MEMUJI: TULUS ATAU MUNAFIK?

Amsal 29:5 (VMD)  Jika orang memberikan pujian palsu untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya, ia hanya memasang jerat pada dirinya sendiri.


Shalom, Saudaraku... Tuhan Yesus mengasihi kita semua.


Saudaraku, ada orang yang suka memuji sesamanya. Namun, ada yg memuji dengan tulus, ada juga yang memuji dengan kemunafikan. Orang yang memuji dengan kemunafikan suka melebih-lebihkan sesuatu alias lebay. Dia tidak jujur dengan dirinya sendiri dan orang lain. Dia suka bilang si A cantik, padahal dalam hatinya sendiri, ia berkata si A itu tampilannya menor dan jelek. Kenapa dia bilang si A cantik? Karena dia ingin mendapatkan perhatian dari si A, ingin dapat proyek, ingin dapat jatah, ingin dapat keuntungan pribadi. Ada juga orang yg suka memuji bos tetapi tujuannya supaya ia bisa naik jabatan dan dapat kasih sayang bos. Ini pujian yg diselimuti dengan kepalsuan dan kecurangan. Kita harus menjauh dari karakter busuk seperti ini.


Saudaraku, orang yang memuji dengan tulus akan membangun sesamanya. Ia memuji karena kejujuran hatinya. Ia tidak punya niat untuk beroleh imbalan dari orang lain. Ia dengan senang hati memuji sesamanya karena mereka layak mendapatkannya. Ia sadar bahwa memuji itu salah satu cara untuk membangun relasi dan memberi semangat untuk orang lain. Saat ada rekan kerjanya menyelesaikan tugas dengan baik, ia akan memuji kecakapannya dalam mengerjakan tugas. Saat ada temannya tampil menawan, ia akan memujinya dengan gembira. Orang seperti ini pasti disukai oleh teman-temannya. Ia tulus, jujur dan ramah. Ia memuji tanpa agenda untuk menguntungkan diri sendiri. Ia memuji karena itu yg ada di dalam isi hatinya. Ia akrab dengan orang-orang di sekitarnya dan ia menjadi berkat bagi sesama.


Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah kita orang yg cuek atau ramah dan suka memuji? Apakah kita memuji dengan tulus atau dengan kemunafikan? Mari jadi orang yg baik, ramah dan suka memuji. Sungguh, memuji itu gratis tapi indah sekali. Kita harus belajar mengungkapkannya dengan hati yg tulus dan bersih. Kalau ada sesuatu yg kurang baik, jangan kita memaksa diri untuk memuji dia, sebab nanti kita malah jadi orang yg munafik. Kalau ada yg kurang pas, tegur saja, ingatkan supaya lain kali tidak begitu lagi. Kita harus berani memuji, berani juga menegur. Yang baik, kita puji; yang kurang, kita tegur. Kita harus peka dengan kondisi seperti itu. Jangan pasang jerat terhadap diri sendiri dengan pujian yg palsu. Orang yg memuji dengan palsu akan terlihat manis di depan tapi pahit di belakang. Di depan orangnya kita berlaku baik tetapi di belakang, kita malah membicarakan keburukannya. Tentu ini akan menyakiti hati sesama. Maka, mari jaga diri kita dari kemunafikan dan mari pelihara hati yg tulus dan bersih.


Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar dan mau melakukan 3 hal, yaitu 

1. Saya tidak mau jadi orang munafik

2. Saya mau tulus dan jujur ketika memuji orang lain.

3. Saya mau menegur ketika ada yg kurang dan mau memuji ketika orang berlaku baik dan benar.

Tuhan Yesus menyertai kita. Amin 😊🫰😇


Kutipan

Pujian yang tulus menyukakan hati sesama tetapi kemunafikan melukai hati manusia.


07-04-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN