BERSAHABAT KARENA …..
(Amz 19:4) Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya.
Shalom, Saudaraku… Sebuah lirik lagu berkata, “Ku ingin selalu bersekutu dengan-Mu menikmati hadirat-Mu. Biarlah Roh-Mu tinggal dalam hidupku, sungguh indah bersama-Mu, selamanya..”
Saudaraku, banyak orang senang kalau dekat dengan orang kaya. Yes, kekayaan itu kayak magnet yang bisa membawa orang-orang dekat sama kita. Ada juga orang yang bangga kalau temennya kaya raya. Dia suka ceritakan temannya ini dan ia merasa derajatnya jadi makin tinggi karena punya teman yang kaya raya. Dengan kekayaan, orang bisa bantu sesama, kasih sumbangan, donasi dan dukungan dana. Dengan kekayaan, orang bisa bantu panti asuhan, panti jompo dan orang sakit. Ini yang bikin orang kaya bisa dikenal dan dikenang karena harta yang ia miliki dipakai dengan baik dan mulia. Ya, kita harus jadikan kekayaan kita sebagai saluran berkat buat orang lain. Kita harus kelola dengan bijaksana supaya kita bisa membantu, menolong dan memperhatikan sesama. Jangan makan kekayaan sendirian sebab orang ga akan diberkati kalau kita cuma pakai kekayaan buat diri sendiri. Namun kalau kita suka mengadakan ucapan syukur dan bersekutu bersama, maka sahabat akan semakin banyak dan senang kepada kita.
Saudaraku, sungguh malang nasib yang diterima oleh orang miskin sebab ketika hartanya menyusut maka banyak sahabat yang meninggalkan dia. Sedih bukan main. Kenapa orang bisa jadi miskin? Saya memperhatikan ada orang yang berubah hidupnya dari kaya raya menjadi miskin karena masalah karakter. Ya, karakter. Dia korupsi, mencuri uang rakyat sehingga ia masuk penjara, nama baiknya tercemar dan kehilangan kepercayaan dari banyak pihak. Satu per satu orang mundur dan kecewa dengan dia. Di masa sulit, ia kehilangan banyak sahabat. Karakter buruk itu bisa bikin orang kaya raya jadi miskin. Karena itu hati-hati. Kita harus bisa mempertahankan karakter yang benar saat TUHAN percayakan harta yang besar buat kita. Ada juga orang yang suka dunia malam, hidup glamor, hedonis dan boros. Dia suka adakan party alias pesta, hamburkan uang hanya untuk minuman keras, wanita dan kesenangan dunia. Saat duitnya masih ada, dia masih punya banyak teman. Namun saat realita kehidupan berbalik, dia jadi miskin dan sahabatnya yang dekat dengan dia mulai menjauh, menghilang dan pergi. Kenapa? Karena dasar persahabatannya bertumpu pada uang. Ngeri benar..!
Saudaraku, kita harus belajar untuk membangun persahabatan atas dasar karakter bukan uang. Kalau kita bangun relasi dengan tulus, jujur dan murni, maka apa pun yang terjadi, entah kita menjadi kaya atau menjadi miskin, maka sahabat akan tetap ada bagi kita. Seringkali kita memilih teman bukan karena karakter tapi karena uangnya. Hati-hati ya.. Orang kaya yang karakternya jelek bisa ajak kita untuk mabok dan hidup dalam dunia malam. Saya punya teman yang kaya raya. Dia ngajak saya teguk minuman keras. Saya menolak, saya tidak mau. Dia memang baik. Harga minuman keras itu mahal dan ia suka berbagi minuman keras itu. Namun apa yang dia tawarkan tidaklah bagus. Dia juga suka pesta, suka party, suka ke diskotik. Sungguh bahaya kalau kita dekat dengan orang kaya yang karakternya buruk. Lebih baik berteman dengan orang miskin yang benar dari pada orang kaya yang berkarakter buruk.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya mau menggunakan kekayaan saya untuk jadi saluran berkat bagi banyak orang.
2. Saya tidak mau alami kemiskinan karena karakter yang buruk.
3. Saya mau berteman dengan orang yang berkarakter baik bukan yang berharta banyak.
Tuhan Yesus membimbing kita. Amin.. 😇🤝😃
Kutipan
Bersahabatlah karena karakternya bukan karena uangnya.
19-07-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar