MENJADI PEMBAWA DAMAI, BUKAN PENGACAU

(Amsal 29:8, TB) "Pencemooh mengacaukan kota, tetapi orang bijak meredakan amarah."


Shalom, Saudaraku… Kiranya damai sejahtera Allah memenuhi hati dan pikiran kita hari ini.


Saudaraku, pencemooh adalah orang yang senang mengejek, mempermainkan orang lain, dan meremehkan aturan. Perkataannya penuh hinaan, tindakannya penuh kesombongan. Orang seperti ini tidak membangun, justru membuat kerusakan di mana pun ia berada. Alkitab berkata bahwa pencemooh bisa mengacaukan kota! Ini menunjukkan betapa besar dampak negatif dari orang yang suka menghina, memperkeruh suasana, dan menolak nasihat. Kata-katanya bisa menimbulkan perpecahan, kebencian, bahkan kekacauan sosial. Kita harus hati-hati, jangan sampai kita pun menjadi pribadi yang gemar mencemooh—baik di rumah, di kantor, atau di media sosial.


Saudaraku, berbeda dengan pencemooh, orang bijak hadir untuk meredakan amarah. Ia tidak membalas cemoohan dengan cemoohan, tapi menanggapinya dengan kepala dingin. Orang bijak tahu kapan harus berbicara, dan kapan harus diam. Ia mampu meredakan konflik dengan kata-kata yang lembut dan bijaksana. Saat orang lain marah, ia tidak terpancing. Ia tenang, dan mampu menjadi penengah yang adil. Inilah yang Tuhan kehendaki dari kita: menjadi pembawa damai di tengah dunia yang mudah tersulut emosi. Kita dipanggil untuk menghadirkan ketenangan, bukan pertengkaran. Kita harus belajar mengendalikan diri dan berkata dengan kasih, bukan dengan amarah.


Saudaraku, mari kita renungkan: Apakah selama ini kita menjadi pribadi yang membawa damai, atau justru memicu konflik? Apakah kita cepat tersulut emosi dan mengucapkan kata-kata pedas, ataukah kita bisa menenangkan keadaan? Dunia ini sudah cukup kacau. Jangan tambah kekacauan dengan sikap dan kata-kata kita. Jadilah terang dan garam. Belajarlah dari Kristus yang lemah lembut dan penuh kasih. Di tengah dunia yang panas dan cepat marah, kita dipanggil untuk menjadi sejuk dan bersabar. Tuhan rindu kita menjadi orang bijak yang meredakan, bukan pencemooh yang merusak. Mari kita membawa kesegaran dan kesejukan di mana pun kita berada. Mari jadi terang di tengah kegelapan.


Mari kita buat tiga tekad hari ini:

1⃣. Saya tidak mau menjadi pencemooh yang memperkeruh suasana dan mengacaukan damai.

2⃣. Saya mau menjadi pribadi yang bijak, tenang, dan mampu meredakan amarah.

3⃣. Saya mau belajar mengendalikan emosi dan berkata dengan kasih di setiap situasi.

๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜ƒ๐Ÿ™


Kutipan:

"Pencemooh menyalakan api konflik, tetapi orang bijak membawa air sejuk yang memadamkan amarah."


10-04-2025

Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN