TERLALU CEPAT BICARA
(Amsal 29:20, TB) “Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.”
Shalom, Saudaraku… π Tuhan Yesus baik dan selalu mengasihi kita!
Saudaraku, pernah nggak ketemu orang yang kalau ngomong tuh cepet banget, bahkan sebelum berpikir matang? π€― Kadang belum selesai orang lain bicara, dia sudah menyela. Belum paham masalahnya, sudah kasih komentar panjang lebar. Ayat ini menegur kita: orang seperti itu malah lebih parah dari orang bebal! Kenapa? Karena orang bebal bisa diajar, tapi orang yang buru-buru bicara biasanya keras kepala dan merasa paling benar. Dia ga mau dengar orang bicara tapi maunya didengerin terus. Dia kayak anak kecil meskipun usianya sudah dewasa. Apa-apa harus dia yang ngomong, apa-apa harus dia yang didengerin. Karakter ini sangat memalukan dan kekanak-kanakan. Kita tidak boleh jadi orang yang demikiian..! π
Saudaraku, Tuhan mau kita jadi orang yang bijak dalam berkata-kata. π Jangan cepat-cepat komentar. Jangan asal menuduh. Jangan terburu-buru kasih pendapat kalau belum dengar semuanya. Apalagi di zaman medsos sekarang, gampang banget kirim komentar, tapi kadang lupa tanggung jawabnya. Orang bijak akan tenang, mendengar dulu, baru bicara. π¬ Dia nggak reaktif, tapi reflektif. Ada juga berita tentang orang yang dengan gampangnya berkata-kata. Ada orang yang menuduh, menyebar fitnah dan kata-kata kebencian terhadap orang lain. Bisa jadi orang ini belum tau faktanya tapi sudah mengejek dan mencemarkan nama baik. DI Indonesia, ada aturan yang bisa menjebloskan seseorang apabila terjadi tindak pidana pencemaran nama baik. Kita harus hati-hati loh. Jangan asal ceplas-ceplos ketika bicara. Jangan main tuduh. Jangan semabarangan dalam berbicara. Kita harus cari tahu dulu kebenarannya. Kalau pun sudah tahu kebenarannya, jangan bicara dengan sikap yang jahat dan mau menghakimi. Kita harus bisa menguasai diri dan menyelaraskan diri dengan karakter Kristus.
Saudaraku, yuk kita merenung: Apakah kita termasuk orang yang cepat bicara tapi lambat mendengar? Apakah kita lebih sering menyela daripada mendengar? Tuhan mau kita punya mulut yang penuh kasih dan pikiran yang bijak. π§ π Jangan sampai kita bikin masalah karena lisan yang nggak terkendali. Yuk belajar menahan diri dan berbicara dengan hati yang tenang dan bijaksana. Jangan jadikan ucapan yang kotor malah merenggangkan hubungan. Jangan sampai begitu ya. Saya pernah denger orang menyapa dengan kalimat seperti ini, “Eh ibu, udah lama ga keliatan, sombong amat.” Baru saja menyapa, tapi sudah menghakimi dan mengejek dengan perkataan “sombong amat.” Kata-kata seperti ini harus kita hindari. Jangan kita menghina. Jangan kita cepat dalam berkata-kata hal yang buruk. Kita harus bisa memilah kata yang baik saat menyapa. Bicaralah yang sopan dan manis, seperti ini, “Halo Ibu Rani, apa kabarnya? Hari ini tampak ceria dan penuh sukacita ya..!” Kalimat yang indah akan menumbuhkan hubungan yang indah dan harmonis.
Tiga tekad hari ini:
1⃣. Saya mau belajar mendengar lebih dulu sebelum berbicara. π
2⃣. Saya tidak mau cepat-cepat menanggapi sebelum paham. π€
3⃣. Saya mau menggunakan kata-kata untuk membangun, bukan menyakiti. π¬❤️
Kutipan:
“Buru-buru bicara bisa melukai, tapi kata yang bijak akan menyembuhkan.”
20-04-2025
Rialdi Pasaribu
Komentar
Posting Komentar