Mukjizat Kesembuhan Terakhir
Lukas 22:51 (VMD) Yesus mengatakan, “Hentikan itu. Sudah cukup.” Yesus menyentuh telinga orang itu dan menyembuhkannya.
Shalom, Saudaraku.... Tuhan Yesus tidak berubah, tak berubah selama-lamanya. Hari ini kita akan belajar mukjizat kesembuhan terakhir.
Saudaraku, waktu itu Yesus akan ditangkap oleh suatu rombongan dan di dalamnya ada Yudas Iskariot. Petrus ada di situ. Dia keluarkan pedang dan memotong telinga kanan hamba imam besar. Seeettttttt, putus itu telinga. Petrus kelihatannya ingin berperan sebagai pahlawan, ingin melindungi Tuhan Yesus dari bahaya. Wuih, kelihatannya hebat sekali ya. Tapi apakah itu yg Yesus butuhkan? Apakah Yesus perlu perlindungan dari manusia? Apakah Dia perlu dibela? Ternyata enggak loh. Tindakan Petrus ternyata bukan perilaku yg terpuji bagi Yesus. Beberapa kali mungkin kita pernah melakukan sesuatu yg kita kira bagus, hebat dan luar biasa tapi pada kenyataannya itu buruk, jahat dan tidak terpuji. Contohnya, ada kita sedang jalan sama pasangan. Tiba-tiba ada orang mengikuti dari belakang terus-menerus. Kita merasa curiga kemudian memukuli orang itu, menghabisinya sampai di babak belur. Dia merasa hebat, merasa diri pahlawan karena berhasil menghabisi orang itu. Tapi tapi tapi, kekasihnya malah kecewa dengan tindakan si cowok. Dia sedih karena cowoknya kasar, bengis dan jahat. Saudaraku, setiap tindakan yg kelihatannya heroik ga selalu benar, tepat dan terpuji. Kalau kita keliru, itu justru bisa jadi bumerang, bisa membuat kita malu dan menyesal.
Saudaraku, Yesus sudah banyak melakukan mukjizat kesembuhan. Orang buta, tuli, lumpuh, bisu, pendarahan, demam, kusta, kerasukan setan sampai orang mati pernah ditangani oleh Yesus. Satu per satu Tuhan sembuhkan. Namun sadarkah kita bahwa mukjizat kesembuhan terakhir yg Yesus lakukan ditujukan kepada orang yg ingin menangkapnya? Dahsyat sekali! Yesus bukannya seneng dibela oleh Petrus. Dia justru tegur Petrus yg bertindak semena-mena dan menyerang lawan. Yesus ga kayak Petrus yg melukai. Dia justru menyembuhkan musuh-Nya. Ga masuk akal kedengarannya. Tapi itulah yang Yesus lakukan. Dia sembuhkan orang yg mau tangkap dia. Bayangin.... Kasih Yesus sungguh indah, pol polan. Ini pun mukjizat satu-satunya yg Yesus lakukan yaitu menyembuhkan telinga seseorang yg sudah potong. Itu keluar darah loh. Dagingnya mungkin keliatan. Yesus ga ngomong, "rasain lu..!!" Enggak loh. Dia justru datang dan menyentuh telinga orang itu lalu dia pun sembuh. Luar biasa!
Saudaraku, rombongan itu menjadi saksi mata, menjadi saksi nyata bahwa Malkhus, seorang hamba Imam Besar yg telinganya putus telah sembuh oleh tangan Yesus. Perhatikan, meskipun mereka sudah jadi saksi mata dari mukjizat ajaib yg Tuhan kerjakan, mereka tetap menangkap Yesus dan menyerahkan Dia untuk diadili. Tak satu pun dari mereka dikatakan bertobat dan jadi pengikut Kristus. Ini menandakan bahwa mukjizat tidak menjamin keimanan seseorang, tidak menjamin seseorang mau percaya kepada Kristus. Rombongan ini lebih tunduk pada perkataan Imam Besar dan kumpulan orang yg membenci Yesus. Rombongan itu ga takut dan ga hormati Yesus yg penuh dengan kasih dan kuasa. Maka saudaraku, jangan taruh iman kita pada mukjizat ya. Ga ada jaminan pasti di dalam mukjizat. Yg perlu kita tumbuhkan ialah iman yg timbul dari pendengaran akan firman Kristus. Kalau kita baca dan renungkan firman, maka kita akan beroleh pengenalan akan Tuhan yg makin hari makin bertambah. Mau ada atau tidak ada mukjizat pun, kita masih bisa berkobar-kobar di dalam Tuhan.
Puji Tuhan, hari ini kita sudah belajar
✓ Tindakan heroik belum tentu benar, baik dan terpuji. Kalau keliru, itu adalah kesalahan besar.
✓ Mukjizat kesembuhan yg terakhir dinyatakan kepada musuh, yakni orang yg ingin menangkap Dia
✓ Mukjizat bukanlah jaminan bagi seseorang untuk bertobat dan percaya.
Tuhan Yesus menjaga kita! Amin ❤😇🥳
Kutipan
Pribadi yg penuh kasih memilih untuk menyembuhkan musuh bukan melukainya
18-06-2021
RP
Komentar
Posting Komentar