Bersatu dengan Allah

 1 Yohanes 4:12 (BIMK)  Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah, tetapi kalau kita saling mengasihi, Allah bersatu dengan kita dan kasih-Nya menjadi sempurna dalam diri kita.

Shalom, Saudaraku... Tuhan Yesus sayang kita semua. Hari ini kita akan belajar bersatu dengan Allah.

Saudaraku, tidak ada yg pernah melihat Allah secara kasat mata. Allah itu Roh. Kita bisa melihat sesama kita tetapi kita ga bisa melihat Allah. Saya suka kalimat berikutnya dari ayat di atas. Di situ ada kata "tetapi". Iya, betul, kita ga bisa lihat Allah tetapi...... Tetapi apa? Kalau kita saling mengasihi, Allah bersatu dengan kita. Wah, dahsyat sekali! Sungguh indah! Kita ga bisa lihat Allah tetapi Allah bersatu dengan kita. Loh kok bisa? Bisa dong! Kita hidup karena kita bernafas. Kita bernafas karena kita menghirup oksigen. Hah, oksigen? Mana oksigennya? Keliatan ga? Enggak! Tapi oksigen itu ada dalam tubuh kita. Buktinya apa? Buktinya kita masih bisa hidup sampai saat ini. Nah, meski kita tidak bisa melihat Allah namun kita bisa bersatu dengan Dia. Apa buktinya? Ketika kita saling mengasihi. Wah, indah banget ya! Kita, mahluk yg hina dan rendah ini, malah bersatu dengan Allah. Kalau Allah mau bersatu dengan kita, berarti Dia sendiri pasti menyucikan, menguduskan dan mengkhususkan kita. Bersatunya kita dengan Allah merupakan hal yg besar, hebat dan ajaib.

Saudaraku, saling mengasihi itu artinya tindakan memberi kasih dan menerima kasih. Selain memberi, kita pun perlu menerima. Kalau dalam satu ruangan tidak ada yg mau menerima kasih, semuanya maunya memberi kasih dan melayani, lalu nanti siapa yg dilayani? Kan ga ada kalau semaunya hanya memberi kasih. Nah, jadi perlu diketahui bahwa kita pun perlu belajar menerima kasih. Menerima kasih haruslah menjadi tanda bahwa kita rendah hati dan tidak bisa hidup tanpa orang lain. Menerima kasih bukan kesempatan untuk sekadar cari untung dan ingin dilayani. Ga boleh loh ya punya motivasi begitu. Di sisi lain, kita perlu sadar bahwa lebih baik memberi daripada menerima. Tak bisa dipungkiri, manusia yg individualistis akan menunjukkan sikap yg hanya ingin dilayani. Sebagai orang Kristen, kita ga boleh punya mental seperti itu. Mental orang Kristen haruslah lebih banyak memberi kasih daripada menerima. Banyak orang masih krisis kasih alias kurang kasih sayang dan kurang perhatian. Di situ kita perlu hadir. Kita perlu menyatakan kasih Allah bagi mereka. Dengan demikian, mereka pun akan merasakan bahwa Allah sungguh-sungguh bersatu dengan kita.

Saudaraku, kasih Allah menjadi sempurna di dalam diri kita ketika kita saling mengasihi. Kasih Allah selalu menyangkut pada relasi. Prinsipnya ialah saling. Jadi tidak boleh salah satu pasif dan yg lainnya aktif. Keduanya harus aktif dalam menerima kasih sekaligus dalam memberi kasih. Kasih Allah menjadi sempurna di dalam diri kita kalau kita benar-benar saling mengasihi. Identitas Allah ialah kasih. Kasih itu sumbernya dari Allah sendiri. Kasih merupakan karunia yg terbesar dan terutama. Wah, dahsyat sekali. Kasih Allah menjadi sempurna dalam diri kita merupakan hal yg indah buangettt. Mari terus mengasihi, mengasihi dan mengasihi. Mengasihi itu tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak cemburu, tidak pemarah, sabar dan suka mengharapkan yg terbaik bagi orang lain. Kasih itu indah! Kalau kita mengasihi sesama, maka itu akan memberi pengaruh positif bagi orang lain sehingga mereka pun bisa ketularan dan akhirnya mereka akan hidup juga di dalam kasih. Ayo, nyatakan kasih Kristus dan biarlah kasih-Nya sempurna di dalam hidup kita.

Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
Kita bersatu dengan Allah ketika kita saling mengasihi
✓ Kita perlu menerima kasih tapi harus lebih banyak memberi kasih
✓ Nyatakan kasih Kristus yg sempurna dalam diri kita

Tuhan Yesus menjamah kita. Amin! 😇❤🌟

Kutipan
Allah mau bersatu dengan orang yg hidupnya saling mengasihi.

29-10-2020
RP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN SUKA NIMBRUNG URUSAN ORANG LAIN

RENDAH HATI DALAM KEBAIKAN

KEPEMIMPINAN YANG MEMBAWA BERKAT