YAKINKAH KAU LURUS?
(Amz 21:2) Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.
Shalom, Saudaraku… Apa kabarnya pagi ini? Kiranya kita semua dalam keadaan baik, sehat dan gembira ya..
Saudaraku, seringkali kita melihat diri kita benar, pilihan kita bagus dan arah kita tepat. Namun seiring berjalannya waktu, orang-orang memperingatkan bahwa kita salah, serong dan sesat. Kita harus belajar untuk melihat secara objektif, menilai segala sesuatu apa adanya, jangan berat sebelah, jangan memihak, jangan mau menang sendiri. Seseorang pikir jalannya lurus untuk merokok sebab dengan merokok hatinya jadi tenang, pikiran jadi tenang. Ada juga orang yang merasa jalannya benar dengan selingkuh karena ia merasa diabaikan oleh isterinya dan tidak lagi punya hubungan yang baik. Banyak orang membenarkan dirinya sendiri karena tidak lagi objektif, tidak lagi melihat dari sudut pandang Allah. Semua menilai dirinya masing-masing dengan cara yang salah, menyimpang dan licik. Kita ingin merasa benar, bagus dan lurus tetapi setelah ditelusuri, banyak dari kecenderungan hati kita adalah dosa, dosa dan dosa.
Saudaraku, manusia melihat apa yang kelihatan di luar tetapi TUHAN menyelidiki sampai ke lubuk hati. Dia tahu motivasi hati kita. Dia mengenal niat hati kita. Ada orang yang memberi sumbangan Mobil Inova ke gereja. Wah jemaat gembira, senang bukan main. Mereka bersyukur sekali kepada orang yang memberi ini karena sudah bersedia membantu gereja punya mobil yang bagus dan layak. Perbuatannya baik, bagus dan mulia tetapi niat hatinya adalah untuk mengambil suara jemaat agar mendukungnya dalam Pilkada. Semuanya terbongkar saat ia kalah dalam Pilkada. Karena kalah, mobil yang diberikan kepada gereja ditarik kembali. Pengumuman pun disampaikan kepada jemaat dan mobil tidak jadi diberikan. Wah, wah, wah… Sungguh mengecewakan, ya? TUHAN telusuri hati kita. Kalau hati kita ga beres, maka perbuatan baik itu pun akan mendatangkan celaka.
Saudaraku, kita harus belajar rendah hati, belajar untuk menerapkan sudut pandang Allah dalam segala hal yang kita perbuat. Jangan pengennya menilai dari kacamata pribadi sebab pandangan kita seringkali serong, salah dan keliru. Jangan mengira diri benar terus. Saat orang menyakiti kita, maka kita balik menyakiti dia, kita balas dia. Banyak orang merasa diri benar, merasa itu sah-sah saja, toh saya sudah disakiti maka saya harus kasih dia pelajaran. Banyak orang yang jatuh dalam hal ini. Sudut pandang Allah tidak mengatakan bahwa kita harus membalas dengan kejahatan tetapi dengan kasih dan pengampunan. Ini yang benar..! Makanya, kita harus belajar untuk adopsi sudut pandang Allah. Kita harus menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat dalam Kristus Yesus. Jangan pakai penilaian pribadi sebab kecenderungan hati kita adalah dosa sehingga yang salah bisa dianggap benar. Tetapi di dalam Kristus, kita diajar untuk rendah hati, untuk menanggalkan setiap pikiran kita yang salah dan mulai gunakan firman TUHAN sebagai pedoman dalam hidup kita.
Puji TUHAN, hari ini kita sudah belajar dan mau menerapkan 3 hal, yaitu
1. Saya tidak mau menganggap jalan sendiri lurus padahal serong.
2. Saya tidak mau kelihatan bagus di luar tetapi hatinya busuk dan jahat.
3. Saya mau gunakan sudut pandang Allah dalam bertindak.
Tuhan Yesus menopang kita.. Amin.. ๐๐๐
Kutipan
Pikiran pribadi seringkali membenarkan apa yang salah tetapi sudut pandang Allah akan menyadarkan dan menginsyafkan kita dari dosa.
04-09-2024
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar