Berpikir Hari Kematian
Pengkhotbah 7:4 (VMD) Orang bijak berpikir tentang kematian, tetapi orang bodoh berpikir hanya tentang waktu yang baik.
Shalom, Saudaraku.. Ku tak membawa apapun juga saat ku sayang ke dunia. Ku tinggal semua pada akhirnya saat ku kembali ke surga. Hari ini kita akan belajar berpikir hari kematian.
Saudaraku, kita perlu menjadi pribadi yg berhikmat dan belajar untuk hidup bijaksana. Kita perlu mengusahakannya dan berpikir untuk memperolehnya. Jangan jadi orang yg malas dan tidak mau belajar. Jangan jadi orang bodoh yg memandang remeh pengajaran dan menganggap hina nasihat. Kita harus sadar bahwa hari-hari ini adalah jahat sehingga kita harus menggunakan waktu yg ada dengan baik. Kehendak Tuhan perlu jadi prioritas dan perkara yang terngiang-ngiang di kepala kita. Kenapa? Karena dari segala kuasa, pada akhirnya kedaulatan Tuhanlah yang ditegakkan. Kalau kita hidup di luar Tuhan, runtuhlah kita, binasalah kita. Orang bodoh tidak akan peduli dengan apa yg menjadi kehendak Tuhan tetapi orang bijak akan memperhatikannya dan menghayati firman Tuhan. Mari pilih hidup yg berhikmat!
Saudaraku, saya mengenal satu pendeta yang banyak mengajar saya. Beliau melayani di Surabaya. Beliau mengungkapkan bahwa dirinya suka sekali melayani di ibadah penghiburan. Di sanalah ia dapat merenungkan akhir hidup dan menyampaikan kebenaran untuk setiap orang yg berduka. Bahkan beliau menyatakan bahwa ia lebih suka melayani di rumah duka daripada di acara pernikahan. Saya terkesan ketika mendengar pernyataan itu. Saudaraku, orang bijaksana lebih suka ke rumah duka daripada rumah pesta. Orang bijaksana memikirkan tentang kematian. Orang yg memikirkan tentang akhir hidup akan menjalani hidupnya dengan baik, benar dan lurus. Ia mempersiapkan dirinya senantiasa untuk menjadi korban yang berkenan kepada Allah. Tau korban? Ya, korban itu dipersiapkan untuk disembelih. Korban akan dimatikan untuk dipersembahkan bagi Allah. Kita tahu tentang Roma 12:1 yang menasihatkan kita untuk menjadi korban yang berkenan kepada Allah. Nah, jadilah korban itu! Korban yg kudus dan tak bercacat. Pikirkanlah hari kematian kita sehingga kita beroleh bijaksana dalam menjalani hidup.
Saudaraku, berbeda dengan orang bijak, orang bodoh lebih suka pergi ke rumah pesta. Dia lebih suka bersenang-senang. Ia hanya memperhatikan waktu-waktu yg baik, yg menyukakan dirinya dan menguntungkan dirinya. Hidupnya dipakai untuk senang-senang saja. Dia ga mau ribet, ga mau alami yg buruk sehingga dia ga siap kalau diperhadapkan pada sesuatu yg tak terduga. Orang bodoh tidak peduli dengan akhir hidup. Yg dia pikirkan adalah hari ini saya bahagia, hari ini saya senang, hari ini saya pesta. Bersukacita itu boleh, sangat boleh, tapi jangan tiru orang bodoh yg inginnya hidup senang saja dan menolak kesusahan. Perhatikan ucapan bahagia saat Yesus berkhotbah di bukit. Yang berbahagia ialah yang miskin, yg berdukacita, yang lapar dan haus, yg murah hati, yg dianiaya. Bertolak belakang banget dengan versi orang bodoh. Orang bodoh mengatakan yang berbahagia itu yg punya duit, yg bisa adakan pesta mewah, yg punya harta banyak, yg ga alami penderitaan dan yang kaya raya. Jangan sampai terjebak dengan ajaran orang bodoh. Ini sangat menyesatkan dan memilukan. Mari tolak pola pikir orang bodoh yg berpikir pendek dan berujung pada kesia-siaan.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
✓ Jadilah orang yg bijaksana dalam menjalani hidup ini
✓ Orang bijaksana akan berpikir tentang akhir hidup, tentang kematian.
✓ Jangan pernah miliki pola pikir orang bodoh
Tuhan Yesus menolong kita! Amin ❤😊😇
Kutipan
Orang bodoh terus mengejar kesenangan; orang arif selalu memikirkan kematian.
12-04-2021
RP
Komentar
Posting Komentar