DOA YANG DIBENCI TUHAN

(Amsal 28:9) "Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian."


Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua.


Saudaraku, ayat ini memberikan peringatan yang tegas bahwa Tuhan tidak hanya melihat isi doa kita, tetapi juga sikap hati kita terhadap firman-Nya. Banyak orang datang kepada Tuhan dalam doa, meminta berkat dan pertolongan, tetapi di saat yang sama mereka menutup telinga terhadap firman Tuhan dan hidup dalam ketidaktaatan. Tuhan bukan sekadar pendengar doa yang pasif, tetapi Ia mencari hati yang taat. Jika kita dengan sengaja mengabaikan firman-Nya, doa kita tidak akan berkenan di hadapan-Nya. Sebaliknya, Tuhan justru menganggapnya sebagai kekejian. Ini adalah panggilan bagi kita untuk tidak hanya menjadi orang yang berdoa, tetapi juga menjadi orang yang hidup dalam ketaatan kepada Tuhan.


Saudaraku, ketika kita mendengarkan dan menaati firman Tuhan, doa kita akan selaras dengan kehendak-Nya, dan Dia akan berkenan untuk menjawabnya. Sebab doa yang sejati bukan hanya tentang meminta, tetapi juga tentang menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan dan berjalan dalam jalan-Nya. Ya, orang yang berdoa kepada TUHAN harus berusaha untuk hidup seturut dengan kehendak TUHAN. Seperti halnya baru-baru ini saya melihat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi melakukan penelusuran terhadap penyebab banjir di Bekasi. Ternyata banyak didirikan rumah, toko dan warung di sekitar bantaran sungai. Akibatnya, sungai jadi menyempit dan tidak mengalir dengan maksimal. Sungai tidak bisa menampung air dengan maksimal sehingga air meluap dan menyebabkan banjir. Penghuni dan pengembang tidak menaati hukum, sebab mereka mendirikan rumah di area terlarang, yakni di bantaran sungai. Gimana permintaan mereka mau didengarkan kalau mereka saja melanggar hukum..? Permintaan orang yang melanggar hukum akan dibenci oleh pemerintah.


Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah saya hanya berdoa kepada Tuhan, tetapi menolak firman-Nya dalam hidup saya? Apakah saya sudah sungguh-sungguh menaati hukum Tuhan? Saya pribadi belajar bahwa doa yang berkenan di hadapan Tuhan bukan hanya berasal dari bibir, tetapi dari hati yang tunduk kepada firman-Nya. Kita harus berjalan selaras dengan hukum TUHAN sehingga permintaan kita pun dikenan oleh TUHAN. Jangan kita malah bertentangan dengan ketetapan TUHAN. Masa kita bertentangan dengan karakternya tapi di waktu yang sama kita minta pertolongan dari TUHAN? Ga klop dong..! Kita harus selaras, sefrekuensi dengan TUHAN. Biarlah doa kita diterima dan disukai oleh TUHAN bukan hanya karena isi doa kita yang benar tetapi pikiran, perkataan dan perbuatan kita selaras dengan kehendak TUHAN.


Puji Tuhan, hari ini kita belajar 3 hal:

1⃣. Saya mau menjadi orang yang bukan hanya berdoa, tetapi juga mendengarkan dan menaati firman Tuhan.

2⃣. Saya menyadari bahwa doa yang sejati berasal dari hati yang hidup dalam ketaatan, bukan hanya dari kata-kata yang diucapkan.

3⃣. Saya ingin menjadikan firman Tuhan sebagai pedoman hidup agar doa-doa saya berkenan di hadapan-Nya.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk hidup dalam ketaatan, sehingga doa-doa kita menyenangkan hati-Nya. Amin. 🙏😊


Kutipan:

"Doa tanpa ketaatan adalah sia-sia, tetapi doa yang disertai ketaatan mendatangkan perkenanan Tuhan."


14-03-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN