KEBIJAKSANAAN SEJATI

(Amsal 28:11) "Orang kaya menganggap dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian mengenal dia."


Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua.


Saudaraku, kekayaan sering kali membuat seseorang merasa lebih unggul dan lebih bijak dari orang lain. Ada orang yang berpikir bahwa karena mereka memiliki banyak harta, mereka juga memiliki kebijaksanaan yang lebih tinggi. Namun, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kebijaksanaan sejati bukanlah soal kekayaan, tetapi soal pengertian yang benar. Orang kaya dalam ayat ini merasa dirinya bijak, tetapi orang miskin yang berpengertian dapat melihat dengan jelas siapa dia sebenarnya. Artinya, kebijaksanaan sejati bukan diukur dari harta yang dimiliki, tetapi dari hati yang takut akan Tuhan dan kemampuan untuk memahami kebenaran.


Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat bagaimana seseorang yang memiliki banyak harta tetapi kurang hikmat sering kali membuat keputusan yang salah. Sebaliknya, ada orang yang secara materi sederhana, tetapi memiliki pengertian yang dalam tentang kehidupan dan hidupnya penuh kebijaksanaan. Tuhan ingin kita memahami bahwa kebijaksanaan sejati datang dari hati yang rendah dan terbuka terhadap kebenaran-Nya, bukan dari status ekonomi. Namun banyak orang membiarkan dirinya dikendalikan oleh orang kaya yang punya banyak uang. Ini menyedihkan sekali. Orang yg punya uang tidak boleh jadi pengatur apalagi dalam pelayanan di gereja. Tindakan dan keputusan kita harus digerakkan oleh pimpinan dan hikmat Tuhan bukan dari orang yg memiliki banyak uang.


Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah saya mengandalkan kekayaan dan pencapaian saya sebagai ukuran kebijaksanaan? Ataukah saya mencari kebijaksanaan sejati dalam firman Tuhan? Saya pribadi belajar bahwa hikmat Tuhan lebih berharga daripada harta dunia, karena itu membawa pengertian sejati dalam hidup. Kita harus bisa menyaring setiap perkataan orang lain. Jangan telan mentah-mentah perkataan orang yg terlihat kaya raya. Gimana kalau duit yg diperoleh selama ini berasal dari korupsi, nipu dan curang lalu kita ikuti nasihatnya yg menyimpang? Nanti kita akan merugi dan masih dalam perangkap Iblis. Kita boleh dengerin nasihat orang kaya asalkan dia berhikmat di dalam Tuhan. Kita juga perlu patuhi perintah orang miskin yang bijaksana karena berpegang pada firman Tuhan. Jadi sumber hikmat sejati ialah Tuhan Allah lalu Ia pakai orang kaya maupun orang miskin untuk jadi berkat dalam memberi nasihat bagi kita.


Puji Tuhan, hari ini kita belajar 3 hal:

1⃣. Saya mau mencari kebijaksanaan sejati, bukan mengandalkan harta atau pencapaian dunia.

2⃣. Saya mau belajar dari orang-orang yang berhikmat, bukan hanya dari mereka yang kaya atau berpengaruh.

3⃣. Saya percaya bahwa Tuhan memberi hikmat kepada mereka yang rendah hati dan mencari-Nya dengan sungguh-sungguh.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk hidup dalam kebijaksanaan sejati yang berasal dari-Nya. Amin. 🙏😊


Kutipan:

"Kebijaksanaan sejati bukan diukur dari harta, tetapi dari hati yang takut akan Tuhan."


16-03-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN