Jangan Bodoh dan Bebal
Yeremia 4:22 (BIMK) TUHAN berkata, "Bodoh sekali umat-Ku itu, mereka tidak mengenal Aku. Mereka seperti anak-anak bebal belaka tanpa pengertian sedikit pun juga; mahir dalam kejahatan, gagal dalam kebaikan."
Shalom, Saudaraku... Tuhan kami berlumuran dosa, Tuhan sudilah ampuni kami! Hari ini kita akan belajar jangan bodoh dan bebal
Saudaraku, seringkali kita tidak menyadari kondisi kita itu seperti apa. Sebagai guru les, saya suka mendapati seorang murid yg tidak tahu kemampuan dirinya yg sebenarnya. Saat ditanya, apakah kau bisa mengerjakan soal 1-5? Ya bisa, itu gampang. Ehmm, okaii... Coba kerjakan nomor 1 ya. Ternyata nomor 1 udah ga bisa, oke gpp, abis itu diajarin. Eh, nomor 2 ga bisa lagi. Saya mulai ingatkan, katanya bisa, katanya gampang. Dia pun diam. Nomor 3 sampai 5 pun ternyata ga bisa. Ngomongnya bisa, kelihatannya pintar tapi nyatanya ga bisa, ternyata kurang pintar. Ya, kita pun mungkin seperti itu. Kita rasa kita ini saleh, baik, pintar, alim, tapi bisa jadi nyatanya ga gitu, nyatanya jauh dari apa yg kita katakan dan rasakan. Kita perlu menyadari kejatuhan kita ke dalam dosa. Itu membuat kita buta, gelap dan bodoh. Kalau kita diam dalam kebodohan, maka sulit sekali bagi kita untuk mengenal Tuhan. Orang bodoh itu sulit diajar. Mungkin bukan karena otaknya yg kurang tapi karena kemalasannya. Tuhan suruh kita belajar dari semut supaya rajin, Tuhan ajarkan kita baca amsal supaya tidak bodoh. Mari bangkit dari kebodohan, jangan diam dan terjerat di dalamnya!
Saudaraku, ada yg lebih buruk dari orang bodoh, yaitu orang bebal. Orang bebal ini sukar mengerti. Sulit sekali. Kerjanya membantah, melawan dan membangkang. Dikasih tau, ga mau ngerti. Sulit sekali kasih tau orang ini. Mungkin bahasa sehari-harinya ini orangnya suka ngeyel. Inilah bebal. Kita tahu yang benar tapi kita ga kerjakan, itu dosa loh. Saya jadi ingat kisah Samaria yang baik hati. Ada seorang yg setengah mati dirampok oleh penyamun. Seorang imam lewat, orang Lewi pun lewat, tapi mereka ga bantu korban yg kesakitan ini. Imam ini ga berbuat jahat. Dia lewat doang. Orang Lewi ga ngerampok. Dia lewat doang. Kemudian ada seorang Samaria, dia tergerak oleh belas kasih dan menolong korban itu. Siapa diantara mereka yg menjadi sesama manusia? Ahli Taurat jawab orang yang telah menunjukkan belas kasih itu loh. Jadi, imam sama orang Lewi itu sesama manusia atau bukan? Woahh, berarti bukan dong ya? Iya! Kenapa? Karena mereka tau yg benar tapi ga dilakukan. Bisa jadi kita juga di posisi imam dan orang Lewi itu. Hati kita bebal, pikiran kita bebal, harusnya kita lakukan firman, tapi kita menghindar dan cari alasan. Itu adalah jenis hati yg ga mau menerima pengertian, bebal dan sukar mengerti. Teorinya mungkin ngerti, tapi saat harus praktik, hatinya mulai bebal. Oh Tuhan, tolong kami agar tidak bebal lagi!
Saudaraku, coba kita lihat diri kita, apakah kita ini mahir dalam kejahatan, gagal dalam kebaikan? Kita di posisi yg mana? Saudaraku, sebenernya ga ada posisi netral dalam hidup ini. Ada benar dan jahat, ada sorga dan neraka, ada kasih dan benci. Ga bisa kita diam di posisi netral. Kalau kita ga mengasihi, nanti rasa benci yg menempati ruang hati kita. Kita ga bisa memilih untuk ga kasih dan ga benci. Kalau kita ga mengasihi, nanti benci yg bakal ngisi. Kalau kita mahir dalam kebenaran, kita ga akan mahir dalam kesalahan. Kita pasti menempati satu posisi saja. Kita ga bisa diam di posisi netral. Saat orang membawa damai, menjadi penengah, apakah dia di posisi netral? Sebenernya engga, kalau dia bawa damai Allah, dia berpihak pada yg benar, bukan yg salah. Jadi bukan posisi netral yg dia tuju. Saudaraku, hati-hati dengan posisi hidup kita. Jangan sampai kita dipandang mahir buat kejahatan oleh Allah dan gagal dalam kebaikan. Ini posisi yg menyedihkan dan mengerikan sekali. Mahir dalam buat kejahatan itu ditandai dengan pikiran kreatif untuk buat dosa, berani dan nekat lakukan kecemaran, berani mempertontonkan aib dosanya dan lain sebagainya. Di akhir zaman ini, akan tampil orang-orang yg tidak mempedulikan agama, yg menunjukkan bahwa dirinya mahir dalam kejahatan, yg tidak malu terhadap aibnya sendiri, yg hidupnya bodoh, bebal dan tidak mau diajar. Waspadalah!
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
✓ Mari bangkit dari kebodohan dan jangan terjerat di dalamnya.
✓ Jangan memelihara hati yg bebal, yg tidak mau mempraktikkan firman Tuhan
✓ Jangan jadi pribadi yg mahir dalam kejahatan.
Tuhan Yesus melindungi kita! Amin 🌸☀️🙏
Kutipan
Hindari kebodohan, kebebalan dan kejahatan
28-04-2021
RP
Komentar
Posting Komentar