kata kasar bahkan pukulan, wah itu malah nambah kerumitan. Heran ya.. Hidup udah susah malah pengen nambah susah. Kalau udah susah, kenapa ga cari solusi yang mendamaikan? Kenapa harus bertengkar? Buat apa bertengkar? Apa gunanya? Apa manfaatnya? Ndak ada… Justru banyak ruginya dan bikin persoalan hidup tambah mumet..
Saudaraku, Salomo pun berkata bahwa siapa memewahkan pintunya mencari kehancuran. Memewahkan pintu bicara soal kesombongan. Pintu itu hal biasa, sederhana. Rumah jelek atau rumah bagus pasti punya pintu. Istana atau rumah subsidi, itu pun sama-sama punya pintu. Namun kalau hal biasa dibesar-besarkan, diagungkan, ditinggikan, maka itu bisa menuntun orang pada kesombongan. Ada orang punya mobil BMW. Dengan mobil itu, dia merasa bangga, merasa hebat dan merasa orang kaya. Dia sombong dan meninggikan diri karena mobilnya itu. Di sisi lain, ada lagi orang kaya yang punya banyak mobil yang lebih mewah dari BMW tetapi sikapnya tidak seperti orang tadi. Orang yang lebih kaya ini justru rendah hati, biasa aja, sederhana dan bersahaja. Jadi, kita mesti sadar bahwa di atas langit masih ada langit. Malu dong kalau kita sombong dengan BMW sedangkan ada orang yang biasa aja dengan mobil yang lebih mewah dari itu. Dalam segala aspek hidup, kita pun perlu rendah hati.
Saudaraku, dosa itu biasanya punya efek memar. Maksudnya apa? Kalau kita hidup dalam dosa suka bertengkar, maka kita juga hidup dalam dosa lainnya, misalnya dosa kesombongan, dosa kebencian, dosa suka berbohong dan sebagainya. Orang yang hidup dalam dosa cinta uang akan punya efek memar, yaitu hidup dalam dosa korupsi. Nah, ini bahaya sekali. Orang yang suka bertengkar biasanya adalah orang yang sombong. Kita perlu minta TUHAN selidiki hati kita, periksa hati kita, mana yang serong dan menyimpang. Jangan biarkan dosa tetap tinggal dalam diri kita. Jangan biarkan efek memar itu menyebar dan merusak hidup kita. Jangan, jangan sampai. Mari segera minta ampun kepada TUHAN, minta pemulihan dari TUHAN agar kita bertobat. Minta TUHAN sucikan hati kita dari segala kejahatan dan mari belajar hidup kudus.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau bertengkar tetapi mau saling memaafkan lalu berdamai.
2. Saya tidak mau sombong dengan apa yang saya miliki.
3. Saya tidak mau hidup dalam dosa sebab ada efek memar di dalamnya.
Tuhan Yesus menopang hidup kita. Amin… 🤝👍🤝
Kutipan
Pilihlah untuk berdamai bukan bertengkar, pilihlah untuk rendah hati, jangan sombong…!
25-06-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar