TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN UNTUK MENEGAKKAN KEADILAN
(Amsal 29:4, BIMK) “Jika penguasa memperhatikan keadilan, negerinya akan kukuh. Tetapi jika ia mementingkan uang, negerinya akan runtuh.”
Shalom Saudaraku yang terkasih dalam Kristus. Kiranya damai sejahtera Tuhan menyertai kita di mana pun kita berada.
Saudaraku, hari ini kita merenungkan sebuah kebenaran penting tentang kepemimpinan dan keadilan. Firman Tuhan menekankan bahwa sebuah bangsa akan berdiri teguh jika para pemimpinnya menjunjung keadilan. Pemimpin yg mengasihi Tuhan akan menegakkan keadilan. Kita tahu bahwa Allah itu adil dan keadilan itu tidak berdiri sendiri sebab ada kasih Allah yg terbalut di dalamnya. Allah menyatakan kasih dan keadilan-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus yg berkorban. Maka, untuk dapat menyatakan keadilan, pemimpin harus berani berkorban. Banyak orang menentang keadilan dan melawan kebenaran. Di sinilah pemimpin harus berani menentang penyimpanan dan pembangkangan terhadap keadilan. Pemimpin harus berkorban, artinya rela dicacimaki, ditentang dan dihina oleh karena keberaniannya menentang yang salah.
Saudaraku, di sisi lain, jika para pemimpin hanya mengejar keuntungan pribadi dan menjadikan uang sebagai tujuan utama, maka kehancuran akan segera datang. Pemimpin yg cinta uang akan mengabaikan keadilan dan menghina hukum. Ini bahaya yang sangat besar. Negara akan semakin hancur kalau pemimpin hanya urus perut sendiri dan kantong pribadi. Ini ancaman yang besar dan serius bagi negara. Sama halnya di dalam keluarga. Kalau kepala keluarga hanya memikirkan uang, uang dan uang tanpa memberi kasih yang baik kepada istri dan anak-anak, maka itu adalah ketidakadilan. Mencari nafkah itu penting tetapi memberi kasih tidak boleh diabaikan. Ingat, Tuhan Yesus pernah berkata, memberi persepuluhan itu penting tetapi hal baik lainnya jangan diabaikan. Kita harus menerapkan asas keadilan.
Saudaraku, firman ini bukan hanya untuk para pejabat negara, tetapi juga berlaku bagi kita semua—karena setiap kita adalah pemimpin, minimal atas diri sendiri, keluarga, atau kelompok kecil yang kita pimpin. Pertanyaannya adalah: Apakah kita menjunjung keadilan dalam keputusan kita? Ataukah kita membiarkan uang dan kepentingan pribadi memengaruhi nilai-nilai yang seharusnya kita pegang? Kita harus bertobat bila kita menjadikan materi sebagai ukuran utama. Uang memang penting, tapi keadilan jauh lebih bernilai. Pemimpin sejati adalah akan membela yang lemah, tidak memihak demi keuntungan, dan memiliki integritas di hadapan Allah dan manusia. Tuhan sedang mencari pemimpin yang seperti ini. Mari kita jadi bagian dari orang yang menegakkan keadilan di mana pun Tuhan tempatkan kita, meskipun hanya dalam lingkup kecil.
Mari kita simpulkan dalam tiga komtimen di hari ini:
1⃣. Saya mau menjadi pribadi yang menjunjung keadilan dalam setiap keputusan saya.
2⃣. Saya tidak mau menjadikan uang sebagai tujuan hidup, tetapi menjadikan kehendak Tuhan sebagai arah hidup.
3⃣. Saya mau menjadi pemimpin yang takut akan Tuhan dan membawa pengaruh baik bagi sekitar saya.
Kiranya hidup kita menjadi terang dan garam yang memperkuat lingkungan kita dengan nilai keadilan yang sejati.
Kutipan:
“Keadilan mengokohkan bangsa, tetapi keserakahan menghancurkan masa depan.”
06-04-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar