Korban Tak Bercacat
Imamat 3:1 (BIMK) Apabila seseorang mempersembahkan seekor sapi untuk kurban perdamaian, sapi itu boleh jantan, boleh betina, tetapi tak boleh ada cacatnya.
Shalom, Saudaraku... Tuhan Yesus mengasihi kita semua! Hari ini kita akan belajar korban tak bercacat.
Saudaraku, dulu orang Israel mempersembahkan korban berupa binatang, baik itu lembu, domba, burung atau bahkan ada juga hasil bumi seperti gandum. Semuanya diatur dengan jelas di dalam Hukum Taurat. Orang Israel menerima hukum itu dan menjalankannya. Segala hukum yg Tuhan sampaikan dapat dilihat sebagai wujud pernyataan kemuliaan Allah. Hukumnya sungguh jelas, detil dan tepat. Setiap hukum yg tertulis menggambarkan betapa suci dan kudusnya Allah. Saya kasih contoh begini ya. Ada seorang ketua murid di kelas. Dia buat aturan di kelas itu. Aturannya ialah di kelas boleh nyontek asal jangan ribut. Di satu sisi bagus, dia ingin minta supaya teman-temannya jangan ribut tapi di sisi lain dia membiarkan teman-temannya nyontek. Ini tentu aturan yg cacat karena ketua murid ini pun orang yg tidak sempurna, lemah dan bercela. Tuhan ga gitu. Ga ada satu hukum pun yg membiarkan dosa curi tempat. Dosa ga pernah dibiarkan masuk di dalam area hukum yg Tuhan nyatakan. Sungguh, hukum yg Allah berikan itu benar dan sempurna sebab Allah itu kudus dan suci. Mari pandang hukum Allah sebagai wujud kemuliaan-Nya!
Saudaraku, ayat ini lagi bicara tentang korban. Dulu representasinya adalah binatang. Itu semua hanya bayangan. Kini kita sudah mendengar, melihat dan merasakan ternyata Yesus yg menggenapi segala bayangan yg terdapat dalam Perjanjian Lama. Yesus menjadi korban bakaran, korban sajian, korban keselamatan, korban penghapus dosa dan korban penebus salah. Lengkap sudah! Dalam hukum Taurat, Allah meminta korbannya ga boleh bercacat. Hal ini digenapi oleh Tuhan Yesus yg tidak pernah berdosa, hidupnya kudus dan suci. Dia menjadi korban yg diserahkan oleh orang Yahudi lewat jalur salib. Anak Domba Allah disalibkan, mati dan dikuburkan. Ia dipersembahkan menjadi korban yg harum, yg berkenan bagi Allah dan menjadi alasan bagi Allah untuk mengampuni dan mengasihi manusia. Sungguh, itulah karya terbesar di dalam hidup kita!*
Saudaraku, jangan lupakan Roma 12:1 yang meminta kita untuk mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan yg hidup, yg kudus dan yg berkenan kepada Allah. Perhatikan, ada kata hidup. Jangan persembahkan diri kalau sudah mati. Ya ga ada artinya. Selagi kita diberi hidup, jadilah persembahan. Persembahan itu diberikan oleh sang tuan. Misalnya kita beri persembahan berupa uang. Uang itu kan punya kita. Terserah kita mau beri berapa untuk dipersembahkan. Artinya uang yg menjadi persembahan itu ada dalam kendali orang yg punya. Sadarlah, kita ini bukan pemilik kehidupan; Tuhanlah yg empunya kehidupan. Dia mau kita memberi diri sebagai persembahan. Kita musti belajar untuk bersedia dikendalikan dan dikuasai oleh Tuhan. Sama seperti uang tadi yg ada dalam kuasa pemiliknya demikian juga biarkanlah Tuhan berkuasa atas hidup kita. Siap sedialah jadi persembahan yg kudus dan tak bercacat!
Puji Tuhan, hari ini kita belajar
✓ Hukum Allah menyatakan betapa mulianya Dia!
✓ Yesus Kristus menjadi penggenapan sebagai korban yg tidak bercacat
✓ Biarkan Tuhan yg memiliki hidup kita menjadikan kita sebagai persembahan yg tak bercacat
Tuhan Yesus menjamah kita! Amin 😇❤🌟
Kutipan
Tuhan Yesus menjadi penggenapan sebagai korban yang tak bercacat. Mari ikuti teladan-Nya!
19-12-2020
RP
Komentar
Posting Komentar