Kasih kepada Yesus
Matius 10:37 (TB) Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Saudaraku, Tuhan Yesus sungguh agung dan mulia. Hari ini kita akan belajar kasih kepada Yesus.
Saudaraku, kasih kepada Yesus itu tidak sesederhana yg kita pikirkan. Ketika kita baca ayat ini, apa yg ada di pikiran kita? Kiranya Roh Allah memimpin kita untuk mengerti firman Tuhan. Allah itu tidak kelihatan dan kita perlu mengasihi Allah lebih dari yang kelihatan. Banyak orang mengasihi ayah dan ibunya. Itu baik, itu bagus dan itu mulia. Tapi kalau kasih kita kepada orang tua lebih besar daripada kasih kita kepada Yesus, maka kita tidak layak bagi Dia. Beberapa anak muda sudah tidak begitu mengasihi orang tuanya. Mereka lebih mencintai pacarnya. Barangsiapa mengasihi pacarnya lebih daripada mengasihi Yesus, maka ia tidak lagi bagi Dia. Orang tua begitu mengasihi anaknya. Tetapi kalau kasih orang tua kepada anak lebih besar daripada kasihnya kepada Yesus, maka orang tua itu tidak layak bagi Dia. Yesus harus jadi yang pertama dan yg utama. Kasih kita kepada Allah harus lebih besar dari apapun. Dengan demikian, kita dipandang layak oleh Allah. Allah kita cemburu. Dia ga mau kasih kita kepada orang lain jauh lebih besar. Dia mau supaya kita mengasihi Dia lebih dulu sebab di sisi lain itu pun baik bagi kita.
Kita tahu bahwa hukum kasih mengatakan bahwa yg pertama dan yg utama ialah kasih kepada Allah. Lalu yg kedua ialah kasih kepada sesama. Nah, Tuhan Yesus bukan ngajarin kita untuk tidak mengasihi orang tua atau anak atau kekasih. Bukan itu maksudnya. Dia mau supaya kita mengasihi Dia lebih dulu. Kita perlu belajar kasih agape (kasih Allah). Kenapa? Karena ini adalah muaranya, ini adalah sumbernya, ini adalah titik utamanya. Dari mengasihi Allah, kita bisa mengasihi orang tua, anak, saudara dan kekasih dengan benar. Bahkan kita bisa mengasihi musuh kita. Kalau kita hanya mengasihi orang tua, belum tentu kita bisa mengasihi teman. Kalau kita mengasihi sahabat, belum tentu kita bisa mengasihi musuh. Tapi kalau kita punya kasih yg besar kepada Yesus dari lebih pada apapun, maka kita pun bisa mengasihi semua orang, termasuk orang tua, anak, saudara, sahabat dan musuh kita. Maksud Tuhan mengatakan ayat di atas bukanlah egois tapi ini benar-benar untuk kebaikan kita juga. Kasih Allah sungguh tidak terselami. Mari kita mengasihi Dia lebih dari apapun, lebih dari siapapun.
Mari renungkan lebih dalam -> Lukas 14:26 (TB) "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Menjadi murid Kristus itu perlu kasih yang begitu besar kepada Allah. Ayat ini mau bilang supaya kasih kita kepada Allah ga bersaing dengan kasih kita kepada orang tua, isteri, anak, saudara bahkan dirinya sendiri. Ada beberapa orang yg saya kenal, sebut saja si "D". D ini lahir dari keluarga beragama sepupu. Setelah dewasa, D pun menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Namun, tantangan, rintangan sampai penganiayaan justru menimpa si D. Keluarganya yg merupakan penganut agama yg taat sangat marah dengan keputusan anaknya yg berpindah keyakinan. D diperhadapkan pada 2 pilihan, yaitu mengasihi Yesus atau mengasihi keluarganya. Puji Tuhan, D ternyata lebih memilih mengasihi Yesus. Tapi pilihannya ini membuat dia dikucilkan dari keluarga, bahkan tidak dianggap lagi menjadi keluarga dan dia dibenci. D memikul salib demi mengasihi Yesus sebagai yg terutama dan yg pertama. Saudaraku, kalau kasih kita dibenturkan pada 2 kepentingan, antara Yesus dengan orang tua, mana yang mau kita pilih? Seorang saleh di India hendak dieksekusi mati oleh karena imannya. Sebut saja namanya J. Bersama dia ada isteri dan anaknya. J ditanya, "apakah kamu percaya Yesus?" Kalau dia tidak menyangkal imannya, maka anaknya ditembak mati. Ternyata J mengatakan bahwa ia percaya Yesus. Kemudian anaknya pun tewas. J ditanya lagi tentang imannya. J pun tetap berkata bahwa ia percaya Yesus. Isterinya pun ditembak mati. Untuk ketiga kalinya, J ditanya hal yg sama dan J tidak gentar dan dengan jelas mengatakan bahwa ia tetap percaya Yesus dan mengikut Yesus adalah keputusannya. J pun ditembak lalu mati. J tidak menyayangkan keluarganya demi kasihnya kepada Yesus. Bahkan J seolah "membenci dirinya" sendiri dan rela mati hanya untuk menyatakan kasih-Nya kepada Yesus yg ia percayai sebagai Tuhan dan Juruselamat. Kiranya kita memiliki kasih yg sedemikian besar kepada Yesus.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
✓ Kasih kepada Yesus haruslah yang paling besar dalam hidup kita
✓ Kasih kepada Yesus merupakan dasar untuk mengasihi sesama
✓ Kasih kepada Yesus membuat kita rela mengorbankan keluarga, saudara bahkan diri sendiri
Tuhan Yesus memberi kita ketenangan. Amin! 😇🙂❤😊💪🙌
Kutipan
Kasih kepada Yesus haruslah jadi yang terbesar dan terutama dalam hidup kita
18-06-2020
RP
Komentar
Posting Komentar