TEGURAN YANG MEMBANGUN
(Amsal 28:23, VMD) "Tegorlah seseorang, dan dia akan bersyukur kepadamu. Hal itu jauh lebih baik daripada hanya mengatakan yang baik-baik saja."
Shalom, Saudaraku... Kiranya kasih Tuhan senantiasa memeluk diri kita.
Saudaraku, kita sering menghadapi dilema dalam berbicara kepada orang lain. Apakah kita akan menegur mereka demi kebaikan atau memilih diam dan hanya mengucapkan kata-kata yang menyenangkan hati? Ayat ini mengajarkan bahwa teguran yang benar akan membawa dampak yang lebih baik daripada sekadar pujian kosong. Kita harus menyelaraskan hati nurani dengan perkataan kita. Kalau hati nurani kita ingin menegur demi kebaikan, maka pikiran dan perkataan kita harus menyatakannya. Banyak orang hanya berani memuji karena cari aman tetapi orang akan bertumbuh lewat ketidaknyamanan bukan kenyamanan. Orang yg menikmati kenyamanan sulit untuk berkembang. Dia akan di situ-situ aja. Tetapi ketidaknyamanan akan membuat dia beralih dari level rendah ke level atas. Ketidaknyamanan itu lahir dari suatu teguran yang jujur dan membangun meski keras dan tegas.
Saudaraku, salam kehidupan, ada orang yang lebih suka mendengar hal-hal yang menyenangkan, meskipun itu bukan kebenaran. Namun, Alkitab mengajarkan bahwa teguran yang diberikan dengan kasih justru akan dihargai pada akhirnya. Orang yang ditegur mungkin awalnya tersinggung, tetapi jika ia berhikmat, ia akan menyadari bahwa teguran itu untuk kebaikannya. Kita pun harus belajar untuk terbuka terhadap setiap masukan, kritik dan teguran dari orang lain. Saya pribadi banyak alami pertumbuhan karena hinaan, cercaan, ejekan dan teguran keras. Hal itu lebih mengena dan membekas. Kalau kita mohon hikmat Tuhan, maka hal yg terkesan negatif itu justru bisa berdampak sangat positif bagi diri kita. Hinaan membuat kita kuat, teguran membuat kita berbenah.
Saudaraku, mari kita renungkan:
Apakah saya cukup berani menegur dengan kasih ketika melihat seseorang dalam kesalahan? Apakah saya bersedia menerima teguran untuk pertumbuhan diri?
Saya pribadi belajar bahwa teguran yang baik adalah bentuk kasih, bukan kebencian. Saya terus belajar untuk berani jujur dalam menyampaikan teguran. Sampai saat ini, saya berani menegur anak didik dan junior saya di kantor dengan keras dan terus terang. Mereka pun mengakui bahwa sangat amat jarang orang seperti saya yang berani menegur dan berkata terus terang tentang kesalahan mereka. Saya tidak hanya menegur tetapi saya juga memberi nasihat positif supaya ada perubahan ke arah yg positif. Saya terus belajar untuk berani menyampaikan teguran kepada orang yg sepantaran juga orang yg usia atau jabatannya ada di atas saya. Di sisi lain, saya pun terus belajar untuk menerima teguran, kritik dan masukan, baik oleh orang yg di bawah saya, sepantaran maupun yg di atas saya. Mari kita saling menegur di dalam kasih Tuhan.
Puji Tuhan, hari ini kita belajar 3 hal:
1⃣. Saya mau memberi teguran dengan kasih, bukan dengan kemarahan atau kesombongan.
2⃣. Saya mau menerima teguran dengan hati yang rendah, karena itu demi kebaikan saya.
3⃣. Saya mau lebih menghargai orang yang berani menegur saya dengan jujur daripada mereka yang hanya berkata manis tetapi menyesatkan.
Kiranya Tuhan menolong kita untuk saling membangun dalam kasih dan kebenaran. Amin. 🙏😊
Kutipan:
"Teguran yang baik adalah tanda kasih sejati, bukan penghinaan."
28-03-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar