BERSUARA BAGI YANG TAK BERSUARA πŸ—£️⚖️

πŸ“– Amsal 31:8–9 – “Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana. Bukalah mulutmu, hakimilah dengan adil dan belalah hak orang yang tertindas dan orang miskin.”


Shalom, saudara terkasih… Kiranya kasih Tuhan selalu melingkupi kehidupan kita.. 🌿


Saudaraku, nasihat seorang ibu kepada anaknya yang jadi raja ini sangat kuat dan menyentuh. Ia tidak hanya menekankan hal-hal moral pribadi, tetapi juga menyerukan panggilan untuk membela sesama. Kita diajak untuk menjadi orang yang berani angkat suara, memperjuangkan keadilan, dan membela mereka yang tidak bisa membela diri. Kita harus peka terhadap ketidakadilan dan berusaha untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan. Kita punya hati nurani yg murni dan ketika ada sesuatu yg bertentangan dengan firman Tuhan, kita harus berani bersuara. Ketika ada seorang janda miskin tidak diberi bantuan oleh pemerintah tetapi ada warga yg masih bekerja dan masih hidup layak dapat bantuan, kita harus berempati. Kita bisa suarakan keadilan kepada pihak yg memberi bantuan. Kita juga bisa bantu janda tersebut sehingga ia beroleh penghiburan. πŸ™‹‍♀️πŸ™‹‍♂️


Saudaraku, dunia yang seringkali keras dan tidak adil, banyak orang kecil, miskin, dan tertindas yang suaranya tidak terdengar. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk tidak tutup mulut dan tutup mata. Tuhan rindu agar kita punya hati seperti Kristus—penuh belas kasih dan keberanian untuk menegakkan keadilan. Kita bisa mulai dari hal kecil: tidak membiarkan ketidakadilan terjadi di lingkungan kerja, komunitas, bahkan dalam keluarga. Saya baru-baru ini juga berusaha untuk memperjuangkan keadilan untuk beberapa saya di kantor. Mereka sudah bekerja lama sebagai pegawai kontrak, sudah memberi kontribusi untuk perusahaan dan punya pengalaman bekerja. Katakan ini kelompok A. Di sisi lain ada beberapa orang dari luar yg baru direkrut sebagai pegawai, belum punya pengalaman dan belum punya kontribusi. Katakan ini kelompok B. Namun yg janggal ialah yg kelompok B diberi jabatan dan gaji lebih besar dari kelompok A. Ini yg membuat hati saya gelisah dan menyuarakan agar perusahaan memberi keadilan dan mempertimbangkan proses rekrutmen pegawai baru. Saya berharap agar kebenaran dan keadilan ditegakkan.


Saudaraku, membela orang yang lemah bukan berarti kita harus jadi aktivis besar. Tapi itu bisa berarti kita bersikap adil, jujur, dan memperlakukan semua orang dengan hormat dan kasih. Kadang, membela itu cukup dengan hadir, mendengarkan, memberi semangat, atau menyampaikan kebenaran dengan kasih. Jangan ragu buka mulut saat kebenaran dipertaruhkan, karena Tuhan berdiri di pihak yang lemah dan tertindas. Meski kelihatannya nda menguntungkan buat kita, tetapi tetaplah tegakkan keadilan. Kita ga boleh itung-itungan untung rugi ketika melakukan kehendak Allah. Kita harus ikuti tuntunan Roh Kudus. Bisa hidup dan bisa makan pun sudah anugerah Tuhan, maka kita harus mengucap syukur dengan melakukan kehendak Allah, salah satunya adalah dengan menyuarakan keadilan. Barangkali orang yg terdampak ga berani ngomong, sehingga kita harus dengan rela hati mewakili suara hatinya dan suara hati nurani untuk menyatakan keadilan.

🀝❤️


✝️ Tiga Komitmen Hari Ini:

1⃣ Saya mau membuka mulut untuk membela mereka yang tidak bisa bersuara.

2⃣ Saya mau hidup adil dan penuh belas kasih, seperti hati Tuhan.

3⃣ Saya mau berdiri di sisi kebenaran, meski itu berarti harus berbeda dari kebanyakan orang.


πŸ“Œ Kutipan Hari Ini:

"Keadilan bukan hanya soal hukum—itu soal hati yang peduli dan mulut yang berani bersuara."


πŸ—“️ 30-05-2025

✍️ Rialdi Pasaribu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

Keuntungan Hidup

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN