KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT
(Amsal 28:12) "Jika orang benar menang, banyaklah pujian orang, tetapi jika orang fasik mendapat kekuasaan, orang menyembunyikan diri."
Shalom, Saudaraku... Kiranya damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran senantiasa memelihara kehidupan kita untuk seterusnya dan selamanya.
Saudaraku, ayat ini mengingatkan kita tentang dampak kepemimpinan dalam kehidupan masyarakat. Ketika orang benar berkuasa, banyak orang bersukacita dan merasakan keadilan. Sebaliknya, ketika orang fasik berkuasa, rakyat hidup dalam ketakutan dan penderitaan. Kita bisa melihat dalam sejarah maupun kehidupan sehari-hari, bagaimana pemimpin yang takut akan Tuhan membawa kedamaian dan kesejahteraan bagi bangsanya. Sebaliknya, pemimpin yang korup dan jahat sering kali menindas rakyatnya sendiri, sehingga orang-orang lebih memilih diam atau menyembunyikan diri daripada menghadapi ketidakadilan. Selama dipimpin 10 tahun oleh Presiden Joko Widodo, apa yang Saudara rasakan? Apakah merasa dipimpin oleh orang benar atau merasa banyak ketidakadilan?
Saudaraku, hal ini juga berlaku dalam skala yang lebih kecil, seperti di tempat kerja, dalam keluarga, bahkan dalam komunitas kecil. Jika seorang pemimpin bertindak dengan kebenaran, maka suasana yang tercipta akan penuh dengan sukacita dan keamanan. Namun, jika yang berkuasa adalah orang yang tidak adil dan hanya mementingkan dirinya sendiri, maka orang-orang di sekitarnya akan merasa tertekan dan kehilangan semangat. Apakah kita memimpin di suatu divisi? Atau kita pemimpin dalam keluarga? Kita harus memastikan bahwa kita bertindak di dalam kebenaran dan keadilan sehingga kita dihormati, disukai dan didukung. Kita harus menampilkan gaya hidup Kristus dalam gaya kepemimpinan kita. Jadilah pemimpin yang melayani dan berhati hamba sehingga banyak orang mengalami dampak positif lewat kepemimpinan kita.
Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah saya sudah menjadi pemimpin yang membawa kebaikan bagi orang lain? Ataukah saya tanpa sadar justru membuat orang lain merasa takut dan tidak nyaman? Saya pribadi belajar bahwa seorang pemimpin yang baik bukan hanya dilihat dari jabatannya, tetapi dari dampaknya bagi orang lain. Kita harus senantiasa membawa sukacita di mana pun kita berada. Jangan jadi pemimpin yang galak, licik dan egois. Kita harus belajar mengutamakan kepentingan bersama lebih dari kepentingan pribadi. Jangan memperkaya diri sendiri demi memuaskan hawa nafsu sesaat tetapi kita harus terus berusaha menjadi berkat dan membawa kedamaian bagi orang lain. Jadilah pemimpin yang memberi kesejahteraan dan sukacita bersama. Dengan demikian, suasana akan menjadi tenteram, rukun dan indah.
Puji Tuhan, hari ini kita belajar 3 hal:
1⃣. Saya mau hidup dalam kebenaran, karena kepemimpinan yang benar membawa berkat bagi banyak orang.
2⃣. Saya mau mendukung dan mendoakan pemimpin yang berintegritas agar kebenaran semakin ditegakkan.
3⃣. Saya percaya bahwa Tuhan menghendaki keadilan, dan saya mau menjadi bagian dari kebaikan yang membawa sukacita bagi sesama.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk menjadi pribadi yang benar, baik dalam kepemimpinan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Amin. 🙏😊
Kutipan:
"Pemimpin yang benar membawa kedamaian, pemimpin yang jahat membawa ketakutan."
17-03-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar