ANAK BUTUH TEGURAN, BUKAN DIBIARKAN
(Amsal 29:15, TB) "Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya."
Shalom, Saudaraku… Tuhan Yesus sayang sama kita semua.
Saudaraku, anak-anak itu ibarat kertas kosong. Kalau nggak diarahkan, ya bisa jadi semaunya sendiri. Ayat ini ngajarin kita kalau tongkat dan teguran itu bukan tanda kekerasan, tapi bentuk kasih dan tanggung jawab. Teguran yang baik akan melatih anak untuk bijaksana. Tapi kalau anak dibiarkan bebas tanpa bimbingan, akhirnya bisa bikin malu orang tuanya sendiri. Bukan karena anak itu jahat, tapi karena nggak pernah diajarin mana yang benar dan mana yang salah. Orang tua harus berani tegas untuk menegur bahkan menghukum anak. Jangan bikin kasih menjadi keliru dan berat sebelah. Kasih yg murni bukan membebaskan anak yg salah dari hukuman tetapi menegur, mendidik juga menghukum kalau anak melanggar. Kalau kebiasaan ga dihukum, anak bisa bersikap semaunya dan suka berontak
Saudaraku, kadang kita suka merasa kasihan kalau harus menegur anak. Kita pikir, "Nanti dia sakit hati, nanti dia sedih." Padahal justru karena kita sayang, kita harus berani menegur. Kalau anak ngomong kasar, kita harus ingatkan. Kalau anak malas belajar, kita tegur. Kalau anak mulai bersikap seenaknya, kita jangan diam saja. Diam itu bukan tanda bijaksana, tapi bisa jadi tanda kita nggak peduli. Anak-anak perlu tahu batasan, dan tugas orang dewasa adalah menunjukkan itu dengan kasih. Kita bisa kasih pengertian, kenapa ga boleh ngomong kasar, kenapa ga boleh malas, kenapa ga boleh bertindak semaunya. Anak itu perlu edukasi bukan cuma larangan dan perintah. Kita harus kasih tau alasannya, ceritakan sesuatu tentang karakter yg sedang kita ajarkan. Misalnya kita mau perintahkan anak untuk bekerja keras lalu kita ceritakan kisah tentang Thomas Alva Edison yg tidak pernah menyerah ketika mencoba.
Saudaraku, mari kita renungkan: apakah kita sedang membiarkan anak-anak tumbuh tanpa arahan? Apakah kita cukup tegas dalam kasih? Jangan sampai kita menyesal nanti karena anak-anak yang kita biarkan, malah jadi beban dan aib dalam keluarga. Mari kita latih mereka dengan cinta, bukan dengan amarah, tapi juga bukan dengan membiarkan semua sesuka hati mereka. Anak-anak butuh disiplin, supaya masa depannya terarah dan hatinya jadi penuh hikmat. Saya melihat banyak orang berhasil di masa kini karena ia dididik dengan baik oleh orang tuanya di masa kecil. Mereka menerima disiplin, bimbingan dan arahan yang positif dan penuh perhatian dari orang tuanya. Kita juga perlu meniru hal yang baik dari orang-orang sukses. Tanya, gimana masa kecilnya dan jadikan itu inspirasi dalam mendidik anak-anak.
Mari kita buat tiga tekad hari ini:
1⃣. Saya mau belajar menegur anak dengan kasih, bukan emosi.
2⃣. Saya tidak mau membiarkan anak bertumbuh tanpa arahan.
3⃣. Saya mau jadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan jadi teladan bagi anak-anak.
Kutipan:
"Teguran hari ini bisa menyelamatkan masa depan anak besok."
17-04-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar