Pelajaran Keluar dari Mesir
2 Raja-raja 17:36 (TB) Tetapi TUHAN yang menuntun kamu dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang teracung, kepada-Nyalah kamu harus berbakti, kepada-Nyalah kamu harus sujud menyembah dan mempersembahkan korban.
Shalom, Saudaraku.... Tuhan memagari hidup kita dengan kebaikan-Nya! Hari ini kita akan merenungkan pelajaran keluar dari Mesir.
Saudaraku, ayat ini merupakan perkataan seorang imam kepada bangsa Israel yg mulai masuk ke tempat pembuangan. Saya sangat terkesan dengan perkataan imam yang mengingatkan kembali bahwa Tuhan yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir dan menuntun mereka di padang gurun sampai ke tanah Kanaan. Ini merupakan peringatan yang sangat amat penting dalam kehidupan orang Israel. Ini merupakan sejarah besar yg harus melekat bagi orang Israel supaya mereka sadar bahwa Allah mereka hidup, kuat dan perkasa. Mari kita renungkan betapa dahsyatnya peristiwa ini. Pada awalnya, hanya Yusuf yg merupakan orang Ibrani, kemudian dia membawa keluarganya yg berjumlah 70 orang ke tanah Mesir, tepatnya di daerah Gosyen. Mereka senang tinggal di situ dan merasa nyaman. Di situ juga tanahnya subur. Ada satu mukjizat yg terjadi di situ, yakni mereka beranak cucu dengan cepat dan pesat. Bahkan jumlahnya menyaingi orang Mesir sendiri. Kita catat ya, ketika mereka di zona nyaman, hanya ada satu mukjizat, yaitu mereka beranak cucu dengan cepat. Tuhan mau bawa mereka keluar dari zona nyaman di tanah Mesir. Mereka udah diperbudak di sana, tapi mereka sebenarnya masih ingin tinggal di Mesir daripada harus pergi ke tanah Perjanjian. Dengan kedaulatan Tuhan, Musa dipakai untuk bawa orang Israel keluar dari zona nyamannya dan di situlah terjadi banyak sekali mukjizat. Mulai dari 10 tulah, menyebrangi Laut Teberau, dituntun dengan tiang awan dan tiang api, makan manna sorgawi, sendal swallow ga laku dan toko matahari ga laku karena alas kaki dan pakaian mereka dirawat oleh Tuhan dan masih banyak lagi. Sadarkah kita, ketika kita dibawa Tuhan keluar dari zona nyaman, Tuhan sanggup lakukan banyak mukjizat dalam hidup kita. Ketika kita tinggal di zona nyaman, sedikit sekali pengalaman rohaninya. Kita harus bersedia ikuti tuntunan Tuhan yang mau bawa kita keluar dari zona nyaman!
Saudaraku, mukjizat yang dialami oleh orang Israel ialah pengalaman sekali seumur hidup dan itu hanya dirasakan oleh mereka. Bayangin, ga ada bangsa manapun yg mengalami mukjizat itu dan mukjizat semacam itu tidak akan pernah terjadi lagi. Betapa perkasanya Tuhan dan betapa sayangnya Allah kepada umat Israel. Tapi gini saudaraku, mukjizat itu sama sekali tidak menjamin keimanan kita kepada Allah. Belum tentu orang yg sembuh dari penyakit kanker dalam nama Yesus akan setia kepada Yesus seumur hidupnya. Belum tentu orang yg lumpuh dan bisa berjalan oleh kuasa Allah akan hidup melayani Tuhan. Buktinya apa? Itu loh orang Israel, udah banyak banget alami mukjizat tapi masih meragukan Allah bahkan masih sempat-sempatnya nyembah anak lembu emas. Bayangin! Betapa ngerinya keimanan mereka. Udah liat mukjizat tapi tetap ga takut dan ga hormat kepada Allah. Ini benar-benar menandakan bahwa mukjizat tidak menjamin keimanan kita. Kita harus alami Kristus setiap hari entah itu pernah alami mukjizat atau tidak pernah. Hubungan kita dengan Allah jauh lebih penting daripada 100 mukjizat kesembuhan. Jadi, jangan fanatik dengan mukjizat. Jangan berhalakan mukjizat. Muliakanlah Tuhan. Fokus dengan Kristus yg sanggup lakukan mukjizat!
Saudaraku, kita perlu berbakti kepada Allah, sujud menyembah dan mempersembahkan korban. Ini adalah unsur yg penting dalam hidup kita. Dalam menjlani hidup ini, belajarlah untuk setia. Jangan biarkan hidup kita larut dan berbaur dengan keinginan dunia ini. Berbakti, sujud dan mempersembahkan korban itu kalau disimpulkan ialah menyembah Allah. Hidup kita harus erat dengan Allah dalam gaya hidup pujian penyembahan. Ini yg akan buat hubungan kita dengan Allah makin intim dan solid. Tanpa mengagungkan mukjizat, ia akan menerima mukjizat karena Allah mengasihi hidupnya. Ingatlah kisah Paulus dan Silas ketika menyembah Allah tengah malam di penjara. Itu rumah tahanan goyang, gempa terjadi, sel-sel penjara terbelah dan belenggu mereka pun lepas. Boom! Mukjizat terjadi! Apakah mereka mengutamakan mukjizat? Enggak, mereka utamakan hubungan dengan Tuhan. Mukjizat itu mengikuti setiap orang yg bangun hubungan dengan Tuhan. Percayalah! Mari kita nikmati gaya hidup pujian dan penyembahan!
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
✓ Di luar zona nyaman, Tuhan sanggup lakukan banyak mukjizat
✓ Iman dibangun karena hubungan kita dengan Allah bukan karena mukjizat.
✓ Persembahankan diri kita dalam gaya hidup pujian dan penyembahan
Tuhan Yesus mengurapi kita! Amin 😊❤😇
Kutipan
Mukjizat tidak menjamin keimanan seseorang tetapi hubungan dengan Allah pasti membuat iman kita kokoh!
04-02-2021
RP
Komentar
Posting Komentar