KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA SUKACITA

(Amsal 29:2, VMD) "Bila pemerintah baik, orang bersukacita. Bila pemerintah jahat, semua orang mengeluh."


Shalom, Saudaraku... Semoga damai Tuhan menyertai kita semua.


Saudaraku, firman Tuhan hari ini mengajarkan bahwa kepemimpinan yang baik membawa sukacita, sedangkan kepemimpinan yang jahat menimbulkan keluhan dan penderitaan. Pemimpin yang adil dan takut akan Tuhan akan membawa kesejahteraan bagi rakyatnya, tetapi pemimpin yang korup dan menindas hanya akan menambah beban bagi mereka yang dipimpinnya. Hati yang baik belum tentu ditunjukkan dengan keputusan dan kebijakan yang menyenangkan. Seringkali keputusan tegas dan berani harus dilakukan. Contohnya ialah ketika Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat membuat keputusan untuk merobohkan salah satu tempat wisata di kawasan Puncak. Kenapa? Karena dibangunnya tempat itu tidak sesuai izin dan kesepakatan serta memicu banjir besar di daerah Bekasi dan Jakarta.


Saudaraku, dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat bagaimana kepemimpinan yang baik menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis. Begitu juga sebaliknya, kepemimpinan yang buruk menimbulkan ketidakadilan, ketakutan, dan kesengsaraan. Ada pemimpin yg hatinya jahat namun kelihatannya manis dan lembut. Nah, belum tentu yang manis dan lembut ini hatinya baik. Kita diberi peringatan oleh Alkitab bahwa ada serigala berbulu domba. Ya, ada seseorang yang buas tapi nampaknya bersahabat. Kita harus waspada dengan pemimpin seperti itu. Kita bisa lihat para koruptor. Sebagian besar dari mereka adalah pemimpin di bidangnya. Baru-baru ini adalah direktur Pertamina Patra Niaga. Dia mungkin kelihatan baik dan manis tetapi tanpa diketahui, dia banyak korupsi dan curang. Ini sungguh mengerikan..!


Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah saya sudah menjadi pemimpin yang membawa sukacita bagi orang-orang di sekitar saya? Ataukah kepemimpinan saya justru membuat orang lain merasa tertekan? Saya belajar bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kekuasaan, tetapi soal tanggung jawab untuk melayani dengan kasih dan keadilan. Kita harus benar-benar punya hati yang baik. Meskipun orang ga suka dengan gaya kepemimpinan kita yang tegas, jujur dan berani, tetapi pastikan hati kita bersih, murni dan baik. Jangan kita simpan keburukan dari hati kita. Kalau kita jadi pemimpin, pasti ada yg suka dan tidak. Makanya, jangan mengutamakan penilaian manusia. Yang harus kita utamakan ialah berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan. Yang harus kita usahakan ialah menyenangkan hati Tuhan bukan manusia.


Puji Tuhan, hari ini kita belajar 3 hal:

1⃣. Saya mau menjadi pemimpin yang memiliki hati baik meski harus tegas dan berani dalam mengambil keputusan. 

2⃣. Saya tidak mau jadi pemimpin yang kelihatannya manis dan lembut tetapi suka korupsi dan berbuat curang.

3⃣. Saya mau memimpin sesuai dengan kehendak Tuhan untuk menyenangkan hati Tuhan bukan manusia.

Kiranya Tuhan menolong kita untuk menjadi pribadi yang membawa damai dan sukacita dalam setiap peran kepemimpinan yang dipercayakan kepada kita. Amin. 🙏😊


Kutipan:

"Pemimpin yang baik membawa sukacita, tetapi pemimpin yang jahat menabur penderitaan."


04-04-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN